Sukses

Ahli Kesehatan Asing dan Indonesia Kaji Langkah Tekan Risiko Tembakau, Ini Hasilnya

Ahli-ahli kesehatan terus berupaya untuk menurunkan prevalensi perokok di Indonesia dengan beragam cara.

Liputan6.com, Jakarta Ahli-ahli kesehatan terus berupaya untuk menurunkan prevalensi perokok di Indonesia dengan beragam cara. Untuk mewujudkan misi tersebut, beberapa peneliti dari Universitas Padjadjaran yang merupakan mitra dari Center of Excellence for the Acceleration of Harm Reduction (CoEHAR) yang didukung oleh Foundation for a Smoke Free World, “Smile Study” dan “Replica 2.0“, mengadakan webinar internasional bersama dengan para pakar pengurangan risiko dari berbagai negara. Acara ini juga diikuti oleh lebih dari 200 peserta dari seluruh dunia.

Dalam diskusi ini, Dr. Ronny Lesmana, peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran mengungkapkan, rokok yang menggunakan proses pembakaran menghasilkan berbagai zat berbahaya seperti di antaranya kadmium, radioaktif, polonioum, dan alkaloid. Zat-zat ini memiliki dampak kesehatan.

Dalam penelitian yang dilakukannya, Ronny mengungkapkan beta karoten yang banyak tersedia di Indonesia khususnya di dalam sayuran seperti wortel dapat mengurangi dampak pembengkakan yang diakibatkan dari konsumsi rokok.

“Kandungan antioksidan di dalam beta karoten memiliki potensi untuk mengurangi pembengkakan khususnya yang terjadi di berbagai penyakit kardiovaskular,” jelas Ronny.

Peneliti lain dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, drg. Amaliya M.Sc., PhD mengungkapkan bahwa jumlah perokok konvensional yang masih tinggi, yaitu sekitar 57 juta orang.

Terkait hal ini, para ahli kesehatan terus berupaya untuk melakukan edukasi kepada masyarakat untuk mengurangi risiko yang dihasilkan dari penggunaan rokok konvensional. Salah satunya adalah melalui produk tembakau dan nikotin alternatif bagi perokok dewasa yang ingin menikmati produk tembakau.

“Dalam penelitian, rokok elektrik (e-cigarette) hampir menghilangkan emisi aldehida. Selain itu, paparan formaldehida dan asetaldehida dari rokok elektrik juga lebih rendah dibandingkan paparan dari menghirup udara di rumah,” jelas Amalya.

 

2 dari 4 halaman

Kurangi Dampak Negatif Rokok

Amaliya menegaskan walaupun penggunaan produk tembakau maupun nikotin alternatif dapat mengurangi dampak negatif dari penggunaan rokok konvensional, berhenti merokok secara keseluruhan (total smoking cessation) merupakan jalan terbaik bagi para perokok untuk dapat sepenuhnya terhindar dari dampak negatif dari merokok.

Terakhir, Assisten Profesor Departemen Klinis dan Eksperimental Kedokteran Universitas Catania Rosalia Emma menambahkan produk nikotin dengan perasa (flavored nicotine products) sangat penting dalam membantu perokok dewasa untuk berhenti merokok. Namun, para penyusun regulasi harus mengkaji hal  ini dengan serius, terutama ketika mereka mulai mempertimbangkan pengaturan perasa di electronic nicotine delivery products (ENDS).

“Walaupun demikian, pelarangan nikotin perasa berpotensi memberikan dampak yang buruk bagi masyarakat dan apabila dilakukan dengan berlebihan maka larangan tersebut akan membuat pengguna produk nikotin alternatif kembali menggunakan rokok konvensional. Oleh karena itu, tenaga kesehatan profesional memiliki peran penting untuk memberikan gambaran dan informasi risiko yang akurat serta komunikasi berbasis bukti kepada masyarakat terkait ENDS dan flavored nicotine products,” ungkap Rosalia.

3 dari 4 halaman

Rokok Murah Menjamur, Penerimaan Cukai Terancam Turun

Pemerintah telah mengumumkan kinerja APBN kuartal pertama (Januari – Maret) 2023. Penerimaan kepabeanan dan cukai tercatat Rp72,24 triliun, merosot 8,93 persen dibanding kuartal I tahun lalu.

Hal ini merupakan kali pertama penerimaan Bea Cukai kuartal I dalam enam tahun terakhir mencatat angka negatif.

Adapun yang mengalami penurunan ialah penerimaan cukai di sektor cukai hasil tembakau. Penerimaan cukai hasil tembakau kuartal I 2023 dibandingkan kuartal I 2022 terkoreksi 0,74 persen (year-on-year) menjadi hanya Rp55,24 triliun.

Koreksi penerimaan cukai rokok disebabkan oleh penurunan produksi hasil tembakau dan maraknya fenomena downtrading dimana konsumsi rokok golongan 1 dengan cukai lebih mahal berpindah ke golongan cukai yang lebih rendah.

Secara keseluruhan, produksi rokok kuartal pertama 2023 tercatat sebesar 69,4 miliar batang atau turun 19,05 persen dibanding kuartal 1 2022. Penurunan terbesar terjadi di Golongan 1 dari 55.1 miliar batang ke 38,8 miliar batang, anjlok 29,58 persen (yoy). Golongan 2 turun 12,4 persen ke 17,9 miliar batang. Sedangkan produksi rokok golongan III melonjak 24,68 persenmenjadi 12,60 juta batang. 

Sejumlah analis juga telah mengingatkan bahwa downtrading di industri rokok akan marak seiring masih tingginya selisih tarif cukai antar-golongan.

Analis Ciptadana Sekuritas Putu Chantika mencontohkan selisih tarif cukai rokok golongan I dengan golongan 2 di segmen SKM saat ini rata-rata Rp432 per batang. Padahal, tahun lalu selisih di antara keduanya hanya sebesar Rp385 per batang.

"Mengingat latar belakang ini, kami perkirakan downtrading akan terus berlanjut di tahun ini, menguntungkan pemain tier-2" ujarnya beberapa waktu lalu.

 

4 dari 4 halaman

Prevalensi Perokok

Sebelumnnya, kebijakan kenaikan cukai hasil tembakau (CHT) atau cukai rokok dinilai masih belum cukup untuk mengatasi tingginya prevalensi perokok di Indonesia.

Faktanya, masyarakat masih memiliki banyak pilihan produk rokok dengan berbagai variasi harga. Sekalipun terjadi kenaikan harga rokok akibat kebijakan cukai, perokok masih dapat berpindah ke produk rokok yang lebih murah. Tidak heran jika perusahaan rokok pun akhirnya memilih menjual produk rokok murah dari golongan 2.

Direktur Kebijakan Center for Indonesia's Strategic Development Initiative (CISDI) Olivia Herlinda mengatakan, kenaikan cukai belum cukup untuk mengatasi tingginya angka perokok di Indonesia.

“Opsi rokok murah juga masih sangat banyak sehingga masyarakat punya banyak pilihan. Fenomena downtrading dan maraknya rokok murah seharusnya menjadi dasar pemerintah menaikkan harga cukai,” ujarnya. 

Video Terkini