Liputan6.com, Jakarta PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 1 Jakarta kembali menerapkan teknologi Face Recognition Boarding Gate, kali ini di Stasiun Gambir.
Kahumas PT KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa, mengatakan, teknologi ini mulai dapat dimanfaatkan para pengguna jasa mulai Rabu 17 Mei 2023. Saat ini terdapat 4 Boarding Gate dengan teknologi pindai wajah atau Face Recognition di area hall selatan Stasiun Gambir.
Baca Juga
Face Recognition Boarding Gate merupakan fasilitas layanan boarding pada area pemeriksaan tiket yang dilengkapi dengan kamera, yang berfungsi untuk mengidentifikasi dan memvalidasi identitas seseorang melalui pindai wajah yang datanya sudah diintegrasikan dengan data tiket kereta milik penumpang yang ada pada sistem boarding KAI.
Advertisement
"Pelanggan yang melakukan boarding melalui Face Recognition Gate tidak perlu lagi menunjukan KTP atau bukti print tiket," kata Eva dalam keterangannya, Kamis (18/5/2023).
Untuk dapat menikmati fasilitas tersebut pelanggan cukup melakukan satu kali registrasi atau pendaftaran yang berlaku seterusnya termasuk saat berada di stasiun lain yang sudah memiliki fasilitas Face Recognation Boarding Gate.
Registrasi
Di Stasiun Gambir proses registrasi dapat dilakukan pada mesin Check In Counter (CIC) atau melalui petugas layanan khusus yang berada di area hall selatan. Proses registrasi tidak dapat diwakili, cukup membawa e-KTP proses registrasi dapat langsung dilakukan dengan menempelkan e-KTP pada perangkat Reader kemudian menempelkan jari telunjuk kanan atau kiri pada pemindai yang ada di e-KTP reader.
Jika sudah melakukan registrasi, pelanggan tidak perlu lagi melakukan cetak boarding pass. Pelanggan dapat langsung menuju ke Face Recognition Boarding Gate jika waktu untuk boarding sudah dapat dilakukan.
Kemudian, arahkan wajah ke mesin pemindai dan jika data tiket, identitas, dan syarat lainnya sudah sesuai, maka gate akan otomatis terbuka.
Proses pemindaian wajah pelanggan dan proses verifikasi seluruh data yang tersimpan di sistem KAI sangat cepat, sehingga hal tersebut akan sangat mempermudah pelanggan dan memperlancar antrean saat proses boarding penumpang kereta.
Tak Cuma di Stasiun Gambir
Eva mengungkapkan, selain di Stasiun Gambir, Face Recognition Boarding Gate saat ini sudah terpasang di Stasiun Bandung, Yogyakarta, Surabaya Gubeng, Malang dan Solo Balapan, untuk itu bagi pelanggan KA yang sudah pernah menggunakan layanan serupa di stasiun-stasiun tersebut, tidak perlu melakukan registrasi lagi di Stasiun Gambir.
"Bagi pelanggan yang tidak dapat melakukan registrasi karena tidak memiliki e-KTP seperti pelanggan anak atau e-KTP nya dalam keadaan rusak tidak perlu khawatir, proses registrasi juga dapat dilakukan melalui petugas layanan yang tersedia, selain itu KAI juga masih menyediakan layanan boarding manual di Stasiun Gambir," ujar Eva.
Penerapan Face Recognition Boarding Gate diharapkan semakin mempermudah pelanggan dalam melakukan perjalanan karena proses boarding akan jauh lebih cepat, praktis dan tidak memerlukan verifikasi berkas manual, sejumlah hal tersebut tentunya akan membuat pelanggan menjadi lebih nyaman dalam menikmati seluruh proses perjalanan menggunakan kereta api.
Advertisement
Stasiun Tanah Abang Bakal Diperluas, Bisa Menampung 300 Ribu Orang per Hari
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mencanangkan dimulainya peningkatan kapasitas Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Heru mengatakan, peningkatan kapasitas Stasiun KA Tanah Abang ini akan mampu menambah daya tampung penumpang dari 100 ribu menjadi 300 ribu orang per hari.
Heru juga mengapresiasi dukungan Kementerian Perhubungan dalam revitalisasi Stasiun KA Tanah Abang, yakni meningkatkan sarana dan prasarana yang ada di dalam stasiun serta memperluas stasiun. Nantinya masyarakat dapat menikmati suasana Stasiun Tanah Abang lebih nyaman.
“Atas nama Pemprov DKI, saya ucapkan terima kasih kepada Menhub yang telah merevitalisasi Stasiun KA Tanah Abang ini," katanya yang dilansir dari Antara, Senin (1/5/2023).
Sehingga, kata dia, masyarakat yang bekerja di Jakarta maupun Jabodetabek bisa memanfaatkan dan menggunakan moda transportasi umum beserta fasilitasnya yang menambah kenyamanan publik.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan kegiatan peningkatan Stasiun KA Tanah Abang.
"Kami berkomitmen memperbaiki sarana dan prasarana di lingkungan sekitar stasiun, antara lain jalan sekitar Tanah Abang akan ditingkatkan dari 10 menjadi 16," kata Heru.
Selain itu, Heru juga memastikan kemudahan dalam proses perizinan pembangunan.
"Kami dari Pemda akan mendukung keputusan Kemenhub dan apa yang diperlukan KAI dalam proses perluasan Stasiun KA Tanah Abang ini. Hasil pembangunan ini akan menjadi tambahan ikon di DKI dan kita bersama masyarakat turut merawatnya,” kata Heru Budi.
Telan Biaya Rp380,93 Miliar
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, peningkatan kapasitas Stasiun Tanah Abang di lahan seluas sekitar empat hektare ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, yakni pembangunan infrastruktur yang bertujuan untuk meningkatkan layanan masyarakat.
Apalagi, Stasiun Tanah Abang juga merupakan Kawasan Berorientasi Transit (TOD) yang tidak hanya melayani perdagangan di Pasar Tanah Abang, namun juga sebagai salah satu akses bagi para pekerja di kawasan perkantoran sekitar Monas dan Jalan MH Thamrin.
"Bagaimana kita sebagai pemerintah berkomitmen untuk menunjang angkutan massal dengan baik. Mobilitas masyarakat di Jabodetabek adalah 1,2 juta orang, secara jangka panjang kita akan meningkatkan jumlah penumpang agar jadi 2 juta per hari,” kata Budi.
Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Risal Wasal menambahkan, pengembangan yang dilakukan di antaranya pembangunan stasiun baru, penambahan jalur kereta dari empat menjadi enam jalur, penambahan peron dari dua menjadi empat dan penataan fasilitas integrasi antarmoda.
Adapun nilai investasinya adalah Rp380,93 miliar dan dijadwalkan rampung pada Desember 2023. Sedangkan, keseluruhan pembangunan dicanangkan selesai pada September 2024.
Stasiun akan dibangun dengan luas bangunan utama 12.000 meter persegi (m2) dan bangunan dua lantai, yang dilengkapi dengan bangunan komersil dan fasilitas pendukung, serta fasilitas disabilitas.
Ruang lingkup pekerjaan dari masing-masing pihak, yaitu Kemenhub membangun stasiun baru, emplasement (rel, persinyalan) dan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di atas jalur KA.
Kemudian Pemprov DKI membangun pelebaran jalan dan fasilitas integrasi antarmoda. Sedangkan PT KAI membangun area parkir, pembongkaran Depo dan Stasiun Tanah Abang yang ada (eksisting).
Advertisement