Liputan6.com, Jakarta Sebagai upaya mengantisipasi dampak perubahan iklim, yakni fenomena El Nino yang dikhawatirkan menyebabkan kekeringan, Direktur Jenderal Tanaman Pangan (Dirjen TP) Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi, meminta petani untuk melakukan percepatan tanam.
"Kebijakan Pak Mentan adalah untuk dilakukan percepatan tanam setelah memasuki panen raya yang hampir berakhir di bulan Mei," kata Suwandi dalam Diskusi Virtual di Kanal YouTube Propaktani Ditjen Tanaman Pangan, Jumat (28/4/2023).
Baca Juga
Adapun terkait penyemaian benih, Suwandi menyarankan untuk dilakukan di luar untuk mempercepat tanam, serta menggunakan benih-benih unggul super genjah dan melakukan terobosan-terobosan baru untuk tanam.
Advertisement
Dari berbagai data dan informasi secara global, Suwandi menyampaikan kalau Indonesia diprediksi akan dihadapkan pada iklim ekstrem.
Tahun 2023 dari NOAA dan International Research Institute For Climate and Society (IRI) akan terjadi fenomena El Nino walaupun skalanya lemah atau rendah. Meski demikian, Suwandi menyebut agar kewaspadaan tetap dilakukan untuk mengantisipasi dampaknya.
Waspadai Musim Pancaroba
Selain itu, saat terjadi pancaroba subsektor tanaman pangan juga akan dihadapkan pada serangan hama dan penyakit. Serangan hama dan penyakit kerap terjadi baik setelah hujan ke musim kering atau sebaliknya.
Oleh karenanya, pihaknya melakukan pemetaan daerah-daerah yang rawan terjadi organisme pengganggu tanaman (OPT). Peramalan OPT merupakan komponen penting dalam strategi pengelolaan OPT Tanaman Pangan.Â
Pasalnya, dengan peramalan OPT dapat memberikan peringatan dini tentang populasi dan tingkat serangan. Peramalan OPT merupakan komponen penting dalam strategi pengelolaan OPT Tanaman Pangan karena peramalan dapat memberikan peringatan dini tentang populasi dan tingkat serangan.Â
Biasanya pada musim pancaroba itu akan terjadi serangan hama dan penyakit, sebagai langkah awal antisipasi dini, maka dilakukan bimbingan teknis (Bimtek) peramalan OPT pada 27 April lalu.
Advertisement
Peramalan Daerah yang Berpotensi Terdampak Iklim Ekstrem
Mengawali kegiatan Bimtek, Dirjen TP menyampaikan bahwa dalam kondisi iklim ekstrim ini diharapkan tim POPT melakukan peramalan di daerah-daerah yang menjadi ancaman, walaupun selama ini sudah kita mapingkan daerah-daerah langganan serangan OPT misal daerah wereng, daerah hama tikus dan kresek.
"Ini rawan makanya harus ada persiapan. Maka dilakukan peramalan daerah ancaman walaupun sudah kami petakan daerah langganan OPT. Daerah rawan wereng, hama tikus dan lainnya dipetakan dan antisipasi dini," imbuhnya.
Setelah dilakukan peramalan terhadap serangan hama dan penyakit serta organisme pengganggu tumbuhan harus dilakukan langkah lanjutan.
Kementan Siap Dampingi Petani
Suwandi mengingatkan kembali bahwa arahan Mentan SYL agar jajaran Kementan hadir secara langsung mendampingi petani dalam menghadapi El Nino.
Langkah menghadapi ancaman El Nino dengan melakukan antisipasi dini, diantaranya mapping daerah rawan kekeringan, membentuk brigade air, early warning system dan memantau data BMKG, serta percepatan tanam dan asuransi usahatani.
Sedangkan langkah adaptasi diantaranya, penyiapan sumber sumber air, alsintan pompa, traktor, combine, penggunaan benih tahan kekeringan, sedangkan langkah mitigasi: teknologi budidaya hemat air, percepatan panen, sistem tumpangsari, klaim asuransi bagi puso, bantuan benih gratis bagi puso yang belum diasuransikan.
Â
(*)
Advertisement