Sukses

Puncak Arus Balik di Bandara Halim Perdanakusuma pada 25 April 2023, Jumlah Penumpang Berangsur Normal saat H+4 Lebaran

Bandara Halim Perdanakusuma mencatat masing-masing jumlah penumpang sebanyak 15.615 dan 14.504 orang dengan 136 dan 137 penerbangan saat puncak arus balik pada 25 dan 26 April 2023.

Liputan6.com, Jakarta - General Manager Bandara Halim Perdanakusuma Kolonel Nav Insan Nanjaya menuturkan, puncak arus balik sudah terjadi di Bandara Halim Perdanakusuma pada 25 April 2023 dan 26 April 2023 atau H+2 dan H+3 Lebaran.

Bandara Halim Perdanakusuma mencatat masing-masing jumlah penumpang sebanyak 15.615 dan 14.504 orang dengan 136 dan 137 penerbangan. "Puncaknya sudah terjadi pada tanggal 25 April. Setelah tanggal 26 April mulai kembali pada angka penumpang normal,” ujar dia, dikutip dari Antara, Kamis (27/4/2023).

Jumlah penumpang pesawat udara pada 27 April 2023 atau H+4 Lebaran 2023 sudah mulai berangsur normal. Meski demikian,Insan mengatakan, pihaknya akan siapkan layanan optimal bagi seluruh penumpang dari dan ke Jakarta melalui Bandara Halim dalam momen arus balik. Kesiapan tersebut sudah dimulai dari H+1 Lebaran atau pada 24 April 2023.

Adapun di Bandara Halim Perdanakusuma membentuk Posko Angkutan Lebaran untuk memantau dan koordinasi layanan Angkutan Lebaran 2023 dapat berjalan lancar hingga selesai serta menyiapkan penambahan petugas setiap bagian pelayanan penumpang.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Posko Monitoring Angkutan Lebaran 2023 Bandara Halimperdana Kusuma, jumlah penumpang sementara pada 27 April 2023 pukul 12.00 WIB mencapai 4.477 yang berasal dari 41 penerbangan.

Jumlah penumpang itu terdiri dari 2.356 penumpang yang berangkat dengan 19 penerbangan dan 2.121 penumpang yang datang dengan 22 penerbangan.

Melihat kondisi itu, Insan prediksi kemungkinan jumlah penumpang pada Kamis, 27 April 2023 dan beberapa hari ke depan akan melandai dibandingkan pada H+2 dan H+3 Lebaran 2023.

Pada Selasa, 25 April 2023 atau H+2Lebaran 2023 jumlah penumpang yang datang tercatat paling tinggi selama momen Lebaran 2023 yakni sebanyak 8.745 orang dari 70 penerbangan.

Jumlah penumpang yang berangkat dari Bandara Halim pada H+ Lebaran juga masih tinggi yakni 6.870 dengan 66 penerbangan, setelah mencapai puncak pada H+2 Lebaran atau Kamis, 20 April 2023 dengan jumlah penumpang yang berangkat sebanyak 8.911 dengan 79 penerbangan.

Berdasarkan pemantauan Antara, pergerakan di Bandara Halim mulai sepi pada Kamis, 27 April 2023. Hanya terdapat beberapa penumpang pesawat udara yang datang maupun akan berangkat di pintu kedatangan maupun keberangkatan sejak pagi hingga sore hari.

2 dari 4 halaman

Barang Ketinggalan di Bandara Halim Perdanakusuma saat Mudik Lebaran, Begini Cara Ceknya

Sebelumnya, bagi yang merasa ketinggalan barang berharga saat berangkat dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, enggak usah khawatir, apabila barang itu ditemukan oleh petugas bandara dan segera dilaporkan ada kemungkinan barang bisa kembali kepada empunya.

Bandara Halim Perdanakusuma memiliki standar operasi prosedur (SOP) khusus dalam menangani barang tertinggal atau tercecer oleh pemiliknya.

Aviation Security (Avsec) Bandara Halim Perdanakusuma Anton Murtadho mengatakan hampir sebagian besar barang milik penumpang yang tertinggal atau tercecer kembali ke pemiliknya.

"Jadi kami punya SOP khusus dalam menangani barang-barang tercecer, jangan khawatir kehilangan barang di Bandara Halim," ujar Anton dikutip dari Antara, Selasa (25/4/2023).

Menurut Anton, kejadian barang penumpang yang tertinggal atau tercecer sering terjadi, namun tidak setiap hari. Kadang dalam satu hari bisa tiga kali kejadian. Kebanyakan barang itu tercecer di pengecekan mesin x-ray.

Jenis barang yang tercecer juga beragam, baik barang berharga sampai dengan tas jinjingan. Beberapa barang berharga itu seperti ponsel dari berbagai merk hingga iPhone dan jam tangan.

"Kebanyakan dari penumpang itu kelupaan, pada saat pemeriksaan x-ray kan barang-barang elektronik harus lewat x-ray. Ada kemungkinan buru-buru enggak dimasukkan ke dalam tas. Ditaruh di wadah, lalu ketinggalan," ucapnya menduga.

Petugas yang menemukan barang yang tercecer tersebut, langsung memberitahukan kepada pusat informasi untuk selanjutnya diumumkan lewat pengeras suara agar bisa mengambil barangnya kepada petugas bandara.

Namun, ada juga penumpang yang tidak menyadari barang tertinggal. Hal itu bisa dikarenakan penumpang tersebut terburu-buru langsung masuk pesawat dan sudah berangkat.

 

3 dari 4 halaman

Diumumkan Lewat Medsos

Bagi barang belum diambil pemiliknya, akan diumumkan lewat Twitter Angkasa Pura II @angkasapura2, @angkasapura2halim atau lewat Instagram resmi @angkasapura2halimperdanakusumaiarport.

"Barang yang tercecer dan belum diambil pemiliknya akan disimpan di penyimpanan khusus barang tercecer. Pemilik yang sudah terbang dan baru sadar barangnya tertinggal bisa menghubungi call center 138 atau cek di Twitter dan Instagram," paparnya.

Anton juga menyebutkan, ada beberapa kejadian di mana penumpang yang secara tidak sengaja membawa barang milik penumpang lainnya.

Apabila petugas menerima laporan penumpang ada barang yang tertinggal tetapi tidak ditemukan oleh petugas, maka petugas Avsec bandara akan melakukan pengecekan lewat CCTV untuk melihat posisi terakhir barang tersebut di mana tertinggalnya.

4 dari 4 halaman

Lakukan Profiling

Setelah itu, petugas Avsec yang memiliki keahlian profiling akan melakukan asesmen apakah penumpang yang menemukan barang tersebut mengambil secara sengaja atau tidak sengaja.

"Kami punya sistem, kalau barang itu terambil oleh orang lain, ada sistem pengawasan dan surveilans yang kami lakukan. Kami akan me-profiling perilaku (profile behavior), apakah diambil sengaja atau tidak sengaja," tuturnya.

Anton menyebut, petugas Avsec Bandara Halim mempunyai kompetensi untuk melakukan profiling behavior yang tersertifikasi.

Apabila terjadi kejadian seperti itu, Anton mengimbau penumpang yang menemukan barang tersebut untuk jujur, karena ada sistem pengawasan yang bisa tidak jujur bisa saja masuk dalam unsur pencurian Pasal 363.

Namun, kata dia sangat jarang ada peristiwa tersebut yang berujung ke tindak pidana, karena biasanya penumpang langsung mengakui tidak sadar membawa, atau terbawa, dan si pemilik barang juga memaafkan kejadian tersebut, sehingga unsur pidana tidak terpenuhi.

"Kami dalam menyelesaikan persoalan ini menjunjung program Polri yaitu restorative justice,” kata Anton.

 

Video Terkini