Sukses

Erdogan Menang Pemilu, Ekonom Ramal Kesuraman Ekonomi Turki

Lira diperdagangkan pada 19,97 terhadap Dolar Amerika Serikat atau USD pada Senin (29/5).

Liputan6.com, Jakarta Turki kembali menggelar Pemilihan Presiden yang akan memimpin dalam beberapa tahun ke depan. Hasilnya sang Petahana Recep Tayyip Erdogan menang kembali dalam pemilihan presiden 2023, dan memperpanjang jabatannya menjadi 3 periode.

Mengutip CNBC International, Senin (29/5/2023), kemenangan Erdogan kemudian berimbas pada kondisi ekonomi Turki. Bahkan kondisi ekonomi negara ini diprediksi akan tetap suram.

Mata uang Lira Turki terpantau anjlok diperdagangkan pada 19,97 terhadap Dolar Amerika Serikat atau USD setelah merosot ke 20 terhadap dolar di awal sesi, pada Senin 29 Mei 2023. 

“Kami memiliki pandangan yang cukup pesimis terhadap Lira Turki sebagai hasil dari Erdogan mempertahankan jabatannya setelah pemilu," ungkap Ekonom Pasar Berkembang Wells Fargo dan Ahli Strategi FX, Brendan McKenna.

McKenna memprediksi bahwa lira akan mencapai rekor terendah baru yaitu 23 terhadap dolar pada akhir kuartal kedua 2023, dan kemudian 25 pada awal tahun depan.

Lira telah kehilangan sekitar 77 persen nilainya terhadap dolar selama lima tahun terakhir. McKenna juga melihat Turki akan mempertahankan kerangka kebijakan moneter dan ekonominya yang tidak ortodoks.

Seperti diketahui, kebijakan moneter Turki saat ini menekankan pada pengejaran pertumbuhan dan persaingan ekspor daripada menjinakkan inflasi, dan Erdogan mendukung pandangan yang tidak konvensional bahwa menaikkan suku bunga meningkatkan inflasi.

"Pengaturan saat ini tidak berkelanjutan," kata Senior EM Sovereign Strategist dari BlueBay Asset Management, Timothy Ash dalam sebuah pesan email.

"Dengan cadangan devisa yang terbatas dan suku bunga riil yang sangat negatif, tekanan pada lira sangat berat," sebutnya.

"Prospek ekonomi dan pasar Turki sangat suram," tambah McKenna.

2 dari 3 halaman

Nilai Tukar Lira Anjlok Parah Sambut Pemilu Turki, Bisa Parah Bila Pemimpin Ini Menang

Diwartakan sebelumnya, Lira sudah menghadapi beberapa kondisi yang paling tidak stabil di seluruh pasar mata uang global, menjelang pemilihan presiden atau pemilu Turki 2023.

Melansir CNBC International, Senin (15/5/2023) Lira saat ini diperdagangkan pada rekor terendah yaitu 19,56 terhadap dolar AS dan pengamat pasar memperkirakan bahwa mata uang Turki tersebut masih akan mengalami penurunan.

Jika (petahana) Recep Tayyip Erdogan menang, "kemungkinan besar lira Turki akan runtuh dalam beberapa bulan," kata pendiri firma penasehat Cribstone Strategic Macro, Mike Harris.

“Pada akhirnya kurangnya kepercayaan dalam investasi akan berarti bahwa Lira Turki mungkin akan menjadi salah satu mata uang dengan kinerja terburuk di dunia untuk beberapa waktu," sebut Harris.

Ekonom melihat hal ini sebagian besar dikarenakan kebijakan ekonomi Pesiden Erdogan yang tidak ortodoks.

Profesor ekonomi terapan di Johns Hopkins University, Steve H. Hanke mengatakan bahwa "Selama beberapa tahun di bawah bimbingan ide-ide moneter Erdogan, lira Turki sangat fluktuatif dan dalam keadaan krisis.

Sebagai informasi, kebijakan moneter Turki memprioritaskan pengejaran pertumbuhan dan persaingan ekspor daripada meredakan inflasi.

Erdogan mendukung pandangan tidak konvensional bahwa menaikkan suku bunga meningkatkan inflasi, bukan menjinakkannya.

Dorongan Erdogan untuk tidak menaikkan suku bunga memainkan peran penting dalam penurunan bersejarah lira, yang membuatnya berubah dari kurang dari 4 menjadi 18 terhadap dolar pada tahun 2021.

3 dari 3 halaman

Prediksi pada Lira jika Erdogan Menang Pemilu Turki 2023

"Kekhawatiran tentang ketidakpastian pemilu yang sebenarnya, dan kemudian ketidakpastian atas potensi perubahan dalam pemerintahan dan bagaimana mereka mengelola FX adalah penyebab kenaikan tajam volatilitas FX ke level 42,7% ini,” kata

Paresh Upadhyaya, direktur pendapatan tetap dan strategi mata uang di Amundi US, memaparkan bahwwa "kkhawatiran tentang ketidakpastian pemilu yang sebenarnya, dan kemudian ketidakpastian atas potensi perubahan dalam pemerintahan dan bagaimana mereka mengelola FX adalah penyebab kenaikan tajam volatilitas FX ke level 42,7 persen".

Dia menambahkan, tingkat volatilitas lira berkisar sekitar 10-12 persen pada bulan Desember.

"Jika Erdogan menang, yang merupakan asumsi kasus dasar kami, USD/TRY dapat bergerak ke 23,00," tulis Ekonom Pasar Berkembang Wells Fargo dan Ahli Strategi FX Brendan McKenna dalam email.

"Lira dinilai terlalu tinggi sebagai hasil dari upaya intervensi, dan tergantung ke arah mana pemilihan berakhir, mata uang dapat bergerak tajam ke arah mana pun," bebernya.