Liputan6.com, Jakarta Ketua DPR Puan Maharani menyoroti upaya pemerintah dalam mengendalikan inflasi termasuk akibatnya pada kenaikan harga pangan. Menurutnya, harga pangan di pasaran tetap terjadi.
Khususnya, pada periode momen ramadan dan lebaran 2023 lalu. Puan mencatat, masih ada kenaikan harga pangan yang terjadi. Kendati begitu, harganya masih berada dalam batas kemampuan masyarakat.
Baca Juga
"Mengapresiasi upaya pemerintah dalam mengendalikan inflasi harga dan ketersediaan pangan selama periode Ramadan dan lebaran meskipun kenaikan harga komoditas tetap terjadi namun masih dalam batas kendali dan dapat dijangkau oleh masyarakat," ujarnya dalam Rapat Paripurna Pembukaan Masa Persidangan V DPR RI Tahun Sidang 2022-2023, di Kompleks DPR RI, Selasa (16/5/2023).
Advertisement
Informasi, inflasi menjadi salah satu langkah yang jadi perhatian pemerintah. Di sektor pangan sendiri beberapa komoditas pangan utama kerap jadi pendongkrak angka inflasi.
Disamping soal inflasi, Puan juga menyoroti soal frnomena kenaikan suhu muka laut atau El Nino yang diprediksi bakal terjadi di Indonesia. DPR RI bakal turut serta dalam penanganannya.
"DPR RI juga menaruh perhatian terhadap cuaca panas yang terjadi di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia akhir-akhir ini DPR RI bersama pemerintah akan melakukan berbagai langkah antisipasi untuk meminimalisasi dampak cuaca ekstrem," urainya.
"Seperti penurunan kualitas udara, meningkatnya kondisi kekeringan dan risiko kebakaran hutan perusahaan infrastruktur serta dampaknya terhadap kesehatan masyarakat," sambung Puan.
Â
Kunci Sukses
Bank Indonesia (BI) meyakini, inflasi April 2023 tetap terkendali di tengah periode Ramadan dan Lebaran 2023. Adapun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi bulanan April 2023 tercatat sebesar 0,33 persen. Sehingga secara tahunan menjadi 4,33 persen, turun dari level bulan sebelumnya yang sebesar 4,97 persen.
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menilai perkembangan ini tidak terlepas dari respons kebijakan moneter bank sentral yang pre-emptive dan forward looking.
Juga berkat sinergi erat pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan pemerintah pusat, daerah, dan mitra strategis lainnya dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID), melalui penguatan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
"Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi inti tetap terkendali dalam kisaran 3,01 persen di sisa tahun 2023, dan inflasi IHK (Indeks Harga Konsumen) dapat kembali ke dalam sasaran 3,01 persen lebih awal dari prakiraan sebelumnya," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (3/5/2023).
"Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah (pusat dan daerah) dalam pengendalian inflasi," kata Erwin.
Â
Advertisement
Inflasi April 2023
Sebagai catatan, inflasi inti April 2023 tercatat sebesar 0,25 persen (month to month/mtm), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,16 persen (mtm).
"Peningkatan ini sejalan dengan kenaikan permintaan musiman pada periode HBKN (Hari Besar Keagamaan Nasional) Idul Fitri di tengah tekanan harga komoditas global yang menurun. Komoditas utama penyumbang inflasi inti ialah komoditas emas perhiasan," imbuh Erwin.
Secara tahunan, inflasi inti April 2023 tercatat sebesar 2,83 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 2,94 persen (yoy).
Kelompok Tertentu
Inflasi kelompok volatile food April 2023 stabil dibandingkan dengan perkembangan bulan sebelumnya. Kelompok volatile food mencatat inflasi sebesar 0,29 persen (mtm), sama dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya yang juga sebesar 0,29 persen (mtm).
Kelompok volatile food secara tahunan mengalami inflasi 3,74 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 5,83 persen (yoy).
Sementara inflasi kelompok administered prices tercatat meningkat dari bulan sebelumnya. Kelompok administered prices mengalami inflasi sebesar 0,69 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,12 persen (mtm).
Secara tahunan, kelompok administered prices mengalami inflasi 10,32 persen (yoy), lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 11,56 persen (yoy).