Sukses

Resesi Global dan Jelang Pilpres Bikin 2023 Jadi Tahun Sulit Bagi Investasi Indonesia

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, tak memungkiri bahwa resesi global tidak bisa dihindari. Bahkan, ia menyebut tahun 2023 bukan tahun yang mudah, karena banyak tantangan yang dihadapi.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, tak memungkiri bahwa resesi global tidak bisa dihindari. Bahkan, ia menyebut tahun 2023 bukan tahun yang mudah, karena banyak tantangan yang dihadapi.

“2023 bukanlah tahun yang mudah. Saya tutup realisasi investasi 2022, saya sampaikan tahun 2023 pasti punya tantangan yang berbeda,” kata Bahlil saat ditemui di Kantor Kementerian Investasi, Jakarta, Sabtu (29/4/2023).

Adapun tantangan pertama yaitu, tahun 2023 dihadapkan dengan tahun politik, yang akan berlangsung Pemilih umum dan pemilihan Presiden.

Tantangan kedua, dari pelaksanaa  Pemilu dan Pilpres tersebut maka membuat dunia usaha menunggu situasi alias wait and see.

Disisi eksternal, Bahlil juga menegaskan bahwa kondisi ekonomi global tidak dalam keadaan baik. Salah satunya terdapat kredit macet perbankan di Amerika Serikat dan Swiss, yang berdampak terjadap pertumbuhan ekonomi di Eropa dan AS.

“Belum lagi perang Rusia vs Ukraina yang kita tidak tahu kapan berakhir. Musim dingin kemarin kita lewati,” katanya.

Ditambah lagi, dengan ketegangan antara China dan Taiwan. Bahlil berharap baik tantangan internal maupun eksternal tersebut bisa dihadapi dengan baik, utamanya tidak berdampak buruk terhadap ekonomi dalam negeri.

“Namun, satu hal yang saya ingin sampaikan yaitu resesi global sudah sulit untuk kita hindari tapi tinggal seberapa dalam resesi terjadi. Kondisi indonesia Insyallah akan baik-baik saja,” pungkasnya. 

2 dari 3 halaman

Mantap! Realisasi Investasi di Luar Pulau Jawa Melonjak 11 Kuartal Beruntun

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, mengatakan sebaran realisasi investasi kuartal I-2023 (Periode Januari-Maret) sebesar Rp328,9 triliun masih didominasi investasi di Luar Pulau Jawa

Realisasi investasi Luar Jawa mencapai Rp172,9 triliun atau 52,6 persen. Angka ini meningkat 16,3 persen dari periode yang sama di tahun 2022.

Untuk realisasi investasi kuartal I-2023 di pulau Jawa mencapai Rp 156 triliun atau 47,4 persen dari target investasi tahun 2023.

Sementara, untuk total keseluruhan realisasi investasi tertinggi masih dipegang oleh provinsi Jawa Barat dengan Rp50,0 triliun, diikuti oleh Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, dan Banten.

"Dulu itu investasi dari Indonesia Merdeka sampai kuartal III 2020 investasi itu selalu di Jawa lebih banyak dibanding luar pulau Jawa. Alhamdulilah sejak 2020 sampai sekarang itu di luar pulau Jawa meningkat terus," kata Bahlil dalam konferensi pers Realisasi Investasi Triwulan I-2023, di Jakarta, Jumat (28/4/2023).

Artinya, sudah 11 kuartal berturut-turut tren realisasi investasi di Luar Pulau Jawa terus meningkat dan berimbang.

"11 Triwulan ya berarti sudah 2 tahun lebih investasi Jawa dan luar Jawa ini sudah berimbang," imbuhnya.

 

3 dari 3 halaman

Realisasi PMA

Namun, khusus untuk capaian realisasi PMA, provinsi Sulawesi Tengah kembali berhasil mencatatkan sebagai   lokasi dengan realisasi PMA tertinggi yaitu sebesar USD 1,9 miliar dan kemudian diikuti oleh Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, serta Riau.

Sedangkan, untuk realisasi PMDN, provinsi Jawa Barat mencatatkan realisasi tertinggi sebesar Rp21,9 triliun dan diikuti oleh DKI Jakarta, Jawa Timur, Kalimantan Timur, dan Riau.

“Sebaran investasi ke luar Jawa terlihat di sini. Sulawesi Tengah tertinggi dan Riau masuk dalam 5 besar lokasi PMA, kemudian di peringkat 5 besar lokasi PMDN ada Kalimantan Timur dan Riau. Kementerian Investasi terus mendorong pertumbuhan investasi berkualitas yang Indonesia sentris. Kita dorong penciptaan kawasan-kawasan ekonomi baru,” ujarnya.