Liputan6.com, Jakarta Tiga negara berkembang, Indonesia, India dan China berpotensi naik kelas menjadi negara maju karena memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik dalam 10 tahun terakhir. Perekonomian ketiga negara tersebut terbilang berdaya tahan ditengah krisis global akibat pandemi dan konflik geopolitik.Â
“Tiga ekonomi emerging country dan dunia, Indonesia, Tiongkok, dan India memiliki kinerja pertumbuhan ekonomi yang sangat baik," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Rapat Kerja Pemerintah dengan Badan Anggaran DPR RI, Jakarta, Selasa (30/5).Â
Baca Juga
Sri Mulyani membeberkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 10 tahun terakhir rata-rata 5,4 persen. Kemudian dalam periode yang sama India rata-rata pertumbuhan ekonominya 7 persen dan China mampu tumbuh 7,7 persen.Â
Advertisement
Sementara itu, rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia dalam satu dekade hanya 3,7 persen. Begitu juga dengan ekonomi negara-negara maju yang pertumbuhannya relatif melandai.Â
"Pertumbuhan rata-rata ekonomi dunia selama 10 tahun di 3,7 persen. Artinya negara-negara maju dalam hal ini tumbuh selalu relatif lebih rendah dan negara developing yang lain juga lebih rendah," kata dia.Â
Indonesia Bisa Naik Kelas
Sri Mulyani mengatakan, jika Indonesia bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata dunia, bukan tidak mungkin RI bisa naik kelas.Â
"Kalau Indonesia terus mempertahankan pertumbuhan di atas pertumbuhan ekonomi dunia, tentu kita akan mencapai konvergensi menuju negara maju," imbuhnya.
Sebagai informasi, pada tahun 2024, Pemerintah memprediksikan ekonomi Indonesia tumbuh mencapai 5,3 hingga 5,7 persen di 2024. Target tersebut juga dipatok dalam rangka mempercepat transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Mengingat sudah berakhirnya pandemi COVID-19.
Â
Laju Inflasi
Dari sisi inflasi diperkirakan dapat mencapai 1,5 hingga 3,5 persen tahun depan. Lalu, nilai tukar rupiah menjadi Rp 14.700 hingga Rp 15.300 per USD dan tingkat suku bunga SBN 10 Tahun berada di kisaran 6 persen sampai dengan 6,91 persen.
Harga minyak mentah Indonesia tahun 2024 ditetapkan senilai USD 75 hingga USD 85 per barel. Llifting minyak bumi 597 ribu hingga 652 ribu barel per hari dan lifting gas 999 ribu hingga 1,05 juta barel setara minyak per hari.
Kebijakan di 2024 di sektor APBN disebut akan dirancang untuk mampu merespons dinamika perekonomian domestik dan global, sekaligus menjawab tantangan serta mendukung pencapaian target pembangunan secara optimal.
"Agenda pembangunan 2024 diarahkan untuk mempercepat transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," tandasnya.
Â
Â
Advertisement
Jadi Negara Maju, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia harus 7 Persen Tiap Tahun
Sebelumnya, pemerintah menargetkan Indonesia menjadi negara maju pada 2045 mendatang. Ambisi besar tersebut akan dimuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)Â 2025-2045.
Deputi Bidang Deputi Bidang Ekonomi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia harus mencapai 6 sampai 7 persen per tahun untuk menjadi negara maju.
"Ya, ekonomi kita harus tumbuh antara 6 sampai 7 persen. Rata-rata ke depan," ujarnya dalam acara diskusi publik RPJPN 2025-2045 di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (30/5).
Selain itu, Gross National Income (GNI) per kapita Indonesia juga ditargetkan mencapai USD 30.300 pada 2045 mendatang. Penetapan angka GNI per kapita ini setara negara maju.
"Caranya dengan memperkuat industrialisasi, kita juga harus mencari sumber ekonomi baru melalui blue economy, economy creative, dan renewable energy," paparnya.
Daya saing sumber daya manusia juga perlu ditingkatkan dengan Human Capital Index (HCI) sebesar 0,73. Selanjutnya, intensitas emisi GRK menuju net zero emission akan diturunkan hingga 93,5 persen.
Terakhir, kepemimpinan dan pengaruh internasional Indonesia perlu untuk lebih ditingkatkan. Global Power Index ditargetkan berada di posisi 15 besar pada 2045 mendatang.
Sri Mulyani Patok Nilai Tukar Rupiah 14.700-15.300 per Dolar AS di APBN 2024
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mematok nilai tukar rupiah berkisar antara Rp 14.700-15.300 per Dolar Amerika Serikat (AS). Menyusul posisi rupiah sendiri yang tengah menguat hingga Mei 2023.
Hal ini disampaikan Menkeu usai mengikuti Rapat Paripurna di DPR RI membahas tentang Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2024.
"Untuk APBN 2024 kisaran nilai tukar tadi adalah 14.700 hingga Rp 15.300 dalam kondisi 2022 dan hingga bulan Mei ini rupiah kita relatif tadi yang saya Sebutkan High performance," ujarnya usai Rapat Paripurna di Gedung DPR RI, Jumat (19/5/2023).
Menkeu Sri Mulyani bilang, penguatan nilai tukar rupiah ini juga sejalan dengan kondisi ekspor-inpor yang cukup baik. Terbukti dari catatan surplus yang masih dibukukan.
Selain itu, mulai kembali masuknya arus pendanaan (capital inflow) ke Indonesia juga dinilai jadi satu pertanda baik di mata Sri Mulyani.
"Karena secara eksternal kita cukup baik di mana tadi saya Sebutkan neraca perdagangan ekspor impor kita membaik dan sudah terjadi Capital inflow lagi, Ini menimbulkan dukungan fondasi bagi rupiah kita untuk tetap terjaga stabil," terang Sri Mulyani.
Informasi, pemerintah sendiri mematok ekonomi Indonesia mampu tumbuh sebesar 5,7 persen di 2024 mendatang. Pada saat yang sama, inflasi juga diprediksi bisa stabil di tahun depan.Â
Advertisement