Liputan6.com, Jakarta - Pada hari ini, kurs dolar AS atau kurs USD ke rupiah masih berada di kisaran Rp 14.000. Berdasarkan informasi di laman resmi Bank Indonesia, Rabu (10/5/2023), kurs jual USD ada di Rp 14.830,78. Sedangkan kurs beli USD sebesar Rp 14.683,22. Angka hari ini naik dari hari sebelumnya meski tidak signifikan.
Sementara kurs jual Poundsterling Inggris hari ini ada di Rp 18.692,72 dan kurs beli Rp 18.503,79. Mata uang Euro hari ini memiliki kurs jual Rp 16.284,20 dengan kurs beli Rp 16.116,30.
Baca Juga
Kurs jual dolar Australia sebesar Rp 10.025,61 dan kurs beli Rp 9.924,39.
Advertisement
Beralih ke negara kawasan ekonomi besar di Asia, kurs jual Yen Jepang hari ini berada di Rp 10.997,98 per 100 Yen dan kurs beli Rp 10.887,75 per 100Â Yen. Di sisi lain, Kurs jual Yuan China sebesar Rp 2.141,20 diikuti kurs beli Rp 2.119,71.
Kurs jual Won Korea Selatan hari ini Rp 11,20 dengan kurs beli Rp 11,08 per Won yang mengalami penurunan pada keduanya. Kurs jual dolar Hong Kong hari ini dipatok Rp 1.889,73 serta kurs beli sebesar Rp 1.870,90.
Sementara di negara kawasan Asia Tenggara hari ini, untuk  dolar Singapura (SGD) memiliki kurs jual Rp 11.186,29 dan kurs beli Rp 11.074,15 juga Ringgit Malaysia dengan kurs jual Rp 3.340,27 dan kurs beli Rp 3.303,31.
Kurs jual Peso Filipina hari ini berada di Rp 265,98 dan kurs beli Rp 263,19 juga Thailand dengan kurs jualnya Rp 439,82 dan kurs belinya Rp 435,19 per Baht.
Rupiah Melemah Jelang Rilis Inflasi AS
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal perdagangan Rabu menurun menjelang rilis data inflasi Amerika Serikat (AS).
Pada Rabu (10/5/2023), rupiah melemah 15 poin atau 0,10 persen ke posisi 14.757 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.742 per dolar AS.
"Menjelang rilis data inflasi AS yang diperkirakan belum akan turun secara signifikan, mayoritas mata uang global melemah terhadap dolar AS," kata analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri dikutip dari Antara.
Reny mengatakan indeks dolar AS (DXY) masih relatif stabil level 101, meskipun dua hari terakhir dolar AS masih cenderung menguat terhadap major currencies seiring dengan membaiknya data-data ekonomi AS.
Indeks dolar AS adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap enam mata uang negara utama lainnya, yakni euro, yen Jepang, pound Inggris, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.
Penguatan dolar AS juga berlanjut setelah data sektor tenaga kerja AS menunjukkan perkembangan yang positif. Penambahan pekerjaan Non-Farm Payrolls dirilis di atas ekspektasi menjadi sebesar 253.000 dan tingkat pengangguran AS turun menjadi 3,4 persen.
Bank sentral AS atau The Fed juga masih memberikan indikasi belum akan menurunkan suku bunga acuannya dalam waktu dekat. Menurut Reny, tren peningkatan suku bunga global masih berlanjut meskipun Fed rate sudah mencapai terminal ratenya sebesar 5,25 persen tahun ini.
Â
Advertisement
Bank Sentral Eropa
Selain itu, Bank Sentral Eropa juga menaikkan suku bunga ECB rate sesuai perkiraan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,75 persen pekan lalu sejalan dengan inflasinya yang kembali naik sebesar 7 persen pada April 2023 dari perkiraan dan posisi Maret 2023 sebesar 6,9 persen.
Pada pekan ini, akan ada pertemuan Bank of England yang diperkirakan juga masih akan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 bps menjadi 4,5 persen.
Sementara dari domestik, setelah rilis inflasi yang tetap terkendali sebesar 0,33 persen (month on month) pada April 2023, pelaku pasar merespons data pertumbuhan ekonomi kuartal I-23 yang tetap tumbuh solid sebesar 5,03 persen (year on year/yoy) di atas perkiraan pasar yang sebesar 4,97 persen (yoy).
Selain itu, cadangan devisa dirilis menurun sebesar 1 miliar dolar AS, namun masih dalam posisi yang memadai.
Reny memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih bergerak di kisaran 14.690 per dolar AS hingga 14.785 per dolar AS dalam jangka pendek.