Sukses

Tenang, Sistem Keuangan Indonesia Terjaga di Tengah Ancaman Ekomi Global

Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan pada kuartal I-2023 kondisi keuangan Indonesia tetap terjaga

Liputan6.com, Jakarta Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan pada kuartal I-2023 kondisi keuangan Indonesia tetap terjaga ditengah tantangan pasar keuangan global.

"Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) triwulan I tahun 2023 terus terjaga di tengah tantangan pasar keuangan global perkembangan positif ini ditopang koordinasi kebijakan yang ditempuh serta optimisme serta pemulihan yang masih kuat dengan membaiknya berbagai indikator," kata Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers KSSK, Senin (8/5/2023).

Rapat tersebut juga dihadiri oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar dan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa.

Dalam kesempatan tersebut, Sri Mulyani yang menjabat sebagai Menteri Keuangan, juga menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2023 tumbuh positif dikisaran 5,03 persen.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I-2023 tercatat pada tingkat 5,03 persen, ini sedikit meningkat dibanding pertumbuhan sebelumnya, yang levelnya 5,01 persen yoy," ujarnya.

 

2 dari 3 halaman

Ekonomi Indonesia Kuat

Ke depan, KSSK memprediksi pertumbuhan ekonomi tetap kuat. Pertumbuhan ini didukung oleh membaiknya mobilitas masyarakat, keyakinan konsumen dan membaiknya daya beli.

Bahkan, KSSK optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai angka 4,5 - 5,3 persen pada tahun 2023.

"Dengan perkembangan tersebut, 2023 akan bias ke atas dalam kisaran 4,5 - 5,3 persen," ucapnya.

 

3 dari 3 halaman

Komitmen KSSK

Dengan demikian, KSSK akan terus berkomitmen guna memperkuat koordinasi dan menjaga kewaspadaan terhadap perkembangan risiko ekonomi, utamanya risiko global.

"Kami berkomitmen terus memperkuat koordinasi dan tetap menjaga kewaspadaan terhadap perkembangan risiko global," pungkasnya.

Video Terkini