Sukses

Badai PHK Dunia Belum Usai, Kini JPMorgan Chase Pangkas 500 Karyawan

JPMorgan Chase melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap sekitar 500 karyawannya pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta Bank ternama di Amerika Serikat, JPMorgan Chase melakukan Pemutusan Hubungan Kerja terhadap sekitar 500 karyawannya minggu ini, menurut sumber yang mengetahui kabar PHK tersebut.

Melansir CNBC International, Senin (29/5/2023) PHK kali ini sebagian besar berdampak pada karyawan di bagian teknologi dan operasi  JPMorgan.

Selain itu, PHK juga terjadi  di seluruh divisi utama perbankan ritel dan komersial, manajemen aset dan kekayaan perusahaan yang berbasis di New York, serta bank korporasi dan investasinya, menurut sumber, yang enggan mengungkapkan identitasnya ketika berbicara tentang masalah personel.

Sementara itu, pihak JPMorgan enggan memberikan komentar terkait keputusan PHK di lingkungan kerjanya.

Seperti beberapa perusahaan keuangan di AS, JPMorgan secara berkala memangkas pekerjanya sepanjang tahun, bahkan saat mempekerjakan ribuan pekerja baru untuk mengisi peran.

Dilaporkan JPMorgan memiliki sekitar 13.000 posisi terbuka.

Di bawah kepemimpinan CEO Jamie Dimon, JPMorgan telah berada dalam mode pertumbuhan akhir-akhir ini, terakhir dengan mengakuisisi bank regional First Republic yang gagal dalam kesepakatan yang ditengahi pemerintah. 

Kemudian pekan ini, JPMorgan menawarkan posisi kepada sekitar 85 persen dari sekitar 7.000 pekerja First Republic.

Namun pada Kamis, 25 Mei 2023 JPMorgan mengumumkan telah melakukan PHK terhadap sekitar 1.000 karyawan First Republic Bank. JPMorgan memiliki 296.877 karyawan per 31 Maret 2023, atau 8 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

2 dari 3 halaman

JPMorgan PHK 1.000 Karyawan First Republic Bank Setelah Akuisisi

JPMorgan Chase mengumumkan pada Kamis, 25 Mei 2023 telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 1.000 karyawan First Republic Bank.

Dikutip dari CNN, ditulis Minggu (28/5/2023), JPMorgan akuisisi sebagian besar aset First Republic awal bulan ini setelah bank regional yang berbasis di San Francisco itu telah disita pemerintah. Hal itu menandai kegagalan bank terbesar kedua dalam sejarah Amerika Serikat.

Kepada CNN, seorang juru bicara JPMorgan mengatakan bank memperbarui semua karyawan First Republic Bank tentang status pekerjaan mereka ke depan dan sebagian atau hampir 85 persen telah ditawari peran transisi atau penuh waktu.

Hal itu menyisakan sekitar 15 persen atau 1.000 karyawan First Republic yang tidak menerima tawaran pekerjaan. JPMorgan mengatakan kesepakatan perusahaan pada 1 Mei 2023 dengan the Federal Deposit Insurance Corporation untuk membeli sebagian besar First Republic tidak mencakup semua karyawan perusahaan.

“Kami sudah transparan dengan karyawan mereka dan menepati janji kami untuk memperbarui status pekerjaan mereka dalam 30 hari. Kami menyaradai mereka berada di bawah tekanan dan ketidakpastian sejak Maret, dan berharap membawa kejelasan dan penyelesaian,” tulis JPMorgan dalam sebuah pernyataan.

Bank mengatakan karyawan yang belum ditawari peran akan menerima gaji dan tunjangan selama 60 hari dan akan ditawari paket yang mencakup tambahan serta tunjangan berkelanjutan dan sumber daya untuk menemukan peluang baru.

Tidak jelas berapa banyak karyawan First Republic Bank yang telah ditawari pekerjaan di JPMorgan akan memiliki peran penuh waktu versus peran transisi. JPMorgan menyebutkan peran transisi yang ditawarkan kepada beberapa karyawan First Republic akan berlangsung selama 3-12 bulan ke depan.

Setelah regulator menutup First Republic, JPMorgan memenangkan proses penawaran kompetitif yang dijalankan oleh FDIC. JPMorgan setuju untuk membayar USD 10,6 miliar atau sekitar Rp 158,57 triliun (asumsi kurs 14.959 per dolar AS).

3 dari 3 halaman

JPMorgan Chase Beli Mayoritas Aset First Republic Bank

Sebelumnya, JPMorgan Chase membeli sebagian besar aset First Republic Bank setelah kegagalan bank terbesar kedua di Amerika Serikat dalam kesepakatan yang diumumkan pada Senin pagi (1/5/2023) yang melindungi simpanan nasabah First Republic.

Dikutip dari CNN, JPMorgan Chase mengatakan telah akuisisi sebagian besar aset dan mengambil simpanan yang diasuransikan dan tidak diasuransikan First Republic dari Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC). FDIC, lembaga pemerintah independen yang asuransikan simpanan untuk nasabah bank.

"Dalam melakukan transaksi ini, JPMorgan Chase mendukung sistem keuangan AS melalui kekuatan dan kemampuan eksekusinya yang signifikan,” kata bank tersebut dalam sebuah pernyataan.

FDIC mengambil alih First Republic dan kemudian segera umumkan penjualan itu. Kegagalan ini akan merugikan FDIC sekitar USD 13 miliar atau sekitar Rp 190,59 triliun (asumsi kurs Rp 14.661 per dolar AS). Uang itu akan dibayarkan oleh bank-bank negara yang membayar untuk mendukung agensi itu.

Harga jual tidak diungkapkan dalam pernyataan dari FDIC, yang melakukan lelang di antara beberapa bank untuk melihat mana yang akan berakhir dengan aset First Republic.

Menurut sumber kepada CNN, tawaran itu diajukan pada Minggu sore, 30 April 2023.

Kesehatan Sektor Bank Regional

Langkah tersebut merupakan upaya terbaru oleh regulator federal untuk menopang kepercayaan konsumen pada sistem perbankan Amerika Serikat (AS) yang telah mengalami tiga kegagalan bank besar dalam tujuh minggu terakhir.

Silicon Valley Bank dan Signature Bank, keduanya diambil alih oleh FDIC bulan lalu setelah bank tersebut dijalankan oleh pelanggan mereka.

Runtuhnya bank-bank itu memicu spekulasi selama berminggu-minggu tentang kesehatan bank regional Amerika Serikat, terutama bank-bank dengan basis simpanan yang sebagian besar tidak diasuransikan.