Liputan6.com, Jakarta - Badan Pangan Nasional (Bapanas/NFA) menggandeng Holding BUMN Pangan ID Food dalam mencoba bibit unggul padi berbarengan dengan teknologi penanaman terbaru. Harapannya, hal ini bisa meningkatkan produktivitas lahan yang ditanami.
Kerja sama ini akan dimulai di lahan seluas 47,25 hektare (Ha) milik PT Sang Hyang Seri di Subang. Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menargetkan, uji coba itu bisa menghasilkan beras sebanyak 8 ton per Ha.
Baca Juga
“Pola budidaya terbaik nantinya akan dikembangkan secara lebih masif baik di lahan SHS seluas 3.200 Ha di Sukamandi maupun di seluruh Indonesia melalui pola kemitraan dengan para petani,” terangnya dalam keterangan resmi, Kamis (25/5/2023).
Advertisement
Ia juga mendorong penerapan ini dapat diintegrasikan dengan program Makmur yang merupakan program penguatan ekosistem pertanian terintegrasi yang digagas Kementerian BUMN.
“Sehingga bisa dilakukan kerja sama dalam lingkup yang lebih luas lagi termasuk dari sisi pupuk, penyerapan, dan pendanaan, atau korporatisasi pertanian,” ujarnya.
Arief berharap, kerja sama yang masif dalam pengembangan demonstrasi area untuk penguatan cadangan pangan ini dapat berjalan secara komprehensif. Sehingga produktivitas padi yang dihasilkan bisa menjawab tantangan penyediaan CPP untuk komoditas beras.
“Dari hasil Demplot awal ini kita arahkan SHS dapat mulai memasok beras ke Perum Bulog baik untuk mengisi Cadangan Beras Pemerintah atau stok beras komersial Bulog, yang terpenting mulai saja dulu, sambil secara bertahap kita tingkatkan produksi beras SHS,” ujar Arief.
Kemitraan
Lebih lanjut, ia meyakini, kerja sama ini merepresentasikan Closed Loop pertanian yang baik melalui pola kemitraan agribisnis hulu-hilir dengan ekosistem yang terintegrasi. Ini juga sebagai wahana bagi pengembangan teknik pertanian yang inovatif, dengan fokus pada efisiensi sumber daya, penggunaan teknologi modern, dan praktik pertanian yang berkelanjutan.
“Dengan kerja sama yang baik bersama Kementerian/Lembaga terkait, diantaranya bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan BUMN, kita sudah siapkan aspek pendukungnya dari mulai pupuk, teknologi, teknik budidaya, sistem logistik, serta jaminan pasar atau off taker-nya,” ungkapnya.
Dengan model seperti ini, Arief berharap penguatan stok pangan menghadapi krisis pangan khususnya beras dapat memberikan dampak positif bagi ketahanan pangan nasional sebagaimana ditekankan Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan.
Sementara itu, Sekretaris Utama NFA Sarwo Edhy mengatakan, pada uji coba penanaman ini akan dijalankan melalui 3 pola demplot dengan melibatkan 3 teknologi yang berbeda.
“Dari 3 skema tersebut akan dinilai dan dipilih mana pola budidaya yang menghasilkan produktivitas paling baik, selanjutnya akan diterapkan dan dikembangkan pada 3.200 Ha lahan SHS dan lahan di luar dengan target 500 ribu Ha,” ungkapnya.
Advertisement
Potensi
Direktur Utama ID FOOD Frans Marganda Tambunan yang hadir menyaksikan penandatanganan MoU, mendorong SHS untuk mengerahkan segala potensi yang ada. Sehingga kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi upaya peningkatan kesejahteraan petani serta kemajuan industri pangan nasional.
"Kita tunjukkan bahwa SHS sebagai satu-satunya anak perusahaan BUMN yang bergerak di bidang perbenihan ini bisa diandalkan untuk kebangkitan Pertanian, khususnya padi," ujarnya.
Lebih lanjut Direktur Utama SHS Adi Cahyono Nugroho menjelaskan rencana SHS ke depan untuk membangun kerja sama pengadaan gabah/beras dengan Perum BULOG baik melalui skema pengadaan CBP maupun komersial. Ia meyakini melalui kolaborasi dan sinergi semacam ini, SHS dapat berkontribusi dalam pewujudan Closed Loop Pangan yang tengah dibangun NFA.
"Kita akan bikin semacam value chain dengan BULOG bagaimana kita bisa di daerah sentra-sentra pangan kita bikin resi gudang di situ untuk kita sambungkan dengan BULOG untuk suplai gabah maupun beras," ungkapnya.