Sukses

Harga Minyak Dunia Melambung karena Pernyataan Pejabat Arab Saudi Membuat Gaduh Pasar

Harga minyak dunia naik lebih dari 1 persen pada pwerdagangan Rabu, setelah penarikan yang cukup besar dan tak terduga dalam persediaan minyak mentah AS.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia naik lebih dari 1 persen pada pwerdagangan Rabu, setelah penarikan yang cukup besar dan tak terduga dalam persediaan minyak mentah AS. Selain itu, harga minyak dunia juga naik dampak dari peringatan menteri energi Saudi Arabia yang meningkatkan prospek pengurangan produksi OPEC+ lebih lanjut.

Mengutip CNBC, Kamis (25/5/2023), harga minyak mentah Brent berjangka naik USD 1,40 atau 1,8 persen menjadi USD 78,24 per barel, sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik USD 1,27 atau 1,7 persen menjadi USD 74,18 per barel.

Data Administrasi Informasi Energi menunjukkan persediaan minyak mentah AS membukukan penurunan yang mengejutkan yaitu berkurang 12,5 juta barel pekan lalu menjadi 455,2 juta barel. Angka ini berkebalikan dengan prediksi analis yang memperkirakan kenaikan 800.000 barel.

Selain itu, stok bahan bakar juga turun. Stok bensin AS turun 2,1 juta barel dalam seminggu menjadi 216,3 juta barel. Sementara stok sulingan turun 600.000 barel dalam seminggu menjadi 105,7 juta barel.

Liburan Memorial Day AS tahun ini yang jatuh pada tanggal 29 Mei, secara tradisional menandai dimulainya puncak musim perjalanan musim panas dan permintaan bahan bakar yang lebih tinggi.

“Perusahaan penyulingan minyak benar-benar bekerja maksimal dengan kilang berjalan sekarang, mencoba untuk memenuhi permintaan,” kata analis di Price Futures Group, Phil Flynn.

"Harga minyak sangat terfokus pada plafon utang dan suku bunga, sebenarnya mereka tidak fokus pada sisi penawaran dan permintaan yang telah mengetat dalam beberapa minggu terakhir."

 

2 dari 2 halaman

Sinyal Arab Saudi

Menteri energi Arab Saudi mengatakan bahwa dalam jangka pendek harga minyak dunia diperkirakan akan mengalami pelemahan. Ia pun memperingatkan kepada produsen minyak mentah untuk berhati-hati terhadap rasa sakit.

Beberapa investor menganggap pernyataan itu sebagai sinyal bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, dapat mempertimbangkan pengurangan produksi lebih lanjut pada pertemuan pada 4 Juni.

"Harga minyak diperdagangkan lebih tinggi, didukung oleh peringatan short-seller terbaru dari Arab Saudi," kata analis pasar senior OANDA Craig Erlam.

″(Tapi) jika pengalaman masa lalu adalah segalanya, pedagang mungkin tergoda untuk menyebut gertakannya.”

Membebani pasar yang lebih luas, putaran lain pembicaraan plafon utang berakhir pada hari Selasa tanpa tanda-tanda kemajuan karena tenggat waktu untuk menaikkan batas pinjaman pemerintah atau risiko gagal bayar semakin dekat.

Video Terkini