Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi Lampung pada Jumat, (5/5/2023). Dalam kunjungan tersebut, Jokowi ingin melihat inflasi, harga bahan pokok, dan terutama infrastruktur jalan.
Saat berkunjung di Pasar Natar Lampung Selatan, Jokowi menekankan pentingnya infrastruktur jalan untuk menurunkan biaya logistik yang berpengaruh terhadap harga di pasar.
Baca Juga
Jokowi menuturkan, harga bahan pokok dapat dikendalikan asal pasokan yang stabil. Hal itu bergantung pada infrastruktur terutama jalan.
Advertisement
"Contoh telur pasokannya cukup, pasokannya melimpah, harga pasti turun. Cabai produksinya melimpah, pasokannya melimpah, harga pasti turun, kuncinya di situ jangan sampai pasokannya kurang. Oleh sebab itu, pentingnya infrastruktur jalan dalam rangka menurunkan biaya logistik itu akan berpengaruh terhadap harga-harga di pasar-pasar ini,” ujar dia seperti dikutip dari Youtube Sekretariat Kabinet RI.
Selain melihat jalan-jalan di Lampung, Jokowi juga melihat inflasi, harga, infrastruktur terutama jalan. “Karena ini menjadi kunci, biaya logistik itu sangat tergantung baik tidaknya infrastruktur yang kita miliki,” ujar dia.
Ia menuturkan, perbaikan jalan yang rusak untuk secepat-cepatnya diperbaiki. Hal ini terutama jalan-jalan yang belum sanggup diperbaiki pemerintah provinsi dan kabupaten.
“Yang kira-kira, provinsi tak memiliki kemampuan, kabupaten tak memili kemampuan akan diambil kementerian PU yang utamanya jalannya rusak parah,” tutur dia.
Selain Tinjau Jalan Rusak, Jokowi Pantau Harga Sembako di Pasar Natar Lampung
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjung Lampung pada Jumat, 5 Mei 2023. Selain meninjau jalan yang rusak di Lampung, Jokowi mengunjungi di Pasar Natar Lampung.
Jokowi menuturkan, hal terpenting saat ini berkaitan dengan inflasi. Ia pun mengecek harga bahan pangan yang dijual di Pasar Natar Lampung dalam agenda kunjungannya.
“Yang pertama saya cek telur harganya sangat bagus sekali Rp 27-Rp 26 ribu, cabai sangat murah, bukan murah, sangat murah. Terlalu murah sekali harga cabai. Bawang merah juga baik, bawang putih baik Rp 30 ribu,” kata Jokowi, seperti dikutip dari keterangan pers saat Kunjungan Pasar Natar, Lampung Selatan melalui Youtube Sekretariat Kabinet RI.
Jokowi berharap harga dapat terus ditekan sehingga inflasi menurun. Dengan pasokan banyak stabilitas harga dapat dikendalikan. Melihat kondisi tersebut diharapkan daya beli masyarakat dapat meningkat. “Contohnya telur, pasokannya cukup, harganya pasti turun. Cabai produksinya melimpah, pasokannya melimpah harganya pasti turun. Jangan sampai pasokannya kurang. Itu sebabnya pentingnya infrastruktur jalan dalam rangka menurunkan biaya logistik, itu berpengaruh terhadap harga-harga di pasar ini,” kata dia.
Selain pantau harga, ia juga ingin melihat jalan-jalan yang ada di Lampung. “Ini melihat inflasi, melihat harga-harga, tetapi juga ingin melihat infrastruktur utamanya jalan, ini menjadi kunci. Biaya logistik itu sangat tergantung baik tidaknya infrastruktur yang kita miliki,” tutur dia.
Untuk jalan yang rusak, ia menuturkan, secepat-cepatnya dimulai yang rusak. “Yang kira-kira provinsi tidak memiliki kemampuan, kabupaten tidak memiliki kemampuan akan diambil oleh Kementerian PU. Utamanya yang jalannya rusak parah,” kata dia.
Advertisement
Jokowi Minta Jalan Rusak di Lampung Segera Diperbaiki
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta agar jalan rusak di Provinsi Lampung, yang viral beberapa waktu lalu segera diperbaiki. Jokowi mengatakan Kementerian PUPR siap mengambil alih apabila pemerintah daerah setempat tak mampu memperbaiki jalan.
"Secepat-cepatnya dimulai (perbaikan jalan rusak), yang bisa yang kira-kira provinsi tidak memiliki kemampuan, kabupaten tidak memiliki kemampuan, ya akan diambil alih oleh Kementerian PU, utmanya jalan yang rusak parah," jelas Jokowi usai meninjau Pasar Natar Provinsi Lampung, Jumat (5/5/2023).
Kunjungan Jokowi ke Lampung bukan hanya untuk meninjau harga sembako di pasar. Jokowi juga akan mengunjungi jalan rusak di Lampung.
"Ya setelah ini (dari pasar), saya mau lihat jalan-jalan yang ada di Lampung," ujarnya.
Dia menekankan pentingnya perbaikan infrastruktur jalan untuk mendukung mobilitas orang dan barang. Jokowi menyampaikan biaya logistik akan tergantung pada infrastruktur yang ada.
"Ini melihat kita melihat inflasi, lihat harga-harga tapi juga ingin melihat infrastruktur utamanya jalan, karena ini menjadi kunci biaya logistik itu sangat bergantung baik tidaknya infrastruktur yang kita miliki," kata Jokowi.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan kunjungannya ke Lampung untuk mengecek soal jalan rusak di yang viral di media sosial beberapa waktu lalu.
"Saya ingin memastikan, mau lihat betul apakah yang ada di video, apakah yang ada di media itu benar atau enggak bener," kata Jokowi di Sarinah Jakarta, Kamis (4/5/2023).
Menurut dia, pemerintah baru mengumpulkan data-data soal jalan-jalan rusak parah yang ada di kabupaten/kota maupun provinsi. Jokowi menyadari anggaran di provinsi dan kabupaten/kota hanya sedikit yang ditujukan untuk infrastruktur.
"Jadi kita baru mengumpulkan data-data jalan-jalan kabupaten dan kota, jalan-jalan provinsi yang rusak parah karena anggaran yang ada di provinsi maupun kabupaten/kota tidak banyak mengarahkan pada pembangunan infrastruktur," ujar dia.
Jokowi Sebut Jalan Rusak Ganggu Mobilitas
Jokowi menekankan pentingnya pembangunan jalan rusak di daerah. Sebab, jalanan yang rusak menganggu mobilitas orang dan barang sehingga membuat biaya logistik naik.
"Sehingga barang itu tidak bisa bersaing dengan provinsi lain daerah lain. Ini yang kita harus tau semuanya manfaat infrastruktur ada disitu (Lampung)," tutur Jokowi.
Rusaknya jalanan di Lampung, mulai mencuat viral usai seorang Tiktokers bernama Bima menyuarakan keresahannya akan kampung halamannya yang dirasa tidak pernah maju akibat jalan-jalan rusak yang terbengkalai dan tidak mendapat atensi pemerintah setempat.
Unggahan Bima pun mendapat respon positif dan membuat pemerintah Lampung membuka diri. Meski begitu, hal ini sempat menuai polemik sebab gubernur setempat merasa tidak nyaman dengan kritik Bima yang dinilai kurang menggunakan bahasa yang sopan.
Advertisement