Sukses

Rupiah Masih Bakal Loyo Lawan USD, Intip Prediksinya

Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah masih akan melemah terhadap dolar AS pada Jumat. Potensi pelemahan ke arah 15.000 dengan potensi support di kisaran 14.900 per USD.

Liputan6.com, Jakarta Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah masih akan melemah terhadap dolar AS pada Jumat. Potensi pelemahan rupiah ke arah 15.000 dengan potensi support di kisaran 14.900 per USD.

“Index dolar AS terlihat menguat di area 104 (basis poin), di mana sebelumnya bergerak di kisaran 103 (basis poin),” ucap dia dikutip dari Antara, Jumat (26/5/2023).

Pada pembukaan perdagangan Jumat pagi, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah tipis sebesar 0,02 persen atau 3,5 poin menjadi 14.956 per USD dari sebelumnya 14.953 per USD.

Penopang penguatan dolar AS terhadap mata uang lainnya adalah rilis data produk domestik bruto (AS) kuartal I/2023 yang direvisi naik ke 1,3 persen dari sebelumnya 1,1 persen.

Data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS juga dirilis lebih bagus dari perkiraan yang memperlihatkan penurunan klaim pengangguran.

Menurut Ariston, data ekonomi AS yang membaik bisa menjadi alasan bagi Bank Sentral (The Fed) AS untuk mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi, bahkan bisa meningkatkan suku bunga lagi.

“Selain itu, kesepakatan kenaikan batas utang AS yang belum juga tercapai, padahal sudah hampir mendekati deadline utang menjadi default meningkatkan kekhawatiran pelaku pasar, sehingga sebagian pelaku pasar memilih masuk ke aset aman dolar AS,” ujarnya.

Di dalam negeri, Bank Indonesia (BI)  memberikan indikasi belum akan memangkas suku bunga acuan karena melihat suku bunga acuan The Fed belum akan turun. BI  mewaspadai peningkatan ketidakpastian global yang bisa memberikan tekanan ke rupiah.

 

2 dari 3 halaman

Sri Mulyani Patok Nilai Tukar Rupiah 14.700-15.300 per Dolar AS di APBN 2024

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mematok nilai tukar rupiah berkisar antara Rp 14.700-15.300 per Dolar Amerika Serikat (AS). Menyusul posisi rupiah sendiri yang tengah menguat hingga Mei 2023.

Hal ini disampaikan Menkeu usai mengikuti Rapat Paripurna di DPR RI membahas tentang Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2024.

"Untuk APBN 2024 kisaran nilai tukar tadi adalah 14.700 hingga Rp 15.300 dalam kondisi 2022 dan hingga bulan Mei ini rupiah kita relatif tadi yang saya Sebutkan High performance," ujarnya usai Rapat Paripurna di Gedung DPR RI, Jumat (19/5/2023).

Menkeu Sri Mulyani bilang, penguatan nilai tukar rupiah ini juga sejalan dengan kondisi ekspor-inpor yang cukup baik. Terbukti dari catatan surplus yang masih dibukukan.

Selain itu, mulai kembali masuknya arus pendanaan (capital inflow) ke Indonesia juga dinilai jadi satu pertanda baik di mata Sri Mulyani.

"Karena secara eksternal kita cukup baik di mana tadi saya Sebutkan neraca perdagangan ekspor impor kita membaik dan sudah terjadi Capital inflow lagi, Ini menimbulkan dukungan fondasi bagi rupiah kita untuk tetap terjaga stabil," terang Sri Mulyani.

Informasi, pemerintah sendiri mematok ekonomi Indonesia mampu tumbuh sebesar 5,7 persen di 2024 mendatang. Pada saat yang sama, inflasi juga diprediksi bisa stabil di tahun depan.

3 dari 3 halaman

Upaya Stabilitas

Lebih lanjut, Bendahara Negara ini mengungkap Bank Indonesia turut berperan dalam menghadirkan kebijakan untuk menjaga stabilitas. Baik itu dari sisi stabilitas inflasi maupun nilai tukar.

"Kita semuanya tahu bahwa bank Indonesia terus melakukan kebijakan di dalam menjaga stabilitas baik itu stabilitas dari sisi inflasi, harga maupun nilai tukar," kata dia.

"Jadi dari sisi asumsi untuk tahun depan sesuai dengan pembahasan bersama kita tetap menggunakan range namun dengan kinerja eksternal kita yang cukup baik dan capital inflow yang juga meningkat ini juga memberikan fondasi yang baik bagi pembahasan menyangkut asumsi nilai tukar," sambung Menkeu Sri Mulyani Indrawati.