Liputan6.com, Jakarta- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada kuartal I-2023, industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi yakni sebesar 0,92 persen, dari total pertumbuhan ekonomi kuartal I-2023 yang mencapai 5,03 persen.
"Industri pengolahan memberi sumbangan sebesar 0,92 persen dari 5,03 persen," kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Moh Edy Mahmud dalam konferensi pers, Jumat (5/5/2023).
Baca Juga
Selanjutnya, sumber pertumbuhan tertinggi kedua adalah lapangan usaha perdagangan yang tumbuh 0,64 persen, disusul oleh lapangan usaha transportasi dan pergudangan 0,64 persen, informasi dan komunikasi 0,46 persen, dan sisanya lapangan usaha lainnya sebesar 2,37 persen.
Advertisement
Lebih lanjut, Edy merinci, pertumbuhan industri pengolahan ditopang oleh masih kuatnya permintaan domestik dan global. Menurutnya, jika diperhatikan, untuk industri makanan dan minuman tumbuh sebesar 5,33 persen didorong oleh peningkatan produksi CPO dan CPKO, karena permintaan global serta peningkatan permintaan domestik menjelang ramadhan dan lebaran.
Kemudian, industri alat angkut tumbuh sebesar 17,27 persen didorong oleh peningkatan produksi kendaraan untuk memenuhi permintaan kendaraan baru menjelang lebaran, serta peningkatan produksi kendaraan listrik.
Sementara, industri logam dasar tumbuh sebesar 15,51 persen didorong oleh lonjakan permintaan luar negeri, terutama produk olahan bijih nikel, seperti ferro nikel, nikel matte, dan nikel pig iron.
Â
Penjualan Kendaraan Bermotor
Untuk sektor perdagangan, pertumbuhannya ditopang oleh peningkatan penjualan kendaraan bermotor. Jika dilihat dari perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor tumbuh 4,43 persen, sejalan dengan peningkatan kunjungan ke pusat perbelanjaan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga seiring dengan penghapusan PPKM dan peningkatan produksi barang.
Sedangkan, jika dilihat dari perdagangan mobil, sepeda motor, dan reparasinya tumbuh sebesar 6,88 persen, hal ini didorong oleh peningkatan penjualan mobil dan sepeda motor.
Untuk sektor transportasi dan pergudangan tumbuh solid seiring peningkatan mobilitas masyarakat. Kata Edy, jika dilihat dari angkutan rel mampu tumbuh 51,09 persen didorong oleh peningkatan jumlah penumpang dan barang yang diangkut seiring adanya penghapusan PPKM, dan angkutan udara tumbuh 41,10 persen didorong oleh peningkatan jumlah penumpang angkutan udara.
"Dari fenomena ini secara keseluruhan sumber pertumbuhan ekonomi di triwulan I-2023 yang sebesar Rp 5,03 persen itu diuraikan dari industri pengolahan memberikan sumbangan 0,92 persen, perdagangan 0,64 persen, serta transportasi dan pergudangan dengan nilai yang sama 0,64 persen," pungkasnya.
Advertisement
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sentuh 5,03 Persen di Kuartal I 2023
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2023 terhadap triwulan I-2022 tumbuh sebesar 5,03 persen (y-on-y). Angka pertumbuhan ekonomi ini mengalami kontraksi 0,92 persen dibandingkan pada kuartal IV-2022.
"Secara year on year pertumbuhan ekonomi kita (kuartal I-2023) 5,03 persen," kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh Edy Mahmud dalam konferensi pers, Jumat (5/5/2023).
Edy menjelaskan, kontraksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 0,92 persen kuartal I-2023 dibandingkan kuartal IV-2022 polanya sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Menurutnya, beberapa tahun sebelumnya pada kuartal I selalu mengalami kontraksi.
Misalnya pada kuartal I-2022 kontraksi sebesar 0,94 persen, kuartal I-2021 juga kontraksi 0,93 persen, dan kuartal I-2022 terkontraksi sebesar 2,41 persen.
"Jadi, memang secara Q to Q untuk triwulan I polanya memang demikian selalu terkontraksi," ujarnya.
Kendati demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2023 masih tumbuh diatas 5 persen yakni 5,03 persen dibandingkan kuartal yang sama di tahun sebelumnya. Hal ini menandakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih stabil.
Bisa dilihat dari kuartal IV-2021 sampai dengan kuartal I-2023 perekonomian Indonesia tumbuh pada level 5 persen ke atas.