Sukses

Boleh Impor KRL Bekas dari Jepang, KCI Tunggu Hitungan BPKP

PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter tengah menunggu hasil asesmen Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terkait jumlah pasti unit KRL yang dibutuhkan.

Liputan6.com, Jakarta- PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter tengah menunggu hasil asesmen Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terkait jumlah pasti unit KRL yang dibutuhkan. Menyusul, perlu adanya pemenuhan kebutuhan dari 10 rangkaian KRL (trainset) yang akan pensiun tahun ini.

VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengungkapkan, usai ada rekomendasi dari BPKP atas rencana impor KRL bekas dari Jepang, pihaknya langsung melakukan asesmen. Utamanya, menyoroti jumlah pasti pemenuhan kebutuhan KRL.

Bisa dibilang, ini akan memastikan berapa jumlah yang bisa dilakukan retrofit, unit KRL baru, maupun unit KRL yang bisa di impor dari Jepang. Dia mengatakan, proses asesmen untuk menentukan rangkaian yang akan di-retrofit tengah berjalan.

"Itu perlu asesmen (jumlah yang diretrofit), makanya INKA saat ini bersama KAI Commuter di Depo Depok dan Depo kami yang lain itu kereta-kereta kami dilakukan asesmen untuk melakukan apakah kereta itu bisa diretrofit, sedang dilakukan kajian," katanya di Kantor Pusat KAI Commuter, Jakarta, Senin (29/5/2023).

"Sehingga nanti kebutuhan efektifnya, apa namanya, KRL ini bisa dilihat secara data juga ya dari kebutuhan untuk pengguna, ataupun kebutuhan untuk perawatan, dan nanti pemenuhan dari sisi kebutuhan sarananya," sambung Anne.

Informasi, sebelumnya Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengungkap kalau jumlah trainset yang perlu diimpor adalah sebanyak 12 trainset. Hanya saja, keputusannya masih perlu menunggu satu kali rapat lagi bersama Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Seperti diketahui, Kemenko Marves dan Kementerian Perindustrian sendiri merekomendasikan untuk melakukan retrofit rangakaian KRL yang sudah digunakan. Sejalan dengan hasil reviu BPKP yang tak merekomendasikan impor barang tidak baru (KRL bekas) dari Jepang.

 

2 dari 4 halaman

Gandeng INKA

Lebih lanjut, Anne bilang, dalam melakukan retrofit ini, pihaknya kembali menggandeng PT Industri Kereta Api (INKA). Namun, kembali lagi, keputusan junlah retrofit dari KRL yang bakal pensiun tetap mengacu pada hasil asesmen yang saat ini tengah berjalan.

Anne menyebut, proses pengadaan dari KRL yang pensiun sendiri dilakukan secara bertahap. Begitupun pada proses pengadaannya, baik melalui impor KRL bekas dari Jepang, retrofit, maupun unit KRL baru atas produksi INKA.

"Untuk kondervasi pun sebenarnya demikian, gitu. Kenapa kita lakukan sebenarnya program pengadaan? Karena, sama, pengadaan baik yang baru atau bukan baru kan datangnya tidak serta merta ya, bertahap. Nah untuk me-replace yang konservasinya bertahap," beber Anne.

"Jadi tidak serta merta langsung 10, 20, 30 kereta langsung dikonservasi, terus tiba-tiba keretanya dateng 30, tidak. Jadi dalam konsep retrofit kereta bukan baru atau kereta baru itu kedagangannya bertahap. Itulah yang tadi mulai di shifting tadi," sambungnya.

Perlu diketahui, KAI Commuter dan INKA menjalin kerja sama untuk pemenuhan KRL baru dengan nilai investasi sekitar Rp 4 triliun. Kerja sama ini untuk pemenuhan 16 trainset yang rencananya akan dipenuhi mulai 2025 mendatang.

 

3 dari 4 halaman

Erick Thohir Tunggu Data Final

Diberitakan sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, persetujuan impor KRL bekas asal jepang masih harus menunggu sejumlah proses. Itu telah dilontarkannya langsung kepada Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

"Saya bilang bahwa waktu itu saya diundang rapat sama Menko (Luhut), Menhub, Menperin. Lalu saya bilang, saya menunggu dua data final," ujar Erick Thohir di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (25/5/2023).

Pertama, ia menunggu kapasitas produksi PT Industri Kereta Api (INKA) untuk menciptakan KRL asli Indonesia. Selain itu, Kementerian BUMN juga bakal menyuntikkan penyertaan modal negara (PMN) ke INKA tahun depan.

"Satu dari INKA, berapa besar bisa memproduksi daripada gerbong itu. Nah minta datanya (ke INKA)," kata Erick.

"Tetapi saya sudah memasukkan juga ke 2024. Salah satunya PMN untuk INKA, Rp 1,5 triliun kalau tidak salah, asal konteksnya memperbesar produksi," di menambahkan.

 

4 dari 4 halaman

Kaji Proyeksi Penumpang

Selain itu, Erick juga meminta PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI dan PT KCI selaku anak usaha, untuk mengkaji ulang jumlah penumpang KRL pasca pandemi Covid-19.

"Nah, kalau data ini sudah keluar, baru kita bisa sinkronkan. Jadi bisa ada keputusan, berapa yang dalam negeri bisa buat, berapa yang impor," ucap Erick.

"Jadi bukan karena ribut impor apa produksi dalam negeri, tapi tanpa solusi buat masyarakat pengguna kereta yang akhirnya berhimpit-himpitan. Kan mesti ada solusinya," tegas Erick Thohir.