Liputan6.com, Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memastikan pemerintah bakal membatasi pembelian LPG 3 kg. Kebijakan itu dilakukan supaya penjualan gas melon bisa menyasar konsumen yang berhak.
"Akan dilakukan pengaturan supaya yang berhak dapat haknya. Itu aja. Prinsip keadilan," kata Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (5/5/2023).
Baca Juga
Pasalnya, ia mencermati angka penjualan LPGÂ 3 kg naik terus setiap tahun. Padahal di sisi lain, tingkat kemampuan membeli masyarakat bertambah.
Advertisement
"Itu tiap tahun naik terus. Sementara yang volume botol, tinggi turun terus. Sementara yang tabung 3 kg kok naik terus. Padahal kan kita tingkat kesejahteraan udah naik," ungkapnya.
Secara aturan, pembelian LPG 3 rencananya akan dibatas per 1 Januari 2024 bagi konsumen yang sudah terdaftar. Itu tertuang dalam Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 37.K/MG.01/MEM.M/2023.
Saat ditanya apakah implementasi itu bisa dipercepat sebelum 2024, Arifin belum menjawab secara pasti. "Berjalan. Pokoknya proses improvement itu harus selalu berjalan," imbuhnya.
Untuk implementasi penyaluran, pemerintah akan memilah siapa saja konsumen yang berhak dengan basis data, khususnya yang telah terdata secara digital. Seperti yang dilakukan Pertamina lewat aplikasi MyPertamina untuk penyaluran BBM bersubsidi.
"Tapi kalau sistemnya model MyPertamina itu efektif, boleh aja modelnya dipakai sebagai basis. Jadi ketahuan, siapa sih yang sebetulnya berhak untuk mendapatkan LPG 3 kg," ungkap Arifin.
"Contoh misalnya, kayak pupuk dulu distribusinya dari pengecer. Pengecer kan kios. Di kios itu sudah ada daftar petani yang terdaftar dalam rencana definitif kebutuhan kelompok, RDKK. Itu udah jelas. Jadi tinggal ngambil ke kiosnya itu. Ini yang mustinya bisa dilakukan di LPG 3 kg," tuturnya.
Distribusi Terhambat Macet, LPG 3 Kg Susah Dicari di Pandeglang
Masyarakat di sejumlah kecamatan di Kabupaten Pandeglang, Banten, mengeluhkan kekosongan LPG 3 kg yang biasa digunakan untuk berjualan ataupun memasak di rumah. Kelangkaan LPG 3 Kg ini dirasakan masyarakat sejak sebelum Lebaran Idul Fitri 2023.
Kini, meski perayaan Idul Fitri sudah berlalu, LPG yang disubsidi pemerintah itu masih sulit di dapatkan masyarakat Pandeglang.
"Sekitar empat hari sebelum Lebaran mulai susah nyari (gas LPG 3 kg) sampai sekarang masih susah," ujar Usep, warga Desa Banjarnegara, Kecamatan Pulosari, Rabu (3/5/2023).
Dia mengaku sudah tidak dapat menemukan gas melon tersebut, sehingga dia harus mencari ke kecamatan lainnya. Meski kerap kali setelah berkeliling ke kecamatan tetangga, dia pulang dengan tangan kosong.
Kalaupun mendapatkan gas bersubsidi itu, Usep harus merogoh kocek lebih dalam lagi, karena harganya yang melambung tinggi.
"Di Kecamatan Pulosari udah pasti enggak bakal ada, saya nyari kadang ke Kecamatan Menes, kadang ke Kecamatan Saketi, tapi itu juga belum tentu dapat. Kalau pun ada itu harganya Rp 28 ribu sampai Rp 30 ribu, sebelumnya harganya Rp 20 ribu," terangnya.
Pedagang eceran pun terpaksa berhenti berjualan, karena tidak adanya stok yang dia dapat. Bahkan untuk memasak pun harus berfikir keras, lantaran sulitnya mendapatkan gas LPG 3 kg.
Advertisement
Tak Jualan
Ade, pemilik warung kelontong di Desa Menes, Kecamatan Menes bercerita kalau dia sempat bertanya ke agen gas LPG 3kg, dia mendapatkan jawaban bahwa pasokan gas subsidi itu sedang sulit didapatkan.
"Enggak ada barangnya, udah dua hari (enggak jualan), boro-boro mau jualan, ini mau masak aja enggak ada gas. Saya sempat nanya (ke agen), katanya langka dari sana nya, enggak tahu di sana itu dimana," ujar Ade, Rabu (03/05/2023).
Sebelum Lebaran Idul Fitri 2023 dia masih mendapatkan pasokan gas, namun dibatasi hanya 10 tabung. Kini, dari agen gas LPG 3kg dia pun masih sulit mendapatkannya. Kalaupun tersedia stok gas melon, harganya sudah melonjak jadi Rp 26ribu per tabungnya.
"Sekarang (harga) dari agennya aja Rp 24 ribu, kiita jual di angka Rp 30 ribu, itu kalau ada, boro-boro sekarang mah, barangnya aja enggak ada," jelasnya.