Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) menambah pasokan listrik dari energi bersih di wilayah Jawa Timur dengan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga MiniHidro (PLTM) Kanzy. Pengoperasian green power plant yang berada di Pasuruan ini pun menambah deretan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) menjadi 16 dari total 32 pembangkit yang ada di Jawa Timur.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, langkah yang dilakukan PLN ini selaras dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) menuju Net Zero Emission pada 2060.
“PLN terus mendukung upaya mengurangi emisi karbon salah satunya dengan menggenjot pembangunan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan. Beroperasinya PLTM Kanzy ini akan menyuplai listrik ke 10 ribu lebih pelanggan dengan kapasitas daya sebesar 2 x 1,25 Megawatt (MW),” terang Darmawan, Rabu (17/5/2023).
Advertisement
Sementara General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa Timur Lasiran mengatakan, saat ini kelistrikan di Jawa Timur disupport dari berbagai pembangkit EBT. Di antaranya PLTM dan akan bertambah lagi ke depannya.
"Saat ini sistem kelistrikan Jawa Timur disuplai 5 PLTM yang dikelola sendiri maupun yang berasal dari _Independent Power Producer_ (IPP) di antaranya yakni PLTM Lodagung kapasitas 2 x 0,65 MW, PLTM Taman Asri 1,17 MW, PLTM Ampel Gading 2 x 5 MW, PLTM Sampean Baru 1,85 MW, dan yang baru Comissioning Operation Date (COD) ada PLTM Kanzy ini," paparnya.
Lasiran menjelaskan, daerah Jawa Timur memiliki potensi aliran air melimpah yang bisa dimanfaatkan sebagai PLTM. Untuk itu, PLTM menjadi pilihan utama dalam mendukung kebutuhan listrik masyarakat.
Bauran Energi Terbarukan
Dirinya mengatakan, untuk menambah bauran energi terbarukan, pada tahun ini PLN tengah dalam proses konstruksi PLTM Sumber Arum 2 berkapasitas 3 MW dan PLTM Bayu berkapasitas 3,6 MW di Banyuwangi.
"PLN pun melakukan kajian untuk potensi pengembangan EBT di Jawa Timur. Pengembangan EBT dirancang dengan tetap mempertimbangkan supply and demand, potensi energi terbarukan setempat, keekonomian, keandalan, ketahanan dan kesinambungan sistem energi nasional," tutur Lasiran.
Lasiran juga menambahkan, potensi pengembangan EBT di Jawa Timur yakni sebesar 779,9 MW mulai dari Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) di kawasan Gunung Wilis, Arjuno, Pandan Argopuro, Krucil, kemudian Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Banyuwangi, Probolinggo, Tuban, PLTS di kepulauan, serta PLTS dan PLTB (Hybrid) di Tuban.
"Kami akan terus berupaya memanfaatkan potensi sumber energi baru terbarukan untuk mendukung kebutuhan masyarakat akan listrik”, pungkasnya.
Resmi Beroperasi, 2 PLTM Senilai Rp 428 Miliar Pasok Listrik EBT 18 MW
Dua pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTM) dengan total kapasitas 18 megawatt (MW) resmi beroperasi. Kedua pembangkit ini siap memperkuat keandalan pasokan listrik PLN ke masyarakat.
Kedua PLTM tersebut yaitu PLTM Aek Sibundong yang berada di Tapanuli Utara, Sumatera Utara dan PLTM Lambur di Pekalongan Jawa Tengah. Seremonial beroperasinya dua PLTM ini dilakukan di Seminar Pengembangan EBT Baseload melalui Pembangkit Geothermal dan Hydropower dalam Rangka Transisi Energi di Bali (22/9/2022).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan sebagai negara yang dialiri ratusan sungai, Indonesia punya potensi tersembunyi yang tersebar di seluruh Nusantara. Potensi tersebut adalah debit aliran sungai sebagai sumber EBT yang bermanfaat bagi masa depan.
"Ini potensi besar yang sedang dan akan terus kita kembangkan bersama. Harapannya pengoperasian dua PLTM ini meningkatkan keandalan suplai listrik ke masyarakat," ujar Darmawan.
Darmawan menjelaskan, dalam RUPTL 2021-2030 PLN akan giat membangun pembangkit listrik berbasis air baik itu dalam bentuk PLTA, PLTM maupun PLTMH dengan total kapasitas sebesar 10,4 gigawatt (GW). Sedangkan potensi hydropower di Indonesia saat ini mencapai 75 GW.
Pertama, PLTM Aek Sibundong dengan kapasitas 10 MW merupakan besutan dari PT Partogi Hidro Energi. Pengoperasian pembangkit senilai Rp 208 miliar ini akan memperbaiki keandalan sistem distribusi 20 kV di wilayah Tapanuli Utara.
Melalui operasional PLTM ini, lanjut Darmawan, PLN dapat menghemat Rp 2,1 miliar per tahun pada taun kontrak ke 1-8 dan 17,7 Miliar per tahun pada tahun kontrak 9-20 dengan pembelian tenaga listrik yang lebih rendah dibandingkan biaya pokok penyediaan (BPP) listrik di Sumatera Utara.
"Selain bisa menjadi baseload, dengan adanya PLTM ini BPP di Sumatera Utara juga bisa turun sehingga memberikan penghematan kepada negara," tambah Darmawan.
Advertisement
PLTM Lambur
Kedua, PLTM Lambur milik anak usaha PLN, PT Indonesia Power yang ada di Pekalongan Jawa Tengah. Pembangkit dengan kapasitas 2x 4 MW ini memiliki nilai investasi sekitar Rp 220 miliar dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) 85,3 persen.
Darmawan memastikan PLN akan terus memaksimalkan potensi pengembangan sumber daya air ini untuk basis listrik. Hingga Agustus 2022, kapasitas terpasang PLTA yang telah dikembangkan oleh PLN adalah sebesar 5,6 GW atau sebesar 8,5 persen dari total kapasitas terpasang pembangkit PLN di Indonesia.
PLN berkomitmen untuk menyukseskan program transisi energi nasional dengan terus meningkatkan kapasitas pembangkit EBT dan mendorong pensiun dini untuk pembangkit listrik berbasis fosil. PLN akan terus menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak demi ketesediaan energi bersih dan berkelanjutan untuk seluruh masyarakat Indonesia.