Sukses

Recep Tayyip Erdogan Kembali Jadi Presiden Turki, Mata Uang Lira Tergelincir

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memenangi pemilihan putaran kedua. Kemenangan itu mendorong mata uang Lira tergelincir.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan kemenangan pada Minggu, 28 Mei 2023 saat pemilihan putaran kedua bersejarah yang merupakan tantangan terbesar dari pemerintahan Erdogan selama dua dekade.

“Kami akan memerintah selama lima tahun mendatang. InsyaAllah, kami akan layak mendapatkan kepercayaan Anda,” ujar Erdogan kepada pendukungnya yang bersorak-sorai dari atas bus di distrik asalnya Istanbul, dikutip dari Al Arabiya, Senin (29/5/2023).

Recep Tayyip Erdogan berterima kasih kepada orang-orang yang telah memberikan suara dan mengatakan telah menyelesaikan pemilihan putaran kedua pada Minggu lalu melawan penantang Kemal Kilicdaroglu dengan dukungan mereka.

Dikutip dari Yahoo Finance, mata uang Lira Turki merosot ke rekor terendah baru terhadap dolar Amerika Serikat karena Presiden Erdogan mengamankan kemenangan saat pemilihan presiden Turki pada Minggu, 28 Mei 2023. Hal itu memperpanjang pemerintahannya yang semakin otoriter untuk dekade ketiga.

Mata uang Lira berada di atas 20,00 hingga ambang dolar AS saat perdagangan berlangsung, tidak jauh dari rekor terendah 20,06 yang disentuh pada Jumat, 26 Mei 2023.

Lira rentan terhadap ayunan tajam sebelum jam perdagangan regular telah melemah lebih dari 6 persen sejak awal tahun dan kehilangan lebih dari 90 persen nilainya selama dekade terakhir dengan inflasi tinggi dan krisis mata uang.

Sejak krisis 2021, pihak berwenang telah mengambil peran semakin aktif di pasar valuta asing dengan pergerakan harian menjadi sangat kecil dan sebagian besar mencatat koreksi. Sementara itu, cadangan mata uang dan emas menyusut.

“Pengaturan saat ini tidak berkelanjutan. Dengan cadangan devisa yang terbatas dan suku bunga riil yang sangat negatif, tekanan pada lira sangat berat,” ujar Tim Ash dari BlueBay Asset Management.

 

2 dari 5 halaman

Presiden Erdogan Menang di Tengah Kekacauan Ekonomi

Erdogan menang meski terjadi kekacauan ekonomi selama bertahun-tahun yang oleh kritikus menyalahkan kebijakan ekonomi yang tidak ortodoks.

Adapun pada putaran pertama pemilihan umum dua pekan lalu telah memicu aksi jual obligasi internasional Turki dan lonjakan biaya untuk memastikan paparan utangnya di tengah memudarnya harapan akan perubahan kebijakan ekonomi.

Adapun dalam pidato kemenangannya, Erdogan mengakui inflasi adalah masalah paling mendesak. Namun, ia menuturkan inflasi akan turun menyusul kebijakan suku bunga bank sentral yang dipotong menjadi 8,5 persen dari 19 persen pada dua tahun lalu.

Analis berhati-hati melihat seberapa besar perubahan ekonomi yang akan digembar-gemborkan oleh pemerintahan baru Erdogan.

“Erdogan tidak mungkin menerima pendekatan ekonomi ortodoks langsung. Namun, beberapa penyesuaian terhadap pendekatan heterodoks saat ini dapat diadopsi dengan tujuan mendapatkan waktu menjelang pemilihan lokal Maret 2024,” ujar Co President Advisory Firm Teneo, Wolfango Piccoli.

3 dari 5 halaman

Erdogan Menang Pilpres Turki: Dari Rusia hingga Ukraina dan Israel sampai Palestina Kirim Ucapan Selamat

Sebelumnya, Recep Tayyip Erdogan kembali memenangkan Pilpres Turki, memperpanjang kekuasaannya hingga lima tahun mendatang. Salah satu pemimpin negara asing yang pertama mengucapkan selamat kepadanya adalah Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Kemenangan pemilu adalah hasil alami dari kerja tanpa pamrih Anda sebagai pemimpin Republik Turki, bukti nyata dukungan rakyat Turki atas upaya Anda untuk memperkuat kedaulatan negara dan menjalankan kebijakan luar negeri yang independen," ujar Presiden Putin dalam ucapan selamatnya seperti dilansir Al Jazeera, Senin (29/5/2023).

"Kami sangat menghargai kontribusi Anda untuk memperkuat hubungan persahabatan Rusia-Turki dan kerja sama yang saling menguntungkan di berbagai bidang."

Putin menyinggung soal proyek bersama, termasuk pembangkit listrik tenaga nuklir Akkuyu, yang sedang dibangun oleh kelompok energi negara Rusia Rosatom dan pusat gas yang diusulkan Putin didirikan di Turki.

Sekutu Putin, Presiden Belarus Alexander Lukashenko, memuji Erdogan karena menjaga stabilitas pasca gempa 6 Februari 2023.

"Saya menganggap Anda sebagai tokoh politik yang kuat dan layak serta teman baik Belarusia," kata Lukashenko dalam ucapan selamatnya kepada Erdogan.

"Kita memiliki kepentingan yang sama dalam meredakan situasi internasional, menegakkan keamanan pangan, dan penyelesaian perselisihan secara damai."

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden melalui Twitter menuliskan, "Selamat kepada Presiden Recep Tayyip Erdogan dari Turki terpilihnya kembali. Saya berharap dapat terus bekerja sama sebagai sekutu NATO dalam isu bilateral dan tantangan global."

Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani berharap Erdogan sukses dalam masa jabatan barunya.

"Saudaraku Recep Tayyip Erdogan, selamat atas kemenangan Anda. Saya berharap Anda sukses dalam masa jabatan baru Anda, dan dengan itu Anda mencapai apa yang dicita-citakan rakyat Turki dalam hal kemajuan dan kemakmuran, serta progres dan pertumbuhan bagi hubungan bilateral kita yang kuat," twit emir Qatar.

 

4 dari 5 halaman

Ucapan Selamat kepada Erdogan

Ucapan selamat atas kemenangan Erdogan juga datang dari Kerajaan Arab Saudi. Raja Salman mengatakan, "Pada kesempatan pemilihan kembali Yang Mulia untuk masa jabatan presiden yang baru, kami dengan senang hati mengirimkan ucapan selamat yang tulus dan harapan terbaik untuk sukses dan kemajuan lebih lanjut serta kemakmuran bagi saudara-saudara Turki. Kami memuji hubungan persaudaraan yang mengikat kedua negara dan bangsa.. yang kita perkuat dan kembangkan di segala bidang."

Adapun putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman menyatakan, "Pada kesempatan pemilihan kembali Yang Mulia untuk masa jabatan presiden yang baru, saya dengan senang hati mengirimkan ucapan selamat yang tulus dan harapan terbaik bagi kesuksesan dan kemajuan lebih lanjut saudara-saudara Turki."

Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh memuji Erdogan dan rakyat Turki atas "kemenangan pemilu" mereka.

Sementara itu, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan, "Saya mengucapkan selamat kepada Presiden Erdogan atas kemenangannya dan saya memuji sikap beradab rakyat (Turki). Kami menantikan dukungan (mereka) untuk tujuan kami dan Yerusalem kami."

Presiden Iran Ebrahim Raisi menyebut terpilihnya kembali Erdogan sebagai tanda berlanjutnya kepercayaan yang berharga dari rakyat Turki.

"Hubungan kami dengan Turki pada tahap selanjutnya akan berlanjut atas dasar ketetanggaan yang baik dan kepentingan bersama," tambahnya.

Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengatakan bahwa terpilihnya kembali Erdogan adalah peristiwa "bersejarah".

"Dia telah menjadi pilar kekuatan bagi umat Islam yang tertindas & suara yang kuat atas hak-hak mereka yang tidak dapat dicabut," twit Sharif.

Perdana Menteri Libya Abdul Hamid Dbeibah menggambarkan "kemenangan pemilu" Erdogan sebagai pembaharuan kepercayaan rakyat Turki terhadap proyek dan kebijakan presiden yang berhasil.

Merespons kemenangan Erdogan, Presiden Israel Isaac Herzog mengatakan dia "yakin" bahwa dia dan Erdogan "akan terus bekerja sama untuk memperkuat dan memperluas hubungan baik" antara negara mereka.

 

5 dari 5 halaman

Ucapan Selamat dari Swedia hingga Ukraina kepada Presiden Erdogan

Di Swedia, Perdana Menteri Ulf Kristersson menyampaikan ucapan selamatnya via Twitter. Dia menekankan bahwa keamanan kedua negara adalah prioritas masa depan.

Pemerintah Erdogan memveto proposal Swedia untuk bergabung dengan NATO setelah menuduh Stockholm menyediakan tempat berlindung yang aman bagi anggota Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan Partai Persatuan Demokratik (PYD) di Suriah, yang keduanya dianggap oleh Ankara sebagai kelompok "teroris".

Presiden Emmanuel Macron mengucapkan selamat kepada Erdogan via Twitter dengan menuliskan, "Prancis dan Turki memiliki tantangan besar untuk dihadapi bersama. Kembalinya perdamaian ke Eropa, masa depan Aliansi Euro-Atlantik kita, Laut Mediterania. Bersama Presiden Erdogan, yang saya ucapkan selamat atas terpilihnya kembali, kami akan terus maju."

Kanselir Olaf Scholz dalam ucapan selamatnya mengatakan bahwa Jerman dan Turki adalah mitra dan sekutu dekat.

"Rakyat dan ekonomi kami saling terkait erat. Selamat kepada Presiden Erdogan, bersama-sama kami ingin memajukan agenda bersama kita dengan semangat baru!" twit Scholz.

Presiden Dewan Uni Eropa Charles Michel dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen turut mengucapkan selamat kepada Erdogan.

"Selamat @RTErdogan atas terpilihnya kembali Anda sebagai Presiden Turki. Saya berharap dapat bekerja sama dengan Anda lagi untuk memperdalam hubungan UE-TR di tahun-tahun mendatang," kata Michel via Twitter.

Von der Leyen juga men-twit ucapan selamatnya.

"Saya berharap untuk terus membangun hubungan UE-Turki. Sangat penting secara strategis bagi UE dan Turki untuk bekerja memajukan hubungan ini, demi kepentingan rakyat kita," twit Von der Leyen.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tidak ketinggalan dalam mengucapkan selamat kepada Erdogan atas kemenangannya. Dia mengungkapkan harapannya pada penguatan kemitraan strategis dan penguatan kerja sama dengan Turki bagi keamanan dan stabilitas Eropa.

Pemerintah Erdogan telah membeli sistem pertahanan rudal Rusia, mendorong AS mendepak Turki dari proyek jet tempur yang dipimpin AS. Namun, dalam isu krusial lainnya, Ankara membantu menengahi kesepakatan penting yang memungkinkan pengiriman biji-bijian Ukraina dan mencegah krisis pangan global.