Sukses

Penyandang Down-Syndrome Punya Hak Bekerja, Program Kartu Prakerja Solusinya

Pemerintah mencoba memfasilitasi para penyandang down-syndrome melalui Program Kartu Prakerja.

Liputan6.com, Jakarta Bisa bekerja adalah hak setiap orang, termasuk anak dengan down-syndrome. Semangat belajar dan berkembang dari sosok Ikhlas harus dimiliki juga oleh setiap masyarakat Indonesia.

Dilansir dari instagram @prakerja.go.id, Rabu (24/5/2023), Pemerintah mencoba memfasilitasi para penyandang down-syndrome melalui Program Kartu Prakerja.

Sebagai contoh, Kartu Prakerja menyebut bahwa Hotel Gran Melia Jakarta membuka kesempatan kerja bagi orang berkebutuhan khusus ataupun disabilitas, salah satunya dengan menerima penyandang down-syndrome untuk menjadi karyawan magang (program belajar kerja) pada Mei 2023.

Program ini merupakan kerjasama antara Gran Melia Jakarta dengan Yayasan Persatuan Orang Tua Anak dengan down-syndrome (POTADS).

Salah satunya M. Ikhlas Dwi Kurnia saat ini berusia 21 tahun. Ia ditempatkan didepartemen front office yang salah satu tugasnya termasuk menyambut para tamu hotel saat kedatangan. Ikhlas akan magang setiap hari Senin, Selasa, dan Jumat.

"Skill yang dimiliki Mas Ikhlas terdapat banyak kelebihan, kemampuan untuk berkomunikasi dengan yang lain, kepercayaan dirinya bagus, mempunyai sikap atau attitude yang baik," kata Director of Human Resources Gran Melia Jakarta Rudi Santoso.

Menurut Manajemen Kartu Prakerja, dari Ikhlas kita bisa belajar bahwa setiap orang bisa belajar dan mengembangkan dirinya dengan batasan apapun selama ia memiliki kemauan.

"Fokus kepada hal yang kita bisa kontrol. Jangan sibuk mengeluh untuk hal yang di luar kontrol kita," tulis @prakerja.go.id.

2 dari 3 halaman

Mulai Kartu Prakerja dari Nol, Menko Airlangga: Kini Jadi Inspirasi Negara Lain

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menceritakan berbagai tantangan dalam menjalankan program Kartu Prakerja sejak awal. Mulanya, pemerintah harus berhadapan dengan realita yang tidak sesuai ekspektasi, lantaran adanya hantaman pandemi Covid-19.

"Kartu Prakerja tentu ada tantangan di awal dan ke depan. Awalnya arahan bapak Presiden di bulan November (2019) dalam ratas, menugaskan saya untuk membuat Kartu Prakerja. Isinya seperti apa, bentuknya seperti apa, yang urus siapa, cari sendiri," kata Menko Airlangga dalam acara perayaan 3 Tahun Prakerja di Jakarta, Rabu (15/3/2023).

Pada saat persiapan per Maret 2023, ia melanjutkan, pemerintah terpaksa mengubah konsep program Kartu Prakerja secara dadakan. Tujuan memberikan pelatihan retraining dan reskilling secara langsung terpaksa beralih menjadi online gara-gara adanya pembatasan sosial. 

Baru saja berlangsung sebulan, program Kartu Prakerja dengan skema semi bansos terbentur hambatan digital akibat sistem yang down. Namun, Airlangga menyebut pemerintah tidak patah arang, dan terus melakukan perbaikan seiring berjalannya program.  

Hasilnya, Airlangga bersyukur program Kartu Prakerja bisa terus memberikan manfaat kepada para pesertanya. Bahkan, ia menyebut program tersebut sudah diakui negara lain sebagai salah satu contoh startup e-government pertama dunia.

"Namun, Kartu Prakerja adalah sebuah model pertama dari program yang namanya government to people, merupakan program e-government yang pertama yang dilaksanakan di Indonesia, bahkan yang pertama di berbagai negara. Jadi Kartu Prakerja adalah startup e-government," tuturnya. 

 

3 dari 3 halaman

Banyak Belajar

Menurut dia, pemerintah juga banyak belajar dalam mengoperasikan program Kartu Prakerja saat penanganan Covid-19. Itu dilakukan tanpa acuan, sembari terus memperbaiki kebijakan secara jangka pendek.

"Tentu pengalaman ini jadi pengalaman yang bisa kita tularkan, ajarkan kepada berbagai negara lain. Juga dapat apresiasi dari tokoh-tokoh dunia, karena banyak negara mencoba pelatihan retraining secara masif, belum ada yang berhasil. Kita bersyukur, Prakerja bisa," pungkas Airlangga Hartarto.