Sukses

Perusahaan Inggris BT akan PHK 55 Ribu Karyawan, Ganti Pekerja Pakai AI

BT akan merampingkan bisnisnya dengan rencana perusahaan untuk memangkas antara 40.000 dan 55.000 pekerjaan pada tahun 2030

Liputan6.com, Jakarta Raksasa telekomunikasi Inggris, BT akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 55.000 pekerjanya, untuk memangkas biaya.

Melansirr BBC, Jumat (19/5/2023) seperlima dari pemangkasan karyawan tersebut akan terjadi pada bagian layanan pelanggan karena tenaga kerja digantikan oleh teknologi Artificial Intelligence (AI).

Kepala eksekutif BT, Philip Jansen mengungkapkan BT akan merampingkan bisnisnya dengan rencana perusahaan untuk memangkas antara 40.000 dan 55.000 pekerjaan pada tahun 2030.

Perusahaan memiliki sekitar 80.000 karyawan di Inggris, dan di sinilah sebagian besar PHK akan terjadi Di luar negeri, BT memperkerjakan sekitar 20.000 staf.

BT juga memiliki 30.000 kontraktor, terutama di luar negeri, yang sebagian juga akan terdampak PHK.

"Kapan pun Anda mendapatkan teknologi baru, Anda bisa mendapatkan perubahan besar," kata kepala eksekutif BT, Philip Jansen.

Dia mengatakan bahwa alat "AI generatif" seperti ChatGPT, yang dapat menulis esai, skrip, puisi, dan memecahkan pengkodean komputer dengan cara yang mirip seperti manusia memberi keyakinan pada perusahaan dapat memperluas layanannya.

"Kami multi-channel, kami online, kami memiliki 450 toko dan itu tidak berubah sama sekali," katanya.

"Ada banyak peluang bagi pelanggan kami untuk berhubungan dengan orang-orang di BT, banyak orang untuk diajak bicara," ujar Jansen.

BT, yang merupakan penyedia broadband dan seluler terbesar di Inggris, saat ini terus memperluas jaringannya saat beralih dari tembaga.

 

2 dari 3 halaman

Raksasa Telekomunikasi Inggris Vodafone Bakal PHK 11 Ribu Karyawan

Diwartakan sebelumnya, perusahaan telekomunikasi multinasional asal Inggris, Vodafone, mengungkapkan akan memangkas 11.000 pekerjanya selama tiga tahun ke depan. 

Melansir laman BBC, Rabu (17/5/2023) keputusan PHK di Vodafone datang karena kepala eksekutif baru perusahaan menetapkan rencana untuk merombak penyususan kerja raksasa telekomunikasi itu.

Pemangkasan karyawan di Vodafone setara dengan sekitar sepersepuluh dari tenaga kerja globalnya dan akan memengaruhi kantor pusatnya di Inggris dan negara lain.

"Kinerjanya belum cukup baik," kata Direktur Keuangan Vodafone, Margherita Della Valle.

Vodafone memiliki 12.000 staf di Inggris, berbasis di tujuh kantor, termasuk di kantor pusat Inggris di Berkshire.

Perusahaan telekomunikasi yang memiliki 104.000 pekerja di seluruh dunia tahun lalu, sebelumnya telah menguraikan rencana untuk memangkas pekerjaan di beberapa daerah.

Raksasa telekomunikasi Inggris itu telah berjuang dengan biaya energi yang tinggi menaikkan biaya dan berdampak pada keuntungannya.

3 dari 3 halaman

Penjualan di Jerman

Selain itu, Vodafone juga melihat penjualan yang lebih lemah di Jerman, yang merupakan pasar terbesarnya, serta Italia dan Spanyol di mana perusahaan berjuang untuk mengimbangi para pesaingnya.

"Sebagian dari itu dapat dikaitkan dengan penurunan tingkat kepuasan pelanggan di wilayah tersebut," ungkap Matt Britzman, seorang analis di perusahaan investasi Hargreaves Lansdown.

Di Inggris, layanan broadband Vodafone sempat menjadi yang paling banyak mendapat keluhan dari penyedia utama mana pun dalam tiga bulan hingga Desember, menurut pengawas industri Ofcom.

"Agar konsisten memberikan pelayanan terbaik, Vodafone harus berubah," imbuh Della Valle, yang ditunjuk sebagai kepala baru Vodafone pada bulan Januari, dan menjabat sebagai direktur keuangan interim sampai penggantinya ditemukan.

"Prioritas saya adalah pelanggan, kesederhanaan, dan pertumbuhan. Kami akan menyederhanakan organisasi kami, menghilangkan kerumitan untuk mendapatkan kembali daya saing kami," jelasnya.