Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka memperingati 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Korea Selatan, KBRI Seoul bersama Center for Strategic and International Studies (CSIS) menggelar Forum Bisnis yang mempertemukan para pengusaha negeri gingseng dengan para pejabat setingkat menteri tanah air.
Ada banyak topik yang dibahas dalam forum bisnis tersebut. Mulai dari pembiayaan berkelanjutan untuk transisi energi dan infrastruktur di Indonesia, upaya transformasi menuju ekonomi berkelanjutan untuk mencapai visi 2045 sebagai ekonomi terbesar ke-4, serta kebijakan dan insentif pemerintah untuk mendorong kerja sama yang lebih erat antara Indonesia dengan Korea Selatan.
Baca Juga
Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Korea, Gandi Sulistiyanto, menyampaikan keinginannya agar Korea memperkuat hubungannya sebagai mitra pembangunan Indonesia, khususnya di bidang energi terbarukan dan infrastruktur.
Advertisement
Hal yang sama juga diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Dia menyoroti upaya percepatan Indonesia dalam transisi energi bersih, yang menjadi inti dan fokus kebijakan pemerintah Indonesia saat ini.
Saat ini Indonesia sudah meluncurkan Platform Negara Mekanisme Transisi Energi (ETM) pada Presidensi G20 pada November 2022 lalu.
Proyek ETM ini telah mengidentifikasi penghentian pembangkit listrik tenaga batu bara 660 MW di Jawa Barat. Tujuannya untuk mempromosikan keadilan dan transisi yang terjangkau di Indonesia dan sekitarnya.
“Indonesia bertujuan untuk menghilangkan emisi dengan target nol emisi pada tahun 2060. Untuk mendanai upaya ini, Indonesia telah menerbitkan green bond/green Sukuk senilai total USD 8,1 miliar hingga Juni 2022,” kata Sri Mulyani dalam forum tersebut, dikutip di Jakarta, Jumat (5/5).
Energi Hijau Indonesia
Dalam forum yang sama, Gubernur Bank Indonesia menjelaskan berbagai dukungan moneter terhadap pengembangan energi hijau Indonesia. Baik melalui instrumen, kebijakan, dan kampanye pembiayaan hijau, untuk meningkatkan investasi energi terbarukan dan pembangunan infrastruktur hijau.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan, Mahendra Siregar memberikan peluang investasi infrastruktur dan energi hijau kepada investor Korea untuk mendukung proyek pembangunan hijau. Utamanya pada pembangunan ibu kota baru, Nusantara di Kalimantan Timur.
Kepala Badan Otorita IKN, Bambang Susantono menjelaskan dukungan yang diberikan lembaganya kepada investor. Salah satunya kantor dukungan ESG agar investor nyaman bekerja membangun Nusantara menjadi Smart Forest Future City.
Duta Besar Gandi Sulistiyanto juga menyoroti pentingnya sektor kelapa sawit untuk mendukung transisi rendah karbon dan pengembangan bauran energi Indonesia. Ia menekankan KBRI Seoul akan terus berupaya mendukung pencapaian target Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan pengembangan energi hijau melalui investasi.
Advertisement
Energi Terbarukan
Sesi kedua forum ini menghadirkan Direktur ADB untuk Indonesia Jiro Tominaga, Wakil Presiden Eksekutif Perencanaan Strategis Perusahaan PT PLN, Harlen En dan Direktur Manajemen Risiko PT PLN, Pradana Murti. Ketiga pembicara menyoroti upaya Indonesia dalam mengeksekusi JET-P dan ETM Country Platform untuk meningkatkan portofolio investasi hijau Indonesia.
Sesi ini menggarisbawahi peran penting perusahaan konstruksi dan energi terbarukan Korea dapat mengambil bagian dalam mencapai target Indonesia. Tujuannya mempercepat pengembangan energi terbarukan dengan mencapai 34 persen dari seluruh pembangkit listrik Indonesia di Indonesia pada tahun 2030.
Business Forum ini merupakan yang ketiga dari rangkaian business forum yang diselenggarakan oleh KBRI Seoul dalam rangka memperingati 50 Tahun Hubungan Indonesia-Korea Selatan. Selain Forum Bisnis, KBRI berencana menggelar beberapa aksi kegiatan sepanjang tahun, seperti pertunjukan budaya, talk show, dan peluncuran buku, yang melibatkan multi-stakeholder dari dua negara.