Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IÂ 2023 di angka 5,03 persen (yoy). Pertumbuhan ekonomi di awal kuartal ini bisa menjadi modal yang kuat untuk sepanjang tahun ini.Â
Direktur Eksekutif Megawati Institute Arif Budimanta menjelaskan, ditilik lebih dalam, pertumbuhan ekonomi ini terjadi di seluruh komponen pengeluaran antara lain Konsumsi rumah tangga tumbuh 4,54 persen, Konsumsi Pemerintah naik 3,99 persen, investasi tumbuh 2,11 persen.
Baca Juga
Menarik, pertumbuhan ekspor mencapai 11,68 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan impor yang tumbuh 2,77 persen.Â
Advertisement
"Pertumbuhan 5,03 persen (yoy) pada triwulan I 2023 ini dapat menjadi modal kuat untuk mengungkit pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2023 ini," jelas dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (6/5/2023).
Seluruh komponen baik berdasarkan pengeluaran dan juga lapangan usaha yang seluruhnya tumbuh positif menjadi langkah penting dan dapat mengakselerasi ekonomi pada kuartal-kuartal selanjutnya.
Kinerja ekspor yang mampu tumbuh double digit 11,68 persen (y-o-y) di tengah ancaman perlambatan ekonomi global dan turunnya beberapa harga komoditas. ini menjadi hal baik yang harus terus dipertahankan dan menjadi indikasi awal bahwa transformasi ekonomi kita mulai terasa manfaatnya.
Devisa Hasil Ekspor
Dampak yang akan lebih besar bagi perekonomian dapat lebih dirasakan apabila devisa hasil ekspor (DHE) juga disimpan dan dipergunakan didalam negeri.
Selain itu BPS juga mengumumkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang turun pada Februari 2023 menjadi 5,45 persen menunjukkan kinerja baik, bahwa TPT yang sempat mencapai 7,07 persen pada Agustus 2020 secara konsisten dapat terus diturunkan.
Modal pertumbuhan yang sudah baik ini harus diteruskan dengan hilirisasi, penciptaan lapangan kerja dan mendorong daya beli masyarakat, sehingga ekonomi kedepan akan lebih kuat dan tahan menghadapi tantangan situasi ekonomi global yang penuh ketidakpastian.
Ke depan, kualitas pertumbuhan terus menjadi perhatian yang lebih serius, data BPS yang menunjukan adanya peningkatan pekerja informal dari 56,64 persen pada Februari 2020 menjadi 60,12 persen pada Februari 2023 harus dijadikan bahan evaluasi untuk terus memperbaiki kualitas pertumbuhan kita.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sentuh 5,03 Persen di Kuartal I 2023
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2023 terhadap triwulan I-2022 tumbuh sebesar 5,03 persen (y-on-y). Angka pertumbuhan ekonomi ini mengalami kontraksi 0,92 persen dibandingkan pada kuartal IV-2022.
"Secara year on year pertumbuhan ekonomi kita (kuartal I-2023) 5,03 persen," kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh Edy Mahmud dalam konferensi pers, Jumat (5/5/2023).
Edy menjelaskan, kontraksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 0,92 persen kuartal I-2023 dibandingkan kuartal IV-2022 polanya sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Menurutnya, beberapa tahun sebelumnya pada kuartal I selalu mengalami kontraksi.
Misalnya pada kuartal I-2022 kontraksi sebesar 0,94 persen, kuartal I-2021 juga kontraksi 0,93 persen, dan kuartal I-2022 terkontraksi sebesar 2,41 persen.
"Jadi, memang secara Q to Q untuk triwulan I polanya memang demikian selalu terkontraksi," ujarnya.
Kendati demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2023 masih tumbuh diatas 5 persen yakni 5,03 persen dibandingkan kuartal yang sama di tahun sebelumnya. Hal ini menandakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih stabil.
Bisa dilihat dari kuartal IV-2021 sampai dengan kuartal I-2023 perekonomian Indonesia tumbuh pada level 5 persen ke atas.
Â
Advertisement
Hitungan Berdasarkan PDB
Sementara itu, ekonomi Indonesia bila dihitung berdasarkan PDB pada kuartal I-2023 atas dasar harga berlaku sebesar mencapai Rp 5.071,7 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 Rp 2.961,2 triliun.
Adapun lapangan usaha dengan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi tersebut antara lain industri pengolahan, perdagangan dan pertambahan tumbuh moderat, sedangkan pertanian dan konstruksi tetap tumbuh meskipun relatif rendah.
Sementara, terdapat tiga lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi, diantaranya transportasi dan pergudangan tumbuh 15,93 persen, akomodasi dan makan minum 11,55 persen, serta jasa lainnya tumbuh 8,90 persen.
Pertumbuhan tiga sektor ini ditopang oleh peningkatan mobilitas masyarakat, peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara, serta terselenggaranya beberapa acara nasional dan internasional. Â