Liputan6.com, Jakarta - Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) memaparkan tiga kriteria calon presiden (capres) yang akan didukung oleh pedagang pasar tradisional se-Indonesia. Syarat utama, calon presiden bersangkutan wajib sering berkunjung ke pasar tradisional.Â
Sekretaris Jenderal DPP Ikappi Reynaldi Sarijowan beralasan, Presiden Indonesia untuk periode 2024-2029 minimal harus sama dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca Juga
"Kita tahu bahwa Presiden Jokowi merupakan presiden yang sering berkunjung ke pasar dan yang mendapatkan dukungan pedagang pasar, bahkan melihat persoalan harga bahan pokok langsung di pasar tradisional," ujarnya dalam pernyataan tertulis, Sabtu (6/5/2023).
Advertisement
Kriteria kedua, Reynaldi menambahkan, pedagang pasar mencari capres yang banyak memberikan solusi atas persoalan pasar tradisional.Â
"Kami melihat calon presiden yang akan datang dapat memberikan solusi atas persoalan pedagang pasar melalui regulasi. Diharapkan dapat merumuskan undang-undang baru, yaitu undang-undang perlindungan pasar tradisional yang menjamin bertahannya eksistensi pasar tradisional di indonesia," pintanya.Â
Terakhir, pedagang pasar juga ingin calon presiden yang dapat melindungi mereka. Itu dilakukan melalui permodalan dan pelatihan sumber daya manusia (SDM), agar pedagang pasar tradisional mampu bersaing dengan banjirnya e-commerce dan gempuran retail modern.Â
"Ketiga kriteria ini kami umumkan dalam rangka menjaring usulan dari pedagang pasar se-indonesia, sembari secara organisasi IKAPPI melaksanakan rapat kerja daerah di kabupaten/kota seluruh Indonesia," pungkas Reynaldi.
Menteri Bahlil: Capres Kalau Mau Menang, Baik-baiklah dengan Jokowi
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyatakan, calon presiden yang ingin menang harus baik-baik ke Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi masih tinggi.
Dalam survei terbaru Lembaga Survei Indonesia (LSI), tingkat penilaian kinerja Presiden Jokowimencapai 82 persen.
"Hati-hati capres-capres kalau mau jauh-jauh dengan pak Jokowi ya sudah hasilnya tahu sendiri. Tapi saya mau jujur ini bagi capres mau menang maka baik-baiklah kalian dengan bapak Presiden Jokowi," ujar Bahlil saat rilis survei LSI secara daring, Rabu (3/5/2023).
Bahlil meyakini, calon presiden (Capres) yang menjadi antitesa dari Jokowi hasilnya akan kalah di Pilpres 2024.
"Kalau capres yang membikin antitesa dengan Pak Jokowi, hasilnya akan ketahuan," ujarnya.
Keyakinan Bahlil itu dikuatkan dengan temuan LSI. 65,2 persen responden menilai presiden selanjutnya harus bisa melanjutkan kepemimpinan Jokowi.
"Kenapa ini bukan kata saya, kata survei di situ ada mengatakan juga bahwa apakah setuju presiden ke depan melanjutkan program pak Jokowi 65 persen setuju," ujar bahlil.
Advertisement
Sosok Jokowi Dibutuhkan
Menurut Bahlil, bukan berarti Jokowi cawe-cawe dalam pertarungan Pilpres 2024. Tetapi, sosok Jokowi dibutuhkan untuk membantu meraih kemenangan di 2024.
Sebab, sampai hari ini elektabilitas calon presiden belum melampaui angka 30 persen ke atas. Para capres sadar butuh bantuan termasuk dari sosok Jokowi untuk mendongkrak suara.
"Peran Presiden Jokowi ini bukan dia mau cawe-cawe. Hilangkan dulu pemikiran ingin cawe-cawe. Yang membutuhkan bukan presiden Jokowi, capresnya membutuhkan dukungan bapak presiden Jokowi, bukan bapak presiden Jokowi yang cawe-cawe," kata Bahlil.
"Karena capres-capres ini sadar bahwa figur Presiden Jokowi dengan tingkat kepuasan publik 80 persen ini sangat menentukan siapa yang akan bisa memenangkan pertarungan ke depan. Selain kerja kerasnya dan Allah SWT," pungkasnya.