Liputan6.com, Jakarta Kelapa sawit akan diolah menjadi bahan pengganti minyak kendaraan BBM yang berbiaya rendah namun memiliki kualitas tinggi. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) pun mendorong pengembangan produksi kelapa sawit tersebut karena dinilai dapat menjadi pengganti solar dengan harga yang jauh lebih murah.
"Sawit besok turunannya itu akan membuat negara ini makin sehat, makin kuat dan makin kokoh. Bukankah solar yang selama ini kita ambil dan gali dari bawah tanah bisa diganti dengan sawit, solar kalo dipake dari sawit bedanya dengan solar yang sekarang 4.000 rupiah," ujar SYL saat melepas Tim Gugus Tugas Peremajaan Kelapa Sawit di Jakarta, Selasa, (16/5).
Baca Juga
Â
Advertisement
Meski demikian, diakui SYL, sejauh ini masih banyak tantangan dan persoalan yang dihadapi produsen sawit dalam mengembangkan minyak bahan bakar. Walaupun begitu, SYL meminta agar semua pihak tetap fokus membela kepentingan petani sawit serta bangsa dan negara.
"Kalau cari salahnya dan kurangnya pasti banyak, tantangan pertanian itu ga bisa dipikir dengan ilmu, pertanian itu sesuatu yang sangat komplek dan bercabang cabang. Tidak ada yang bisa langsung sukses, semua mesti ada proses dan ada tantangan. Tetapi dorongan kemauan yang cukup itulah yang sangat penting untuk kita teruskan," katanya.
Hal yang paling penting, kata SYL, semua harus mulai memperbaiki manajemen yang terukur serta menetapkan daerah mana saja yang berkategori merah, kuning dan daerah hijau. Artinya, kata dia, kalau hijau berarti clean and clear, kuning butuh klarifikasi dan merah masih ada masalah.
"Nah tugas kita disini adalah membela rakyat dan membela bangsa. Namun yang ketiga ini bagaimanapun juga kita harus mengorganizing ini agar menjadi planning ke depannya. Jadi saya katakan ini adalah sektor yang sangat penting karena besok kita mau bensin kita diganti dengan minyak sawit," katanya.
Â
Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Andi Nuralamsyah mengatakan bahwa saat ini jajarannya tengah fokus pada peningkatan tata kelola industri kelapa sawit serta optimalisasi penerimaan sesuai Keppres nomor 9 tahun 2023 dengan memperbaiki Izin Usaha Perkebunan (IUP).
"Kami juga telah mengembangkan platform digital Sistem Informasi Perizinan Perkebunan (SIPERIBUN) sebagai suatu sistem berbasis aplikasi nasional yang akan digunakan oleh Satgas Sawit melalui self reporting," katanya.
Bukan hanya itu saja, Andi juga tengah melakukan pengembangan integrasi antara program yang satu dengan lainya agar terbentuk ekosistem kelapa sawit rakyat yang berstruktur dan dapat menghela peningkatan. Lebih lanjut Andi mengatakan bahwa program-program pengembangan kelapa sawit rakyat harus terintegrasi, antar program yang satu dengan yang lainnya. Tujuannya agar terbentuk satu ekosistem kelapa sawit rakyat yang terstruktur dan dapat menghela peningkatan produksi dan produktivitas kelapa sawit rakyat yang cukup dengan satu Peraturan Menteri Pertanian (Permentan).Â
"Seperti juga program pengembangan tanaman kelapa sawit baik melalui peremajaan atau pemeliharaan tanaman kelapa sawit yang pada saatnya dapat dilanjutkan dengan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) sawit rakyat," katanya.Â
Â
(*)