Liputan6.com, Jakarta - British International Investment (BII) berkomitmen komitmen mengucurkan dana USD 15 juta atau lebih dari Rp 200 miliar untuk pertumbuhan ekonomi yang bersih dan berkelanjutan serta transisi energi hijau di Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Komitmen dari lembaga pembiayaan pembangunan Inggris ini merupakan langkah besar terhadap dukungan Pemerintah Inggris pada Just Energy Transition Partnership (JETP) Indonesia yang diluncurkan tahun lalu pada KTT G20 di Bali.
Baca Juga
Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins mengatakan, di sela KTT Pemimpin G20 di Bali tahun lalu, Perdana Menteri Rishi Sunak bergabung dengan para pemimpin dunia lainnya meluncurkan Just Energy Transition Partnership (JETP) Indonesia.
Advertisement
Kemitraan yang dipimpin oleh negara-negara ini tidak hanya akan membantu Indonesia mempercepat transisi energi yang adil, meninggalkan bahan bakar fosil dan menuju sumber energi terbarukan, tetapi juga akan membantu mendukung pertumbuhan ekonomi, lapangan pekerjaan baru yang terampil, pengurangan polusi, dan masa depan yang tangguh dan sejahtera bagi masyarakat Indonesia.
“Saya senang melihat penawaran British International Investment yang diperluas ke kawasan Asia Tenggara karena investasi ini juga akan mendukung Indonesia dalam mempercepat transisi energinya untuk meninggalkan batu bara sebagai bagian dari komitmen negara ini terhadap target emisi nol bersih pada 2060. Inggris tetap berkomitmen untuk bermitra dengan Indonesia dalam mewujudkan janji-janji tersebut.” jelas dia dalam keterangan tertulis, Jumat (26/5/2023).
Investasi di Indonesia
Investasi pertama British International Investment di kawasan Asia Tenggara ini diharapkan dapat menarik lebih banyak modal untuk mendukung Indonesia mencapai emisi nol bersih (net zero emissions) pada 2060.
Komitmen ini akan dilaksanakan melalui SUSI Asia Energy Transition Fund (SAETF), pendanaan infrastruktur transisi energi yang berfokus pada Asia Tenggara yang dikelola oleh perusahaan yang berlokasi di Swiss, SUSI Partners, dengan rekam jejak yang dapat dibuktikan dalam investasi skala global di seluruh spektrum infrastruktur transisi energi.
Di Indonesia, perusahaan tersebut telah berinvestasi dalam pengembangan proyek listrik tenaga mini-hidro yang memanfaatkan aliran sungai dan proyek tenaga angin melalui usaha patungan antara SAETF dan pengembang regional, Pacific Impact. Hal ini menegaskan kembali pendekatan baru untuk berinvestasi dalam pendanaan iklim di Indonesia sebagai salah satu prioritas BII di Asia Tenggara.
Investasi tersebut menandai dimulainya realisasi ambisi British International Investment untuk menginvestasikan dana pembiayaan iklim hingga 500 juta euro di kawasan Indo-Pasifik.
Selanjutnya, dengan komitmen ini, British International Investment menggandeng lembaga pembiayaan pembangunan lainnya, termasuk AIIB, FMO, Swedfund, Norfund, dan OeEB, serta investor swasta dalam mendukung SAETF.
SAETF menargetkan investasi infrastruktur di seluruh spektrum transisi energi, termasuk proyek energi terbarukan, efisiensi energi, dan penyimpanan energi, serta berfokus pada negara-negara berkembang di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Pendanaan tersebut akan berkontribusi pada tujuan mitigasi iklim global dan Perjanjian Paris melalui solusi pembiayaan energi bersih, meningkatkan pasokan listrik yang dapat diandalkan dan terjangkau untuk bisnis dan konsumen, serta memungkinkan akses ke solusi energi bersih di area yang kurang terlayani.
Advertisement
Permintaan Energi di Asia Tumbuh Cepat
Wymen Chan, Kepala Kawasan Asia di SUSI Partners, mengatakan, permintaan energi di Asia Tenggara tumbuh pesat sejalan dengan perkembangan ekonomi kawasan.
"Tujuan perusahaan adalah untuk mengarahkan modal menuju pembangunan infrastruktur yang memungkinkan pertumbuhan ini terjadi secara berkelanjutan sambil membuktikan bahwa Asia Tenggara tidak hanya berdampak tetapi juga pasar yang sangat menarik bagi investor publik dan swasta.” kata dia.
Srini Nagarajan, Managing Director dan Head of Asia di BII menambahkan bahwa mereka telah berinvestasi di seluruh Asia selama lebih dari 30 tahun. SAETF adalah titik balik kembalinya BII ke Asia Tenggara dan komitmen yang jelas tentang ambisi untuk mendukung pendanaan iklim dan inovasi untuk menghadapi tantangan dari krisis iklim.
"Kami memuji ambisi iklim kawasan ini dan berharap dapat berkolaborasi dengan tim lokal SUSI untuk mengembangkan lebih jauh proyek berkelanjutan yang terukur dan menghasilkan keuntungan”. kata dia.