Sukses

Buka Pelatihan untuk Petani dan Penyuluh, Mentan SYL Minta Semua Siap Hadapi El Nino

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) membuka pelatihan yang bertujuan untuk mengedukasi para petani dan penyuluh terkait ketersedian pangan, terutama dalam menghadapi cuaca ekstrem el nino yang diperkirakan berlangsung hingga Agustus 2023.

Liputan6.com, Bandung Pelatihan petani dan PPL (penyuluh pertanian) digelar di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP Lembang). Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) membuka pelatihan yang bertujuan untuk mengedukasi para petani dan penyuluh terkait ketersedian pangan, terutama dalam menghadapi cuaca ekstrem el nino yang diperkirakan berlangsung hingga Agustus 2023. 

Hingga hari ini ada sekitar 13 juta penyuluh dan petani mengikuti pelatihan yang dilakukan sejak empat tahun lalu, melalui program sejuta petani milenial BPPSDMP Kementan. Dalam arahannya, SYL meminta pelatihan tersebut dapat dilakukan serentak di seluruh Indonesia serta membentuk gugus tugas el nino dan melakukan mitigasi adaptasi.

"Pelatihan-pelatihan petani dan PPL ini harus terorganisir dengan baik sehingga seluruh insan pertanian memiliki kemampuan mengantisipasi berbagai tantangan yang muncul akibat el nino," ujar SYL, Selasa (23/5). 

 

SYL mengatakan, pelatihan adalah langkah yang tepat dalam memberikan pemahaman el nino secara konkrit dan menyeluruh. Dengan begitu, petani dan penyuluh dapat menumbuhkan kepekaan serta sense of crisis dalam menghadapi semua persoalan.

"Saya juga minta agar jajaran SDM (BPPSDMP) mampu memanfaatkan jaringan Kostratani di berbagai level untuk mengaktualisasikan penerapan hasil pelatihan ini," katanya.

Sebagai informasi, cuaca ekstrem yang melanda dunia saat ini terbagi menjadi dua bagian. Pertama adalah el nino atau fase hangat dan kedua el nina atau fase dingin. Saat ini, sekitar 10 persen dari wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau yang berlangsung di sejumlah sentra pertanian.

 

"Fenomena el nino merupakan ancaman serius terhadap produksi pangan, baik di subsektor tanaman pangan, peternakan dan perkebunan. Oleh karena itu, sekali lagi diperlukan langkah antisipasi dan adaptasi dengan pelatihan petani dan penyuluh," katanya.

Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa pelatihan ini secara khusus mengundang para mentor yang konsen di bidang perubahan cuaca seperti BMKG dan juga lembaga lainya. Dia berharap, pelatihan ini dapat membawa dampak baik terhadap kemajuan sektor pertanian Indonesia melalui pelatihan mitigasi dan adaptasi.

"Yang pertama saya menyampaikan terima kasih karena saat ini sudah mencapai 13 juta peserta. Kedua pelatihan kali ini dibuat khusus untuk menghadapi el nino. Kami undang juga BMKG dalam memastikan prediksi dan kondisi yang ada saat ini," jelasnya.

 

 

(*)