Sukses

Tripatra Dapat Proyek LNG di Papua New Guinea

Tripatra memiliki pengalaman yang beragam dalam mengembangkan dan meyediakan solusi teknik terintegrasi, termasuk FEED, rekayasa teknik, pengadaan, dan konstruksi (EPC) serta Operations & Maintenance (O&M), dalam pengembangan proyek LNG.

Liputan6.com, Jakarta - PT Tripatra Engineers and Constructors (Tripatra), penyedia solusi berbasis rekayasa teknik terkemuka di Indonesia meraih kontrak Front-End Engineering and Design (FEED) untuk fasilitas hulu proyek PNG LNG. Dalam proyek ini, Tripatra Engineers and Constructors bermitra dengan PT Saipem Indonesia (Saipem) dan Daewoo Engineering & Construction Co, Ltd. (Daewoo). 

Proyek yang yang dioperasikan di negara tetangga, Papua New Guinea (PNG), ini akan mencakup pembangunan fasilitas hulu, termasuk fasilitas pengolahan sentral, well pad dan infrastruktur terkait. Kontrak ini meliputi FEED tahap 2 dari fasilitas pengolahan sentral hulu (central processing facility/CPF) dan pembangunan well pad untuk Elk-Antelope, yang akan memasok gas alam untuk PNG LNG.

Raymond Naldi Rasfuldi, President Director & CEO Tripatra bersyukut karena telah dipercaya untuk proyek PNG LNG yang penting ini.

"Kami merasa terhormat telah terpilih untuk proyek penting ini, dan kami berkomitmen untuk memberikan solusi rekayasa teknik terbaik bersama dengan mitra kami agar proyek PNG LNG ini dapat berjalan sesuai dengan perencanaan," kata Raymond dalam keterangan tertulis, Selasa (2/5/2023).

Tripatra memiliki pengalaman yang beragam dalam mengembangkan dan meyediakan solusi teknik terintegrasi, termasuk FEED, rekayasa teknik, pengadaan, dan konstruksi (EPC) serta Operations & Maintenance (O&M), dalam pengembangan proyek LNG.

“Tripatramemiliki rekam jejak yang telah terbukti dalam memberikan layanan berkualitas tinggi dan dapat memberikan ruang lingkup pekerjaan yang berkelanjutan, serta didukung dengan kemampuan teknik dan teknologi yang kompeten untuk mengelola tantangan dalam proyek ini,” tutup Raymond.

2 dari 3 halaman

PLN EPI Berupaya Dapat Izin Jual-Beli LNG

Sebelumnya, PT PLN Energi Primer Indonesia tengah berupaya untuk mendapatkan izin niaga untuk kegiatan jual-beli gas alam cair atau LNG. Sehingga PLN EPI tak hanya sebagai agregator tapi juga menjalankan transaksi dengan customer.

Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara mengatakan pihaknya saat ini tengah berusaha untuk mendapatkan izin tersebut.

"Saya sedang mengusahakan karena bagaimanapun di dalam proses energi primer itu tetap kita bertransaksi dengan costumer, jadi meskipun kita sebagai agregator tapi kita tetap bertransaksi. Maka dari itu kita tetap mengusahakan untuk dapat mendapatkan izin niaga," ujarnya saat ditemui di Kantor Pusat PLN, Rabu (5/4/2023).

Bukan tanpa alasan, Iwan menyebut kalau upaya mendapatkan izin ini nantinya untuk memenuhi pasokan gas ke pembangkit milik PLN. Meskipun, saat ini kondisinya masih terpenuhi. Proses untuk mendapatkan izin ini, kata Iwan, dengan menyurati ke Kementerian ESDM. Kendati, dia belum mengungkap mengenai detail dari izin tersebut.

"Sampai saat ini pasokan gas sudah cukup semua dan kita berharap pasokan ke depan terpenuhi. Selama ini kita mensuply untuk pasokan internal saja dan kita sudah mengajukan niaga gas," ungkapnya.

Diketahui, kebutuhan LNG bagi pembangkit PLN saat ini sebanyak 474 Ribu BBTU per tahun. Iwan menegaskan kalau proses niaga LNG nantinya hanya untuk memenuhi kebutuhan pembangkit PLN. 

3 dari 3 halaman

Pasokan Batu Bara ke Pembangkit

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo memastikan aspek kelistrikan aman menyambut momen Idul Fitri atau Lebaran 2023 mendatang. Aspek pasokan batu bara hingga distribusi listrik dijamin aman.
 
Keamanan ini dipastikan usai Darmawan menggelar apel Siaga Kelistrikan Lebaran 2023 yang diikuti oleh setiap cabang PLN di berbagai daerah di Indonesia. Mulai dari hulu hingga hilir dipastikan keamanannya.
 
"Kesiapan pertama adalah kondisi energi primer kita di pembangkit kita, Batu bara, Gas, BBM dan dalam proses itu, dilaporkan baik, itu kondisi pasokan dan stok kita jauh lebih aman dibandingkan Nataru 2022," ujar Darmo, sapaan akrabnya, di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Rabu (5/4/2023).
 
Untuk tahun 2023 ini juga, Darmo menyebut pasokan batu bara itu berada dalam kondisi optimal. Dengan data yang dikantonginya mampu menanggung diatas 20 hari operasi (HOP).