Harga Emas Naik Tipis Ditopang Pelemahan Dolar AS

Harga emas naik tipis pada perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) merespons pernyataan Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi yang menegaskan komitmen bank sentral untuk membuat kebijakan moneter yang akomodatif.

Seperti dikutip dari The Street, Jumat (8/3/2013), Draghi juga mengatakan perkembangan harga di zona euro akan tetap stabil dalam jangka menengah. Komentar ini mendorong uero rally terhadap dolar AS, yang mendorong kenaikan logam mulia.

Harga emas untuk pengiriman April naik tipis US$ 20 sen menjadi US$ 1.575,1 per ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange. Harga emas diperdagangkan di level tertinggi US$ 1.584,9 dan terendah US$ 1.574 per ounce, sementara harga emas di pasar spot turun US$ 5,9 per ounce.

"Pembelian emas kembali seimbang secara kuartalan tertolong komentar Draghi soal pandangan mengenai Eropa yang lebih baik dan telah melemahkan dolar AS," jelas George Gero, Analis logam mulia RBC Wealth Management dalam laporannya.

Harga perak untuk pengiriman Mei naik ke level US$ 28,81 per ounce, sedangkan indeks dolar AS merosot 0,56% menjadi $ 82,1.

Randy Smallwood, chief executive dari Silver Wheaton (SLW), mengatakan kenaikan harga perak ditopang pelemahan dolar AS dan meningkatnya permintaan dari industri logam.

"Adanya peningkatan permintaan di sisi industri. Kami melihat perak adalah salah satu logam terbaik di luar sana dalam hal efisiensi transmisi energi," jelas dia.

Nilai tukar euro terhadap dolar AS menguat ke US$ 1,3106, dari penutupan hari sebelumnya US$ 1,2966.

Bank Sentral Jepang (Bank of Japan) tidak membuat perubahan sikap moneter dan menegaskan kembali komitmennya untuk pembelian aset sebesar 101 triliun yen.

Para pedagang emas hingga kini menunggu laporan non-farm payroll ini dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS yang diharapkan dapat mengangkat harga emas. (Ndw)