Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso optimistis pertumbuhan kredit BRI bisa tetap tumbuh positif. Padahal, kondisi saat ini diakuinya tengah dihadapkan oleh berbagai tantangan.
Sebut saja, tantangan ekonomi global yang menurut prediksi sejumlah lembaga, seperti Dana Moneter Internasional (IMF) hanya tumbuh 2,8 persen di 2023 ini. Kemudian, Indonesia berpotensi mengakami resesi meski hanya 2 persen.
Baca Juga
Keadaan ini, menurut Sunarso tidak membuat perseroan gentar. Malahan, dia melihat ada peluang untuk BRI tetap tumbuh di tahun ini. Seriring dengan prediksinya terhadap industri perbankan yang masih akan tumbuh positif.
Advertisement
“Sehingga prospek dan kinerja industri perbankan khususnya BRI juga akan lebih baik di tahun 2023, dengan kredit BRI kami proyeksikan mampu tumbuh di level 10-12 persen dan didukung oleh pertumbuhan pada segmen UMKM khususnya Mikro dan Ultra Mikro," ungkapnya dalam Konferensi Pers Kinerja Keuangan Triwulan I-2023, Kamis (27/4/2023).
Mendukung optimismenya, Sunarso mengungkap pihaknya melakukan efisiensi. Misalanya, keberhasilan BRI yang tercermin dari rasio BOPO, CER dan CIR yang membaik dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
BOPO tercatat 64,47 persen, semakin baik dibandingkan BOPO pada Kuartal I 2022 sebesar 68,26 persen. Rasio Cost Efficiency Ratio (CER) juga tercatat semakin membaik dari 45,68 persen di akhir Kuartal I 2022 menjadi 42,69 persen di akhir Kuartal I 2023, dan Cost to Income Ratio (CIR) BRI semula 42,23 persen menjadi 41,83 persen.
Jaga Rasio Keuangan
Dengan pertumbuhan bisnis dan profitabilitas yang kuat tersebut, BRI mampu menjaga rasio keuangan pada level yang baik. Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank berada pada level 84,94 persen, menunjukkan kondisi likuiditas masih sangat memadai untuk mendukung pertumbuhan bisnis ke depan.
Tak hanya itu, BRI juga mampu menjaga kondisi permodalan yang kuat dengan CAR mencapai 24,98 persen berada di atas minimum ketentuan regulator yang sebesar 17,5 persen (setelah memperhitungkan implementasi Basel 3) dan risk appetite perusahaan sebesar 19 persen.
“Dengan rasio kecukupan modal yang sangat memadai tersebut, BRI mampu mengantisipasi seluruh risiko utama yang terjadi dalam pengelolaan bank baik risiko pasar, risiko kredit maupun risiko operasional serta mendukung pertumbuhan bisnis ke depan secara jangka Panjang”, ungkap Sunarso.
Advertisement
Catat Laba Rp 15,56 Triliun
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan laba sebesar Rp 15,56 triliun di kuartal I 2023 secara konsolidasi. Angka ini meningkat 27,37 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan ini menjadi satu bukti dari komitmen perseroan terhadap konsistensi kinerja yang dijalankan. Padahal, kata dia, saat ini dunia global tengah dihantui oleh berbagai tantangan dari sisi finansial.
"Ditengah gejolak itu, di 3 bulan pertma 2023 BRI bisa catatkan kinerja keuangan yang positif dan tak lepas dari komitmen BRI yang ingin tumbuh signifikan yang bertumpu pada UMKM," ujarnya dalam konferensi pers Kinerja Keuangan Triwulan I 2023, Kamis (27/4/2023).
"Hingga akhir kuartal I (2023) BRI grup mencetak laba Rp 15,56 triliun atau tumbuh 27,37 persen secara tahunan. Dari sisi aset BRI catatkan pertumbuhan aset 10,48 persen jadi Rp 1.822,97 triliun, ini tka kepas komitmen BRI yang mampu menciptakan value yang konsisiten yang fokus di UMKM dengan risk manajemen yang baik," sambung Sunarso.
Kredit Tumbuh Positif
Sementara itu, dari sisi penyaluran kredit, seluruh segmen kredit tumbuh positif. Catatan ini paling besar dikontribusikan dari sektor mikro yang tumbuh 11,18 persen menjadi Rp 1.180,12 triliun.
"Khusus UMKM porsinya 83,86 persen dari total kredit BRI atau setara Rp 989,64 triliun," ujarnya.
Demikian juga dengan kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit yang diimbangi dengan pengelolaan manajemen risiko yang pruden. Sunarso menyebut, ini terlihat dari rasio non-performing loan (NPL) pada akhir Kuartal I 2023 tercatat sebesar 2,86 persen atau membaik dari periode yang sama tahun lalu sebesar 3,09 persen.
"Kualitas kredit membaik, BRI sediakan cadangan yang baik dengan NPL coverage ratio dengan 282,49 persen. Ini langkah antisipatif dan upaya mitigasi risiko adanya ketidakpastian global dan risiko kenaikan suku bunga dan hadapi risiko inflasi global," bebernya.
Advertisement