Sukses

Jadi Pemegang Saham Terbesar Ketiga IsDB, Indonesia Bakal Raih Modal 4 Kali Lebih Besar

Indonesia telah resmi menjadi pemegang saham terbesar ketiga di Islamic Development Bank (IsDB), setelah Arab Saudi dan Libya

Liputan6.com, Jakarta Indonesia telah resmi menjadi pemegang saham terbesar ketiga di Islamic Development Bank (IsDB), setelah Arab Saudi dan Libya. Dewan Gubernur Islamic Development Bank secara aklamasi memberikan persetujuan atas proposal kenaikan saham Indonesia pada Sidang Tahunan IsDB ke-48 (10-13 Mei 2023) di Jeddah, Arab Saudi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang hadir dalam kesempatan tersebut menyatakan, dengan adanya kenaikan saham di Islamic Development Bank, Indonesia akan mendapatkan beragam manfaat, baik secara strategis dan ekonomis.

"Mulai dari meningkatkan posisi tawar Indonesia di IsDB hingga meningkatkan potensi pembiayaan IsDB sampai dengan 3,5-4 kali lebih besar," kata Sri Mulyani melalui akun Instagram @smindrawati, Minggu (14/5/2023).

"Saya harap dengan adanya kenaikan saham ini, kerja sama antara Indonesia dan IsDB dapat semakin menguat serta membawa kesejahteraan bagi seluruh umat," ujar dia.

Sri Mulyani menceritakan, hubungan Indonesia dengan Islamic Development Bank telah terjalin begitu lama. Keanggotaan Indonesia pada IsDB dimulai sejak 12 Agustus 1974, bahkan jadi salah satu anggota pendirinya.

 

2 dari 4 halaman

Posisi Sebelumnya

Sebelum punya porsi tiga terbesar, Sri Mulyani menyebut, Indonesia merupakan pemegang saham terbesar ke-12 dengan total penyertaan modal sebesar USD 1.511 juta, atau 2.25 persen dari total modal ditempatkan IsDB.

Adapun sejak berdiri sampai dengan 2022, IsDB Group sendiri telah menyetujui pembiayaan untuk Indonesia sebesar USD 6,3 miliar.

Sebelumnya, Sri Mulyani juga telah menyampaikan strategi untuk melakukan kenaikan saham khusus, atau Special Capital Increase (SCI). Kenaikan saham ini akan menempatkan Indonesia pada posisi pemegang saham ke-3 setelah Saudi Arabia dan Libya dengan kenaikan saham sebesar 8,43 persen.

"Post-SCI ini akan terjadi dilusi untuk seluruh pemegang saham. Sehingga hasil final shareholding Indonesia menjadi 7,94 persen. Board of Governors IsDB telah menyetujui SCI ini pada IsDB Annual Meetings 12 Mei 2023," terang Sri Mulyani.

3 dari 4 halaman

Indonesia Resmi Jadi Pemegang Saham Terbesar Ketiga di Islamic Development Bank

Pada Sidang Tahunan Islamic Development Bank (IsDB) ke-48 pada 10-13 Mei 2023 di Jeddah, Arab Saudi, Dewan Gubernur Islamic Development Bank secara aklamasi memberikan persetujuan atas proposal kenaikan saham Indonesia.

Dengan persetujuan tersebut, Indonesia resmi menduduki peringkat pemegang saham Islamic Development Bank terbesar ketiga setelah Arab Saudi dan Libya, serta berada di atas Iran, Nigeria, Qatar, Mesir, Kuwait, UAE, dan Turki.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, Indonesia ingin menjadi mitra IsDB yang lebih kuat untuk meningkatkan peran, mewujudkan agenda reformasi, dan melaksanakan mandatnya dalam membantu negara-negara anggota, terutama negara-negara anggota miskin dan rentan, serta komunitas muslim di dunia.

Atas pertimbangan tersebut, Sri Mulyani menambahkan, Indonesia memutuskan untuk meningkatkan kepemilikan saham di Islamic Development Bank dari posisi ke-12 menjadi posisi ke-3.

"Dengan menjadi pemegang saham terbesar ketiga, Indonesia tidak saja akan menegaskan posisinya di panggung global dengan ikut menentukan arah pembangunan dunia melalui pengaruh keanggotaannya dalam bank pembangunan multilateral seperti IsDB. Tali juga dapat secara langsung berperan aktif dalam operasionalisasi IsDB dan berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta pengentasan kemiskinan di negara-negara anggota IsDB, yang pada umumnya merupakan negara dengan komunitas muslim yang berpendapatan rendah," ujarnya, Minggu (14/5/2023).

Di sisi lain, Menkeu menilai, Indonesia juga dapat semakin mendorong peran IsDB dalam berbagai kegiatan pembangunan di Tanah Air. Termasuk dalam pengembangan ekonomi dan keuangan Islam.

4 dari 4 halaman

Dukungan Pembiayaan

Hingga Desember 2022, IsDB telah memberikan dukungan pembiayaan bagi Indonesia sebesar USD 6,3 miliar, khususnya untuk sektor-sektor seperti pertanian, pendidikan, industri dan pertambangan melalui berbagai instrumen. Seperti, pembiayaan proyek, pembiayaan perdagangan, dan pemberian bantuan teknis.

Dengan posisi kepemilikan saham yang baru ini, Sri Mulyani menyatakan, Indonesia akan memastikan Islamic Development Bank akan merealisasikan agenda reformasinya untuk dapat memberikan pelayanan kepada negara anggotanya secara lebih baik lagi.

"Indonesia juga akan memastikan efektivitas dan keterjangkauan instrumen pendanaan IsDB yang berbasis Syariah dalam memberikan dampak dan manfaat yang optimal bagi negara anggota, termasuk dalam mendukung pengembangan Kerjasama Selatan-Selatan," imbuhnya.

Hal ini dapat dilakukan melalui pengembangan pembiayaan campuran (blended finance), yang pada prinsipnya mengombinasikan penggunaan dana murah atau hibah dari berbagai sumber. Seperti, negara dan filantropi, dengan dana dan fasilitas reguler dari bank pembangunan multilateral seperti IsDB, ditambah dengan dana komersial yang dapat berasal dari sektor swasta.

"Indonesia sendiri dapat berkontribusi melalui beberapa program dan institusi yang ada saat ini seperti Lembaga Dana Kerjasama Pembangunan Internasional (LDKPI/Indonesia Aid) dan SDG-Indonesia One yang dikelola oleh PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI)," terang Sri Mulyani.