Sukses

Restoran Ayam Terkenal Didenda Rp 3 Miliar Gara-gara Punya Pegawai di Bawah Umur

Departemen Tenaga Kerja AS mengungkapkan bahwa ada dua anak berusia 10 tahun, di antara 300 anak yang bekerja di sejumlah restoran McDonald's tanpa dibayar atau dengan gaji kecil.

Liputan6.com, Jakarta Sebuah pewaralaba di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat menghadapi denda hingga ratusan ribu dolar, setelah didapati secara ilegal memperkerjakan ratusan anak di sejumlah restoran McDonald's.

Melansir Channel News Asia, Kamis (4/5/2023) Departemen Tenaga Kerja AS mengungkapkan bahwa penyidik mendapati ada dua anak berusia 10 tahun, di antara 300 anak yang bekerja di sejumlah restoran McDonald's tanpa dibayar atau dengan gaji kecil.

Penyelidik agensi menemukan bahwa 300 orang  itu merupakan anak di bawah umur, termasuk yang berusia 10 tahun. 

Temuan ini menyebabkan otoritas AS menjatuhkan denda kepada pewaralaba, Louisville's Bauer Food LLC sebesar USD 212.000 atau sekitar Rp. 3,1 miliar.

Louisville's Bauer Food LLC, yang mengoperasikan 10 cabang McDonald's, diketahui mempekerjakan 24 anak di bawah umur di bawah usia 16 tahun untuk bekerja lebih lama dari yang diizinkan secara hukum, menurut agensi penyidik.

Badan itu menyebut, anak-anak kadang-kadang bekerja sampai jam 2 pagi, tetapi tidak dibayar. "Di bawah usia minimum mereka bekerja, menyiapkan dan mendistribusikan pesanan makanan, membersihkan toko, bekerja di jendela drive-thru dan mengoperasikan mesin kasir," kata Departemen Tenaga Kerja AS.

Ada juga satu anaknya lainnya yang didapati mengoperasikan penggorengan, yang merupakan tugas terlarang bagi pekerja di bawah usia 16 tahun.

Sementara itu, pemilik-operator waralaba Sean Bauer menjelaskan bahwa dua anak berusia 10 tahun yang dikutip dalam pernyataan Departemen Tenaga Kerja sedang mengunjungi orang tua mereka, seorang manajer malam, dan bukan karyawan.

"Setiap 'pekerjaan' dilakukan atas arahan - dan di hadapan - orang tua tanpa otorisasi oleh manajemen atau kepemimpinan organisasi pewaralaba," terang Bauer dalam pernyataannya, menambahkan bahwa mereka telah mengulangi kebijakan kunjungan anak untuk karyawan.

2 dari 4 halaman

Investigasi Lanjutan

Peraturan pekerja anak federal membatasi jenis pekerjaan yang dapat dilakukan anak-anak dan jam kerja mereka.

Investigasi di negara bagian Kentucky di AS adalah bagian dari upaya berkelanjutan oleh Divisi Upah dan Jam Departemen Tenaga Kerja AS untuk menghentikan pelanggaran pekerja anak di wilayahnya.

"Terlalu sering, pemberi kerja gagal mengikuti undang-undang pekerja anak yang melindungi pekerja muda," kata Direktur Divisi Karen Garnett-Civils.

"Dalam situasi apa pun, tidak boleh ada anak berusia 10 tahun yang bekerja di dapur cepat saji di sekitar pemanggang panas, oven, dan penggorengan," tandasnya.

Selain itu, Archways Richwood LLC yang berbasis di Walton dan Bell Restaurant Group I LLC yang berbasis di Louisville mengizinkan anak di bawah umur berusia 14 dan 15 tahun untuk bekerja di luar jam yang diizinkan, kata departemen tersebut.

3 dari 4 halaman

Selain PHK, McDonalds juga Potong Gaji Karyawan di AS

Franchise makanan cepat saji ternama, McDonald's memotong paket gaji  pada sejumlah karyawannya di Amerika Serikat (AS). 

Pemangkasan upah ini merupakan salah satu langkah dari restrukturisasi yang mencakup PHK dan penutupan beberapa kantor McDonalds di AS.

Mengutip US News, Senin (10/4/2023) sebuah laporan menyebutkan bahwa jumlah karyawan McDonalds yang rencananya akan diberhentikan oleh perusahaan minggu ini akan mencapai ratusan orang.

Kabar mengenai pemangkasan gaji di McDonald's datang dari Wall Street Journal, mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Diketahui bahwa, McDonald's sebelumnya telah mengatakan kepadabeberapa karyawannya terkait kesempatan tetap bekerja di perusahaan dengan pengurangan paket kompensasi, termasuk perubahan jabatan dan tunjangan seperti bonus dan hibah ekuitas.

PHK dan perubahan struktur di McDonald's memengaruhi karyawan di AS dan luar negeri, di kantor pusat perusahaan di Chicago serta lintas departemen termasuk pemasaran dan operasi, menurut laporan Wall Street Journal.

Namun, pihak McDonald's menolak mengomentari laporan pemangkasan gaji tersebut.

McDonald's, yang memiliki lebih dari 150.000 karyawan di seluruh perusahaan dan kantor lain , awal tahun ini mengatakan sedang meninjau tingkat kepegawaian perusahaan sambil juga mengumumkan rencana untuk membatalkan atau "mengurangi prioritas" beberapa inisiatif.

4 dari 4 halaman

McDonalds Minta Karyawan WFH 3 Hari, Ada Rencana PHK

Diwartakan sebelumnya, McDonald's mengungkapkan akan menutup kantornya di Amerika Serikat (AS) pekan ini untuk sementara waktu. McDonald's juga bersiap untuk memberi tahu karyawan tentang PHK sebagai bagian dari restrukturisasi perusahaan.

Melansir CNBC International, Senin (3/4/2023) dalam sebuah pesan email internal kepada karyawan dan beberapa staf internasional, McDonalds meminta mereka untuk bekerja dari rumah mulai Senin (3/4) hingga Rabu (5/4) sehingga dapat memberikan keputusan kepegawaian secara virtual.

Namun, tidak diketahui secara jelas berapa jumlah karyawan McDonald's yang akan di-PHK.

"Selama minggu 3 April, kami akan mengomunikasikan keputusan penting terkait peran dan tingkat kepegawaian di seluruh organisasi,” kata perusahaan yang berbasis di Chicago itu dalam pesan yang dilihat oleh The Wall Street Journal.

McDonald's juga meminta karyawan untuk membatalkan semua pertemuan langsung dengan vendor dan pihak luar lainnya di kantor pusatnya, tambah laporan WSJ.

Sebelumnya, pada Januari 2023 McDonald's mengatakan bahwa mereka akan meninjau tingkat kepegawaian perusahaan sebagai bagian dari strategi bisnis yang diperbarui, yang dapat menyebabkan PHK di beberapa area dan ekspansi di tempat lain.

McDonald's diperkirakan akan mulai mengumumkan keputusan penting terkait PHK pada hari Senin (3/4).

Video Terkini