Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) target melakukan kerjasama pembayaran lintas negara berbasis QR Code Indonesian Standard (QRIS) dengan Singapura pada akhir 2023. Dengan begitu, QRIS mulai bisa digunakan di Negeri Singa di penghujung tahun nanti.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Filianingsih Hendarta mengatakan, Indonesia telah menjalin kerjasama pembayaran QR Code lintas negara dengan Thailand di 2022, dan Malaysia dalam waktu dekat ini.
Baca Juga
"Sementara kerjasama pembayaran QR lintas negara antara Indonesia dan Singapura target diluncurkan pada akhir 2023," ujar Filianingsih dalam Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2023, Selasa (9/5/2023).
Advertisement
Selain dengan ketiga negara itu, Bank Indonesia juga sudah meneken MoU pemakaian QRIS dengan India, Korea Selatan, hingga Jepang.
Filianingsih menjelaskan, kerjasama pembayaran QR Code ini membuat para pengguna dari masing-masing negara melakukan pembayaran lewat mata uang lokal mereka. Pasalnya, BI juga sudah mencapai kesepakatan penggunaan mata uang lokal atau Local Currency Settlement (LCS) dengan bank sentral di negara tersebut.
Kesepakatan LCS ini dijalin guna mengurangi ketergantungan terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Sehingga nilai tukar mata uang masing-masing negara tersebut juga bisa lebih kuat.
"Gebrakan ini memberikan opsi lebih banyak kepada pengguna di sistem pembayaran antar negara," imbuh Filianingsih.
"Itu juga mendongkrak transaksi lebih efektif, mempromosikan inklusi ekonomi dan keuangan digital, memperkuat stabilitas makro ekonomi dengan mempromosikan penggunaan mata uang lokal secara lebih ekstensif untuk transaksi bilateral," tuturnya.
Â
1.000 Pasar Ditargetkan Pakai QRIS, Wamendag: Sudah Hampir Setengahnya
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengungkap capaian dari target 1.000 pasar yang menerapkan digitalisasi dalam metode pembayarannya. Itu ditandai dengan penggunaan QR Indonesia Standard (QRIS).
Jerry menyebut, langkah ini jadi satu upaya digitalisasi pembayaran di lingkungan pasar tradisional. Dia mematok target sekitar 1.000 pasar menggunakan QRIS per tahunnya.
"Itu saya mesti lihat dulu angka persisnya berapa. Cuman setahu saya itu kita sudah hampir setengahnya ya," ujar dia saat ditemui di sela-sela Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI), di JCC Senayan, Jakarta, Senin (8/5/2023).
Jerry menyebut penerapannya tak hanya bergantung di satu wilayah saja, tapi menyebar di seluruh pasar di seluruh Indonesia. Mengingat, ada peran Kemendag sebagai pengarah pusat kepada dinas-dinas di pemerintah daerah di tiap titik.
"Nah kami tentu koordinasi dengan pemda, provinsi, kabupaten/kota. Karena apapun domainnya dibawa mereka. Kami memberikan himbauan kami emmbuka jalan, kami membuka akses, tapi inplementasinya harus melalui pemerintah daerah," bebernya.
Jerry menerangkan, upaya digitalisasi pembayaran ini jadi langkah konkret yang dijalankan Kemendag dalam mendukung pemerintah menggenjot tingkat inklusi keuangan.
"Salah satu konkretnya kami menargetkan digitalisasi pasar 1.000 per tahun," katanya.
Advertisement
Tak Pakai Uang Tunai
Dengan penerapan QRIS, konsumen di pasar tak perlu menggunakan uang tunai, karena bisa langsung melakukan pemindaian kode QR yang tertera di jongko di dalam pasar.
Jerry mengklaim, langkah ini bisa memudahkan proses transaksi. Ditambah lagi, konsumen bisa memiliki pilihan dalam melakukan pembayaran atas barang yang dibelinya.
"Tak cuma hanya pembayaran tapi juga akses ke marketplace mempertemukan penjual dan pembeli tanpa harus bertemu secara fisik," urainya.
"Nah hal seperti inilah langkah-langkah yang mungkin terkesan sederhana tapi kami lakukan dalam rangka untuk mendukung digitalisasi," pungkas Jerry Sambuaga.