Liputan6.com, Jakarta Kereta Api Cepat Jakarta Bandung (KCJB) akan menggunakan sound barrier atau pencegah kebisingan untuk menghalau emisi suara yang dihasilkan oleh operasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Pemasangan sound barrier ini merupakan salah satu langkah KCIC untuk menerapkan konsep layanan KCJB yang ramah lingkungan.
Baca Juga
Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, pihaknya akan terus memperhatikan kenyamanan serta kepedulian pada lingkungan yang dilalui oleh trase Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Kehadiran Kereta Cepat Jakarta Bandung ini diharapkan dapat berlangsung dengan lancar tanpa menimbulkan ketidaknyamanan di tengah-tengah masyarakat.
Advertisement
“Tidak hanya fokus di operasional, KCIC juga selalu memperhatikan keberlangsungan wilayah yang dilalui oleh KCJB. Dengan dipasangnya sound barrier tersebut, kenyamanan dan ketentraman lingkungan sekitar trase KCJB tidak akan terganggu oleh suara kereta api cepat yang melintas,” ujar Dwiyana.
Operasi Kereta Cepat Jakarta Bandung akan dioperasikan dengan mematuhi Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan, dengan menjaga tingkat kebisingan di sekitaran pemukiman maksimal 55 desibel(db).
Selain itu, WHO menetapkan bahwa kebisingan yang sudah melebihi 65db sudah termasuk dalam kategori polusi suara.
Saat beroperasi, kereta cepat akan menghasilkan suara dengan tingkat kebisingan di angka 49-69 db. Untuk mencapai standar yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan WHO, maka dilakukan pemasangan sound barrier berbahan acrylic untuk mengurangi kebisingan sebesar 30db.
"Setelah dilakukan pemasangan sound barrier, maka tingkat kebisingan KCJB menjadi 19-39 db," terang Dwiyana.
Sepanjang trase KCJB terdapat 60 km sound barrier yang akan dipasang pada jalur yang dekat dengan pemukiman. Produksi materialnya sendiri telah selesai 100 persen yang dilanjutkan saat ini berprogres untuk pemasangannya. Proses pemasangan terus dikebut pengerjaannya dengan tetap memastikan ketelitian dan keamanannya.
“Keberadaan Kereta Api Cepat pertama di Indonesia ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak orang dengan tetap memperhatikan sustainability dari wilayah yang dilalui. Dipasangnya sound barrier ini akan mengurangi gangguan atau polusi suara yang ada sehingga seluruh masyarakat di trase KCJB tetap dapat beraktivitas dengan nyaman," pungkas Dwiyana.
Pastikan Tak Bergelombang, Rel Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dikalibrasi
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) tengah melakukan penyesuaian halus atau fine adjusment. Tujuannya adalah memastikan rel Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) itu tidak bergelombang dan bisa digunakan untuk kereta dengan kecepatan tinggi.
General Manager Corporate Secretary KCIC Rahadian Ratry mengatakan, proses ini dilakukaan setelah proses track laying selesai. Adapun keseluruhan proses track laying sepanjang 304 km sendiri telah selesai pada 31 Maret 2023 dan diresmikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Panjaitan.
"Pengerjaan proyek KCJB terus dilakukan agar dapat segera dioperasikan. Fine adjustment adalah salah satu proses yang saat ini sedang dilakukan oleh jajaran KCIC dan kontraktor untuk memastikan perjalanan KCJB aman dan nyaman," ujar Rahadian dalam keterangannya, ditulis Minggu (23/4/2023). Rahadian menyebut, fine adjustment dilakukan untuk memastikan tidak ada gelombang pada rel KCJB. Hal ini penting, mengingat rel yang akan dilalui KCJB perlu dipastikan sudah benar-benar lurus dan rata.
Sehingga saat KCJB melaju dalam kecepatan 350km/jam, penumpang tidak merasakan guncangan yang mengganggu kenyamanan.
Perlu diketahui, sebelum fine adjustment dilakukan, perlu dilakukan ballast disturbing yaitu memberikan guncangan pada tumpukan batu ballast di jalur KCJB sesuai dengan kekuatan guncangan KA Cepat.
Tujuannya untuk meratakan posisi batu ballast agar kuat meredam guncangan KCJB saat melintas. Baru setelah proses ini selesai, mesin penyesuaian halus atau fine adjustment akan dijalankan di atas rel kereta.
Advertisement
Capai 69,5 Persen
Pekerjaan penyesuaian halus atau fine adjustment sudah dimulai sejak pekerjaan track laying selesai. Hingga saat ini pekerjaan fine adjustment sudah mencapai 69.5 persen, dan akan terus dipastikan pekerjaan fine adjustment ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Rahadian menambahkan, bahwa seluruh pekerjaan proyek KCJB akan selalu mengutamakan keamanan dan kenyamanan penumpang.
“Fine adjustment ini adalah satu tahapan dalam persiapan operasional KCJB. Ini tahapan yang penting, karena tanpa adanya fine adjustment maka rel tersebut tidak bisa dilalui oleh KCJB yang kecepatannya mencapai 350km/jam," tutup Rahadian.
RampungMenteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan seluruh pemasangan rel Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) telah rampung.
"Kita sudah lihat fisiknya, saya kira kerja besar yang dilakukan oleh teman-teman dari WIKA (Wijaya Karya), dari tim KCIC (Kereta Cepat Indonesia China). Semua ini, saya kira sudah berjalan bagus dan kita hari ini berkumpul untuk menghadiri acara peresmian penyelesaian pemasangan rel atau track laying Kereta Api Cepat Jakarta Bandung," kata Luhut di Stasiun Halim, Jakarta Timur, Jumat.
Terdapat total sepanjang 304 kilometer rel yang telah terpasang meliputi jalur ganda seluruh trase KCJB sejauh 142,3 km, rel di empat stasiun KCJB, dan Depo Tegalluar, Kabupaten Bandung.
Lebih lanjut, Luhut juga telah mendapat laporan bahwa progres pembangunan proyek KCJB saat ini mencapai 86,19 persen.
"Dari apa yang saya dapat laporan hari ini, progres kita sudah 86,19 persen. Mungkin malah 90 persen rata-rata kita sudah bisa selesaikan sejak konstruksinya dimulai pada 2018," ungkapnya.
Ia tidak memungkiri banyak kendala yang dihadapi dalam pembangunan proyek KCJB. Namun, berkat kerja yang baik dari Indonesia dan China, proyek tersebut sampai saat ini sudah mendekati 90 persen.
"Banyak sekali memang kendala di sana sini tetapi saya kira tahun terakhir ini progresnya sudah sangat baik. Jadi, kita bangga melihat tim dari China dan tim dari Indonesia itu bisa bekerja secara baik," ujarnya.