Sukses

Hadapi Musim Kemarau Ekstrem, Kementan Bantu Irigasi Perpompaan Petani di Bantaeng

Dalam menghadapi musim kemarau ekstrem yang diprediksi akan terjadi pada Bulan Agustus mendatang, Kementerian Pertanian menggencarkan kegiatan irigasi perpompaan untuk membantu petani di Kelurahan Bonto Rita, Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.

Liputan6.com, Bantaeng Dalam menghadapi musim kemarau ekstrem atau el nino yang diprediksi akan terjadi pada Bulan Agustus mendatang, Kementerian Pertanian memberikan bantuan irigasi perpompaan untuk petani di Kelurahan Bonto Rita, Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, dalam mengairi sawah.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa jenis irigasi yang saat ini dikembangkan Kementan adalah irigasi perpompaan dan perpipaan, terutama untuk menghadapi musim kemarau ekstrim.

"Irigasi perpompaan ini juga untuk mengantisipasi kemarau ekstrim nanti. Selain itu, juga meningkatkan intensitas pertanaman dan atau luas areal tanam, meningkatkan produktivitas pertanian, pendapatan dan kesejahteraan petani," katanya.

Berkaitan dengan itu, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menjelaskan bahwa irigasi perpompaan yang dikelola Kelompok Tani Ternak Parang Labbua ini berupa Mesin Perpompaan dengan daya pompa 6.5 hp, diameter 80 x 75 mm, daya hisap maksimal 50 meter, dan daya dorong 200 meter.

"Selain itu juga dibangun rumah pompa dengan Panjang 2 meter, Lebar 1,5 Meter, dan Tinggi 2 meter," jelasnya.

Ali Jamil juga mengungkapkan bahwa tujuan dari Kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan ini adalah untuk memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai suplesi air irigasi bagi komoditas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan, serta budi daya ternak.

"Luas layanan Minimal 20 Hektare (Tanaman Pangan) dan 10 Hektare (Hortikultura, Perkebunan, dan Peternakan)," ungkapnya.

2 dari 2 halaman

Kunci Utama Irigasi Perpompaan

Ali Jamil juga mengatakan bahwa kunci utama dari jenis irigasi perpompaan adalah terdapatnya sumber air. Ia menegaskan, walau posisi air di bawah permukaan lahan pertanian tidak masalah, karena menggunakan pompa untuk pemanfaatannya.

"Dengan demikian lahan pertanian yang tidak terjangkau dengan irigasi waduk dan bendung yang umumnya secara gravitasi masih bisa mendapatkan air irigasi," katanya.

"Kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan ini diprioritaskan pada lokasi kawasan pertanian yang sering mengalami kendala atau kekurangan air irigasi terutama pada musim kemarau," imbuh Ali Jamil.

Dirinya berharap agar kegiatan irigasi perpompaan dan perpipaan ini dapat menambah luas areal tanam baru dan meningkatkan produksi atau produktivitas.

 

(*)

 

Video Terkini