Sukses

Pasca Pandemi, Jumlah Penumpang Pesawat Meningkat Sampai 70 Persen

pada Garuda Indonesia Online Travel Fair fase kedua 2023 ini, Garuda Indonesia memberikan potongan harga hingga 80 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Pasca pembatasan akibat Pandemi Covid-19, platform Traveloka mencatatkan permintaan tiket pesawat pada kuartal I 2023, naik hingga 70 persen.

"Iya, ada peningkatan permintaan di kuartal pertama 2023, 60 sampai 70 persen. Lalu, pada periode angkutan Lebaran juga terjadi peningkatan," ujar Iko Putera, CEO Traveloka, saat menjadi pembicara dalam Garuda Indonesia Online Travel Fair (GOTF), Senin (15/5/2023).

Dengan fenomena ini menunjukan, bila tren traveler meningkat hampir menyamai sebelum masa pandemi COVID-19 di 2019. Baik perjalanan ke dalam ataupun luar negeri, sehingga, bisnis pariwisata di Indonesia mulai menggeliat kembali.

"Dengan event Garuda Indonesia Online Travel Fair ini sangat membantu atau menstimulus permintaan traveler. Jadi mereka akan sangat memanfaatkannya untuk ajang bepergiaan," kata Iko.

Makanya, pada saat momen ini, lanjutnya, akan ada kemudahan yang ditawarkan Traveloka, seperti bisa mengganti jadwal penerbangan. Jadi, dia menyarankan, para traveler jangan ragu untuk membeli tiket murah Garuda Indonesia, karena perubahan jadwal tiket penerbangan, bisa menyesuaikan.

"Di event GOTF ini beli saja. Nanti kalau ada perubahan jadwal, gampang bisa diatur,"katanya

Seperti diketahui, pada Garuda Indonesia Online Travel Fair  fase kedua 2023 ini, Garuda Indonesia memberikan potongan harga hingga 80 persen. Misalnya saja, penerbangan ke Bali perjalanan pulang pergi (PP), dengan harga Rp 1.7 juta, menuju Labuan Bajo PP Rp 2.1juta, lalu menuju Yogyakarta PP Rp 1.1 juta, ke Lombok PP Rp 1.6 juta, dan lainnya.

Serta destinasi internasional, seperti ke Singapura PP Rp 2.5 juta, Kuala Lumpur PP Rp 2.3 juta, bila mau ke Korea Selatan juga diberi harga Rp 4.7 juta untuk pulang pergi, dan lain swbagainya

"Total, ada 15 ribu seat atau kursi pesawat yang kami beri potongan harga selama GOTF fase kedua di 2023 ini. Dengan periode tiket sampai Mei 2024," kata Direktur Layanan dan Niaga, Ade R. Susardi.

2 dari 3 halaman

Uang Berputar selama Mudik Lebaran 2023 Capai Rp 240 Triliun

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melaporkan, perputaran roda ekonomi selama Lebaran 2023 meningkat luar biasa. Secara angka, perputaran uang selama arus mudik dan balik Lebaran 2023 tembus Rp 240 triliun.

"Setelah kami survei, perputaran ekonomi Lebaran 2023 sangat besar. Waktu libur Lebaran, perputaran ekonomi saat masyarakat mudik dari sebelumnya Rp 150 triliun di 2022 ternyata menjadi Rp 240 triliun di 2023," ujar Direktur Jalan Bebas Hambatan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Triono Junoasmono di Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu (10/5/2023).

Triono menilai, perputaran uang ini terjadi lantaran masyarakat bukan hanya pergi mudik saja saat pulang ke kampung halamannya.

"Kalau kita lihat, masyarakat Lebaran kemarin dari orang yang pulang 77 persen memang murni mudik. Tapi 92 persen mudik dan liburan. Misal (mudik) ke Surabaya, dia juga ke Semarang untuk belanja," terangnya.

"Lebaran kali ini dampaknya sangat besar. Bukan hanya lancar, tapi dampak pada ekonomi nasional sangat besar. Itu turut didukung infrastruktur yang disiapkan Kementerian PUPR dan teman-teman BUJT (badan usaha jalan tol)," paparnya.

3 dari 3 halaman

kelancaran Arus Mudik dan Balik Lebaran

Terkait kelancaran mudik dan balik Lebaran 2023, Triono mengatakan, ada tiga faktor kunci yang melandasinya. Pertama, soal kesiapan infrastruktur didukung adanya 11 ruas jalan tol fungsional yang dioperasikan secara gratis untuk sementara.

"Kedua, penyiapan regulasi dan manajemen. Kebijakan cuti bersama kemarin sangat penting. Lalu juga manajemen lalu lintas dari Kepolisian, dan pembatasan kendaraan logistik. Kalau tidak diatur, itu akan timbulkan kepadatan besar," jelasnya.

Terakhir, Triono juga mengapresiasi perilaku masyarakat yang tertib dan disiplin mengikuti arahan petugas di lapangan saat mudik. Pemerintah disebutnya juga mendengarkan kritik netizen yang bertebaran di media sosial (medsos).

"Masyarakat mungkin saat ini banyak opsi terkait media tadi. Kami dari BPJT Kementerian PUPR juga ada aplikasi JalanKita. Kita lihat semua sistem yang ada, semua kami kompilasi. Memang belum berjalan sempurna, tapi kami upayakan ke arah sana," tuturnya. Â