Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) meyakini, kehadiran kereta api cepat di suatu negara dapat meningkatkan industri pariwisata dan perekonomian, terutama pada wilayah-wilayah yang dilalui.
General Manager Corporate Secretary Kereta Cepat Indonesia China Rahadian Ratry mencontohkan, hal itu telah terjadi di China, dimana peningkatan wisatawan semakin terasa sejak dioperasikannya KA Cepat di wilayah tersebut. Dampak positif yang muncul ini menjadi harapan bagi Indonesia, yang sebentar lagi akan menikmati kehadiran Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).
"Operasional KA Cepat di China sangat disambut baik oleh masyarakat. Terbukti sejak pertama kali dioperasikan pada tahun 2008, KA Cepat di Tiongkok telah melayani lebih dari 10 milyar penumpang. Tidak hanya untuk bekerja, penumpang juga memanfaatkan kehadiran KA Cepat untuk berwisata," ungkapnya, Selasa (9/5/2023).
Advertisement
Rahadian menyampaikan, melansir data dari biro pariwisata Tongcheng, terjadi peningkatan 80 persen volume pemesanan paket tur KA Cepat di Juni 2022. Adapun biro pariwisata Tuniu mencatat, terjadi peningkatan wisatawan yang memilih KA Cepat sebagai moda transportasinya untuk berwisata sebesar 132 persen pada Juni 2022.
Peningkatan tersebut dapat tercipta melalui hadirnya promo-promo paket wisata dan dukungan pemerintah setempat di berbagai daerah berkaitan dengan KA Cepat. Misalnya Di Hubei dan Chongqing, penumpang KA Cepat bisa mendapatkan tiket gratis atau diskon 50 persen tiket untuk beberapa destinasi wisata.
Adapun Departemen Budaya dan Pariwisata di wilayah Tiongkok timur seperti Jiangsu, Zhejiang, dan Anhui, serta Shanghai bersama-sama merilis daftar destinasi wisata di wilayah-wilayah yang dilewati trase KA Cepat.
Selain dampak peningkatan pariwisata, terjadi pula peningkatan perekonomian di wilayah yang dilalui KA Cepat. Berdasarkan data statistik dari China’s Highspeed Railway Study Report, terdapat peningkatan sebanyak 14 persen untuk pertukaran ekonomi di kota Beijing dan Guangzhou setelah terhubung dengan KA Cepat.
Kecepatan dan Kenyamanan yang Ditawarkan KCJB Jadi Nilai Tambah
Menurut Rahadian, waktu tempuh menjadi salah satu faktor penting dalam mempengaruhi mobilitas masyarakat.
"Berbagai peningkatan tersebut terjadi setelah adanya KA Cepat di Tiongkok yang memungkinkan mobilitas barang dan orang menjadi lebih cepat dibandingkan masa sebelumnya," imbuhnya.
Oleh karenanya, ia berharap Kereta Cepat Jakarta Bandung bisa seperti KA Cepat di China yang mampu menggaet wisatawan dalam dan luar negeri sebagai salah satu segmen penumpangnya. Ia menilai, kecepatan dan kenyamanan yang ditawarkan KCJB menjadi nilai tambah bagi para wisatawan yang ingin bepergian dengan aman, cepat dan nyaman.
"Pengoperasian KCJB akan berkaca kepada kesuksesan pengoperasian Kereta Api Cepat di Negara Maju lainnya. KCJB akan mengadopsi sisi teknologi dan pelayanan yang telah diterapkan disana. Sehingga harapannya dapat menimbulkan berbagai peningkatan perekonomian," tuturnya.
Secara estimasi waktu tempuh, perjalanan dari Jakarta ke Bandung maupun sebaliknya hanya butuh sekitar 30-40 menit saja. Rahadian menilai, itu bisa jadi benefit guna menghemat waktu untuk liburan.
"Kami melihat bahwa Kereta Api Cepat akan menjadi masa depan transportasi di Indonesia. Tiongkok sudah berhasil membuktikan itu, dan sekarang saatnya Indonesia untuk membuktikannya," pungkas Rahadian.
Advertisement
Kereta Cepat Jakarta Bandung Kebut Pasang Pencegah Kebisingan Sepanjang 60 Km
Sebelumnya, Kereta Api Cepat Jakarta Bandung (KCJB) akan menggunakan sound barrier atau pencegah kebisingan untuk menghalau emisi suara yang dihasilkan oleh operasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Pemasangan sound barrier ini merupakan salah satu langkah KCIC untuk menerapkan konsep layanan KCJB yang ramah lingkungan.
Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, pihaknya akan terus memperhatikan kenyamanan serta kepedulian pada lingkungan yang dilalui oleh trase Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Kehadiran Kereta Cepat Jakarta Bandung ini diharapkan dapat berlangsung dengan lancar tanpa menimbulkan ketidaknyamanan di tengah-tengah masyarakat.
“Tidak hanya fokus di operasional, KCIC juga selalu memperhatikan keberlangsungan wilayah yang dilalui oleh KCJB. Dengan dipasangnya sound barrier tersebut, kenyamanan dan ketentraman lingkungan sekitar trase KCJB tidak akan terganggu oleh suara kereta api cepat yang melintas,” ujar Dwiyana.
Operasi Kereta Cepat Jakarta Bandung akan dioperasikan dengan mematuhi Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan, dengan menjaga tingkat kebisingan di sekitaran pemukiman maksimal 55 desibel(db).
Selain itu, WHO menetapkan bahwa kebisingan yang sudah melebihi 65db sudah termasuk dalam kategori polusi suara.
Kebisingan di Angka 49-69 db
Saat beroperasi, kereta cepat akan menghasilkan suara dengan tingkat kebisingan di angka 49-69 db. Untuk mencapai standar yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan WHO, maka dilakukan pemasangan sound barrier berbahan acrylic untuk mengurangi kebisingan sebesar 30db.
"Setelah dilakukan pemasangan sound barrier, maka tingkat kebisingan KCJB menjadi 19-39 db," terang Dwiyana.
Sepanjang trase KCJB terdapat 60 km sound barrier yang akan dipasang pada jalur yang dekat dengan pemukiman. Produksi materialnya sendiri telah selesai 100 persen yang dilanjutkan saat ini berprogres untuk pemasangannya. Proses pemasangan terus dikebut pengerjaannya dengan tetap memastikan ketelitian dan keamanannya.
“Keberadaan Kereta Api Cepat pertama di Indonesia ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak orang dengan tetap memperhatikan sustainability dari wilayah yang dilalui. Dipasangnya sound barrier ini akan mengurangi gangguan atau polusi suara yang ada sehingga seluruh masyarakat di trase KCJB tetap dapat beraktivitas dengan nyaman," pungkas Dwiyana.
Advertisement