Sukses

Saham Terus Anjlok, Retail Pakaian Gap PHK Lagi 500 Karyawan

Gap memberhentikan lebih dari 500 karyawan dalam upaya memangkas biaya dan menjadi lebih efisien.

Liputan6.com, Jakarta Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kini melanda industri retail di Amerika Serikat.

Melansir CNBC International, Rabu (26/4/2023) perusahaan retail Gap memberhentikan lebih dari 500 karyawan dalam upaya memangkas biaya dan menjadi lebih efisien. 

Tidak diketahui secara pasti mengenai pengurangan pegawai Gap, namun dilaporkan PHK akan berdampak pada lebih dari 500 atau lebih pegawai di perusahaan itu, menurut seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut.

"Tujuan kami adalah meratakan organisasi, meningkatkan rentang kendali untuk menciptakan peran yang lebih kuat dan pemberdayaan individu, serta mengurangi lapisan untuk menghilangkan hambatan dan membuat keputusan yang lebih baik dan lebih cepat," kata Bob Martin, ketua dan CEO interim Gap, kepada karyawan dalam sebuah memo pekan lalu.

Menyusul kabar PHK, saham Gap merosot hingga 6 persen pada Selasa (25/4). Saham retail tersebut telah anjlok lebih dari 16 persen tahun ini.

Sebelumnya, Bob Martin mengatakan bahwa Gap berencana untuk mengurangi lapisan manajemen dalam upaya "meningkatkan kualitas dan kecepatan pengambilan keputusan."

Perubahan tersebut akan menghasilkan penghematan sebesar USD 300 juta, untuk paruh pertama tahun fiskal 2023, ungkap Martin.

Pada saat itu, perusahaan tidak mengungkapkan jumlah total posisi yang akan dipangkas sebagai bagian dari restrukturisasi keseluruhan, tetapi mencatat bahwa akan memberhentikan posisi chief growth officer, yang sebelumnya dipegang oleh Asheesh Saksena.

"Setiap merek kami sekarang memiliki struktur kepemimpinan yang konsisten yang berfokus pada memberikan keunggulan bagi pelanggan kami dengan meningkatkan desain dan kreativitas merek, berfokus pada merchandising ujung ke ujung, dan memberikan pengawasan yang lebih baik terhadap pengalaman pelanggan di semua pasar dan saluran," kata Martin dalam sebuah panggilan telepon pada bulan Maret.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Gap Alami Kerugian di Tahun 2020 dan 2022

Karyawan yang terkena dampak PHK di divisi sumber internasional Gap telah diberitahu tentang PHK pada 18 April, sementara mereka yang berada di kantor pusat San Francisco akan diberi tahu pekan ini, menurut sumber.

Sebagai informasi, pengecer pakaian Gap - yang mencakup merek lainnya yakni Old Navy, Banana Republic, dan Athleta  telah mengalami tahun yang sulit karena berjuang dengan penurunan penjualan, tingkat inventaris yang membengkak, dan pencarian CEO permanen.

Dalam tiga bulan yang berakhir pada 28 Januari, Gap membukukan penjualan sebesar USD 4,24 miliar, tetapi melaporkan kerugian bersih sebesar USD 273 juta, atau 75 sen per saham.

Pada tahun 2021, Gap sempat menghasilkan laba bersih tahunan tetapi melaporkan kerugian bersih pada tahun 2020 dan 2022.

Per 28 Januari, Gap mempekerjakan sekitar 95.000 anggota staf, 81 persen di antaranya bekerja di lokasi ritel.

3 dari 4 halaman

Bisnis Loyo, 3M PHK 6.000 Karyawan di Seluruh Dunia

Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terus berlanjut di Amerika Serikat, kali ini di konglomerat industri multinasional, 3M Companny.

Mengutip US News, Rabu (26/4/2023) 3M Co mengungkapkan akan memangkas atau PHK sekitar 6.000 pekerjanya secara global dalam putaran kedua PHK tahun ini.

PHK di 3M terjadi ketika perusahaan itu berupaya mengendalikan biaya di tengah berkurangnya permintaan untuk barang elektronik konsumen di tengah ancaman resesi.

Keputusan PHK 3M juga muncul seiring kondisi ekonomi yang tidak pasti bersama dengan kenaikan suku bunga dan inflasi di AS yang sangat tinggi, mendorong sejumlah besar perusahaan di negara itu merampingkan pengeluaran dalam beberapa bulan terakhir.

3M mengatakan pada Selasa (25/4) bahwa pihaknya akan mengalihkan fokusnya ke bisnis dengan pertumbuhan tinggi, termasuk elektrifikasi otomotif dan perbaikan rumah, dan memprioritaskan area pertumbuhan yang muncul seperti teknologi iklim dan elektronik konsumen di masa mendatang.

Chief Financial Officer 3M, Monish Patolawala mengungkapkan melalui panggilan telepon dengan analis bahwa, bisnis elektronik konsumen perusahaan telah menurun hingga 35 persen pada kuartal pertama tahun ini.

"Sehubungan dengan kuartal pertama tahun lalu, konsumen telah mengubah pola pengeluaran mereka ke lebih banyak barang non-diskresioner dan pengecer secara agresif mengurangi tingkat persediaan mereka," beber Patolawala.

Selain PHK, perusahaan elektronik itu juga dikabarkan akan melakukan restrukturisasi, yang diperkirakan akan mencakup semua unit termasuk bisnis, dan geografi. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi lapisan manajemen dan memperkecil ukuran perusahaan, kata 3M.

4 dari 4 halaman

3M Sudah Kurangi 10 Persen Karyawan di 2023

Seperti diketahui, 3M sebelumnya telah melakukan PHK di awal tahun ini.

Beberapa waktu lalu, perusahaan mengumumkan pengurangan 2.500 karyawan. Dengan PHK putaran kedua, perusahaan kini telah mengurangi total tenaga kerja globalnya sebesar 10 persen.

3M kini berupaya mengambil total biaya restrukturisasi sebelum pajak sebesar USD 700 juta hingga USD 900 juta, dengan sekitar setengahnya untuk pada tahun 2023 dan sisanya pada tahun 2024.

"Dinamika pasar tampak beragam, tetapi kami terus berhati-hati dalam mengelola biaya/pengeluaran yang seharusnya, dari waktu ke waktu, mendukung profitabilitas karena perusahaan menavigasi lingkungan makro yang lambat," demikian menurut analis Citi dalam sebuah catatan. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.