Liputan6.com, Jakarta Harga minyak kembali menuai untung di tengah perkiraan pasar bensin yang lebih ketat dan peringatan dari menteri energi Saudi kepada spekulan yang meningkatkan prospek pengurangan produksi OPEC+ lebih lanjut.
Harga minyak dunia jenis Brent naik 85 sen atau 1,1%, menjadi USD 76,84 per barel. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS menetap di posisi USD 72,91 per barel, naik 86 sen, atau 1,2%.
Baca Juga
Pada hari Senin, harga minyak naik 1% di tengah optimisme yang didorong oleh lonjakan bensin berjangka AS. Kemudian harga bensin berjangka naik 1,2% pada hari Selasa, dengan analis memperkirakan penurunan mingguan ketiga berturut-turut dalam persediaan menjelang puncak musim perjalanan musim panas yang dimulai pada liburan Memorial Day AS pada 29 Mei.
Advertisement
Melansir laman CNBC, Rabu (24/5/2023), rencananya laporan persediaan minyak AS dari American Petroleum Institute akan dirilis. Sedangkan lembaga Administrasi Informasi Energi AS melaporkan data resmi pada hari ini.
Pemotongan produksi oleh beberapa anggota OPEC+ mulai berlaku bulan ini. Kekhawatiran akan tekanan pasokan meningkat setelah menteri energi Arab Saudi mengatakan negaranya akan mempertahankan short seller. Mereka yang bertaruh bahwa harga akan turun diminta untuk "hati-hati".
Komentar tersebut dapat berarti Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia akan mempertimbangkan pengurangan produksi lebih lanjut pada pertemuan pada 4 Juni, kata analis OANDA Craig Erlam.
Patokan Harga
Erlam menambahkan harga minyak mentah Brent perlu naik di atas USD 77,50 per barel untuk menandakan pergeseran sentimen.
“Tentu saja, tindakan berbicara lebih keras daripada kata-kata dan pedagang belum terlalu terhalang oleh kata-katanya, meskipun grup tersebut telah mengumumkan dua pemotongan yang cukup besar pada tahun lalu yang sempat mengguncang pasar,” kata Erlam.
Beberapa merasa kenaikan minyak dibatasi oleh kegelisahan plafon utang AS. Putaran lain pembicaraan plafon utang berakhir pada hari Selasa tanpa tanda-tanda kemajuan karena tenggat waktu untuk menaikkan batas pinjaman pemerintah USD 31,4 triliun atau risiko gagal bayar semakin dekat.
″Harga (minyak) kemungkinan akan tetap dalam kisaran perdagangan tahun hingga saat ini yang luas karena ekonomi terus melambat sementara pengisian ulang Cadangan Minyak Strategis dan OPEC mengelola harga relatif terhadap kebutuhan permintaan global, ”kata Rob Haworth, ahli strategi investasi senior di Manajemen Kekayaan Bank AS.
Advertisement