Liputan6.com, Jakarta - Pertamina Hulu Energi (PHE) kembali menemukan harta karun berupa gas di lepas pantai Aceh. Penemuan gas ini merupakan bagian penting dari program pemerintah di sektor energi nasional.
Pertamina Hulu Energi (PHE) North Sumatera Offshore (NSO) yang merupakan bagian dari Subholding Upstream Pertamina Regional Sumatera, menemukan hidrokarbon berupa gas dan kondensat. Hidrokarbon ini ditemukan melalui pengeboran sumur eksplorasi NSO-XLLL1ST di lepas pantai Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh.
Baca Juga
Pengeboran sumur eksplorasi ini dilakukan oleh Fungsi Eksplorasi PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Regional Sumatera dengan objektif utama pada batu gamping Formasi Malacca.
Advertisement
Sumur tersebut dibor dengan profil vertikal/sidetrack menggunakan rig semi-submersible Essar-Wildcat. Sumur NSO XLLL1ST ditajak pada 30 Desember 2022 dan mencapai kedalaman akhir 4983 feet measured depth (ftMD) pada 6 Maret 2023.
VP Eksplorasi PHR Regional Sumatera, Dwi Mandhiri, menjelaskan bahwa status per 16 Mei 2023, sumur NSO-XLLL1ST telah selesai melakukan temporary P&A cement plug terakhir, setelah itu direncanakan untuk 24 jam ke depan dilanjutkan dengan unlatch SSBOP dan riser.
“Hidrokarbon di sumur NSO-XLLL1ST full to spill terhadap strukturnya, sehingga berpotensi adanya akumulasi hidrokarbon pada reservoir yang berada di struktur yang lebih tinggi, oleh sebab itu akan dilakukan studi lebih lanjut untuk mendapatkan prospek baru,” ujar Mandhiri dalam keterangan tertulis, Rabu (17/5/2023).
Komitmen KKKS
Di tempat terpisah, Kepala SKK Migas Perwakilan Sumbagut, Rikky Rahmat Firdaus, sebagai Satuan Kerja Khusus Pemerintah yang bertugas melakukan pengawasan dan pengendalian operasi hulu migas menyampaikan keberhasilan pengeboran sumur eksplorasi NSO-XLLL1ST di Wilayah Kerja PHE NSO ini merupakan wujud nyata komitmen KKKS di lepas pantai Aceh dalam menemukan cadangan dan meningkatkan produksi migas di Indonesia.
"Kami sangat mengapresiasi Pertamina atas pencapaian ini. Setelah ditemukannya cadangan tersebut akan dilakukan temporary P&A dan setelah itu PHE NSO akan mengajukan POD (Plan of Development) sebelum dilakukan pengembangan lapangan. Proses menuju produksi tentunya masih membutuhkan waktu dan studi maupun kajian mendalam terlebih dahulu dari tim teknis SKK Migas maupun PHE NSO,” ungkap Rikky.
Temuan cadangan ini sekaligus sebagai bagian penting dari program pemerintah di sektor energi nasional untuk mencapai target produksi gas 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) dan produksi minyak 1 juta barel per hari pada tahun 2030.
Advertisement