Sukses

Evaluasi Mudik Lebaran: Menhub Minta Tol Trans Jawa Tambah Jadi 4 Lajur

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengusulkan penambahan lajur dari Jalan Tol Trans Jawa, tepatnya mulai dari Tol Cipali hingga Gerbang Tol Kalikangkung.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengusulkan penambahan lajur dari Jalan Tol Cipali (Cikampek-Palimanan) hingga Km 414 Gerbang Tol (GT) Kalikangkung Jalan Tol Batang-Semarang atau sbagian Tol Trans Jawa dari 2 lajur menjadi 3 atau 4 lajur.

Usul ini diberikan guna mengurai kepadatan lalu lintas yang terjadi di sepanjang jalur tersebut selama musim mudik lebaran dan balik Lebaran 2023. Sehingga membuat diberlakukannya sejumlah rekayasa lalu lintas, mulai dari sistem lawan arah (contraflow) hingga satu arah (one way).

Hal tersebut diutarakan Menhub Budi Karya Sumadi dalam sesi penutupan posko pusat dan rapat koordinasi kesiapan penyelenggaraan angkutan Lebaran tahun 2023 di Kantor Kemenhub, Jakarta, Selasa (2/5/2023).

Meskipun Menhub mengaku musim mudik kali ini sukses mencapai sasaran yang ditargetkan, pemerintah perlu melakukan suatu evaluasi untuk lakukan perbaikan. Salah satunya perbaikan sarana dan prasarana di Tol Cipali, dengan melakukan penambahan lajur.

"Km 72 (Cikampek, Jalan Tol Cipali) ke Kalikangkung idealnya 3-4 jalur. Sehingga tak merubah harus jadi one way. Dari arah Kalikangkung maupun arah Jakarta idealnya 3 jalur agar lalu lintas tidak tersendat," ujar Menhub.

Sudah Sampaikan ke Menteri PUPR

Guna memuluskan hal tersebut, ia menyebut sudah menyampaikan usulan kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, agar ruas tol tersebut bisa diperlebar satu atau dua lajur.

Menhub juga sudah mendapat arahan dengan Korlantas Polri terkait hal tersebut. Sehingga di sepanjang Tol Cipali hingga Kalikangkung nantinya tidak perlu lagi melakukan rekayasa lalu lintas one way pada musim mudik Lebaran berikutnya.

"Untuk idealnya, pak Ery (Dirkamsel Korlantas Polri) bisa ceritakan kalau 3-4 jalur kita tidak perlu ribut one way. Paling bant

2 dari 3 halaman

Diskon Tarif Tol selama Arus Mudik dan Balik Lebaran 2023 Mampu Tahan Laju Inflasi

Sejumlah pengelola jalan tol memberikan diskon tarif hingga 20 persen di periode arus Mudik dan arus Balik Lebaran 2023. Ternyata pemberian diskon ini tidak hanya memecah kepadatan arus lalu lintas tetapi juga menahan laju inflasi.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menjelaskan, pemberikan diskon tarif oleh pengelola tol salah satunya PT Jasa Marga (Persero) dinilai efektif untuk menekan tingkat inflasi di bulan April 2023 dari kelompok angkutan transportasi.

“Untuk diskon tarif tol tidak memberikan andil untuk inflasi,” kata Margo Yuwono di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Selasa (2/5/2023).

Margo menjelaskan sejak tahun 2019 hingga tahun 2023 tingkat inflasi saat musim Ramadan dan Lebaran utamanya disumbang dari kelompok transportasi. Utamanya dari tahun ke tahun disumbang dari tarif angkutan udara.

“Yang pasti kenaikan tarif ini karena tingginya permintaan,” kata Margo.

Selain itu di Agustus tahun 2022 , pemerintah telah memberlakukan tuslah atau mengurangi tambahan biaya angkutan udara. Cara ini dilakukan untuk menekan harga tiket pesawat karena tingginya harga avtur yang melonjak di atas harga normal kala itu.

“Ini pola momen lebaran transportasi selalu mendapatkan tekanan dan menyebabkan inflasi,” kata Margo.

 

3 dari 3 halaman

Inflasi April 2023

Sebagai informasi, tingkat inflasi bulan April 2023 tercatat 0,33 persen (mtm) dan 4,33 persen (yoy). Pendorong inflasi pada Ramadan dan lebaran tahun ini dari kelompok transportasi dengan inflasi 0,84 persen dan andilnya terhadap kenaikan inflasi April 2023 yakni 0,11 persen.

Inflasi pada angkutan udara memberikan dengan andil 0,06 persen dan angkutan antar-kota 0,03 persen.

Meski begitu, tingkat inflasi musim lebaran kali ini lebih rendah dari tahun sebelumnya. Tingkat inflasi Ramadan dan Lebaran tahun 2022 tercatat sebesar 0,40 persen (mtm).

Tahun 2022 sebesar 0,32 persen, tahun 2020 sebesar 0,7 persen (mtm) karena masa awal pandemi dan tahun 2019 0,55 persen (mtm).

“Ini menunjukan kesan dari sisi pemerintah sudah bagus,” kata dia mengakhiri.