Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis pagi ini. Penguatan rupiah hari ini terjadi di tengah investor mencerna data inflasi Amerika Serikat (AS) yang menurun.
Pada Kamis (11/5/2023), nilai tukar rupiah hari ini naik sembilan poin atau 0,06 persen ke posisi 14.723 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.732 per dolar AS.
Baca Juga
"Lebih karena inflasi AS yang menurun, sehingga market melihat peluang kenaikan suku bunga lebih kecil," kata analis ICDX Revandra Aritama dikutip dari ANTARA.
Advertisement
Revandra menuturkan inflasi AS April 2023 berada di level 4,9 persen menekan sentimen kenaikan suku bunga. Setelah sebelumnya sentimen kenaikan nilai suku bunga bank sentral AS atau The Fed memiliki peluang yang lebih besar menyusul prediksi inflasi AS masih tetap berada di level 5 persen.
Selain itu, sebelumnya ada juga perkiraan bahwa inflasi AS April 2023 berpeluang naik menyusul laporan pasar tenaga kerja AS yang berada di level yang sangat baik.
Dengan tingginya penyerapan tenaga kerja, kemampuan masyarakat untuk berbelanja akan meningkat hal ini mendorong konsumsi dan yang pada gilirannya mendorong inflasi. Namun kenyataannya, laporan inflasi AS April mengalami penurunan, Walaupun penurunannya tipis, tetapi itu juga menekan sentimen pasar terhadap kenaikan suku bunga The Fed.
Dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena indeks harga konsumen (IHK) AS yang lebih rendah dari perkiraan pada April mungkin menandakan bahwa inflasi mereda.
Indeks dolar AS, yang mengukur nilai tukar dolar ASÂ terhadap enam mata uang utama saingannya, turun 0,12 persen menjadi 101,4797 pada akhir perdagangan.
Revandra memproyeksikan rupiah bergerak di kisaran 14.600 per dolar AS hingga 14.800 per dolar AS.
Pada Rabu 10 Mei 2023, rupiah ditutup meningkat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi 14.732 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.742 per dolar AS.
Uang Beredar Tembus Rp 8.293,6 Triliun pada Maret 2023, Tumbuh 6,2 persen
Bank Indonesia (BI) mencatat pada Maret 2023 uang beredar dalam arti luas (M2) tetap tumbuh positif. Posisi M2 tercatat sebesar Rp8.293,6 triliun, atau tumbuh 6,2 persen (yoy), setelah tumbuh 7,9 persen (yoy) pada Februari 2023.
Dilansir dari laman BI, Kamis (27/4/2023), perkembangan uang beredar tersebut terutama disebabkan oleh pertumbuhan komponen Uang Beredar Sempit (M1) dan uang kuasi. Pada Maret 2023, M1 tumbuh sebesar 4,8 persen (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 6,6 persen (yoy).
Sementara, Giro rupiah tercatat tumbuh 7,8 persen (yoy), setelah tumbuh sebesar 13,6 persen (yoy) pada bulan sebelumnya. Dana float uang elektronik pada Maret 2023 tercatat sebesar Rp10,7 triliun dengan pangsa sebesar 0,2 persen terhadap M1, atau terkontraksi 4,5 persen (yoy), setelah terkontraksi sebesar 20,8 persen (yoy) pada Februari 2023.
Sedangkan, tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 47,2 persen terhadap M1, tercatat sebesar Rp2.153,3 triliun pada posisi laporan, atau tumbuh sebesar 2,7 persen (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh 3,5 persen (yoy).
Dalam hasil laporan statistik uang beredar, Bank Indonesia mencatat komponen uang kartal yang beredar di masyarakat pada Maret 2023 tercatat sebesar Rp832,9 triliun, atau tumbuh 5,1 persen (yoy), setelah tumbuh sebesar 2,2 persen (yoy) pada Februari 2023.
Â
Advertisement
Uang Kuasi
Kemudian, uang kuasi dengan pangsa 44,7 persen dari M2, tercatat sebesar Rp3.708,3 triliun pada Maret 2023, atau tumbuh 8,0 persen (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 9,7 persen (yoy). Pertumbuhan uang kuasi terutama disebabkan oleh pertumbuhan giro valas sebesar 24,0 persen (yoy) pada bulan laporan, setelah tumbuh sebesar 35,8 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.
Selain itu, tabungan lainnya tercatat tumbuh 4,8 persen (yoy) pada Maret 2023, setelah tumbuh 7,6 persen (yoy) pada Februari 2023. Disisi lain, simpanan berjangka tumbuh sebesar 5,0 persen (yoy) pada Maret 2023, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 4,9 persen (yoy).
Komponen surat berharga selain saham dengan pangsa 0,3 persen terhadap uang M2 terkontraksi 11,3 persen (yoy) pada Maret 2023, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 8,6 persen (yoy).
Â