Sukses

6.500 Petani Kopi dan Cokelat di Indonesia Dapat Pelatihan Ekspor

Bapennas gandeng United Stated Agency for Internasional Development (USAID) memberikan pelatihan kepada 6.500 petani coklat dan kopi di sejumlah wilayah di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (PPN)/Bapennas gandeng United Stated Agency for Internasional Development (USAID) memberikan pelatihan kepada 6.500 petani coklat dan kopi di sejumlah wilayah di Indonesia. 

Program yang disebut LASCARCOCO, The Landscape Approach to Suistanable and Climate Change Resilient Cocoa and Coffee Agroforesty, itu bakal melibatkan semua unsur, dari hulu hingga hilir. 

Seperti pelatihan bagaimana menanam kopi dan coklat dengan tetap memperhatikan perubahan iklim berkelanjutan. Pengemasan, hingga pasar ekspor akan difasilitasi program yang diluncurkan di BT Cocoa, Kota Tangerang.

"Kami ini adalah government to government (G to G) yakni kerjasama dua pemerintah, kami dari pemerintah Indonesia diwakili Bapennas, lalu Amerika Serikat diwakili USAID, ditandatangani 2020, ada beberapa program salah satunya suistanable industrial. Salah satunya yang berdampak pada aspek ekonomi sosial lingkungan, sejalan dengan RPJMN 2020-2024 ada proriritas nasional pelestarian lingkungan dan sudah jadi kesepakatan bersama," jelas Nur Hygiawati Rahayu, Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air, Rabu (31/5/2023).

Sementara, Jeffery P. Cohen, Mission Director of USAID Indonesia mengatakan, 6.500 petani coklat dan kopi yang bakal menerima pelatihan berasal dari Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur, mengenai praktik wanatani berkelanjutan dengan sasaran Kabupaten/Kota yang produksinya menurun selama beberapa tahun terakhir karena dampak perubahan iklim, dan juga pohon yang sudah tua, hama, dan wabah penyakit serta penurunan kesuburan tanah.

"USAID mendukung upaya Indonesia untuk menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan konservasi. Kemitraan baru ini akan mendorong petani kakao dan kopi untuk mengadopsi praktik wanatani berkelanjutan yang meningkatkan tutupan hutan dan mendiversifikasi tanaman, serta memperkuat kemampuan mereka untuk beradaptasi terhadap guncangan iklim," jelas Jeffery.

 

2 dari 3 halaman

Tumpang Sari

Nantinya, LASCARCOCO bakal bekerja untuk meningkatkan mata pencaharian berkelanjutan melalui pelatihan praktik pertanian yang baik dan wanatani cerdas iklim. Dimana kakao dan kopi ditanam secara tumpang sari dengan tanaman penghasil pendapatan lainnya yang dilakukan oleh Olam Food Ingredients (OFI). 

Progam ini, bakal mempromosikan pengelolaan lanskap yang ramah iklim untuk meningkatkan kesadaran, kapasitas, dan keterlibatan petani kecil dan masyarakat lokal dalam upaya adaptasi perubahan iklim.

"Petani kecil berada di garis depan untuk mengatasi krisis iklim, tanpa sumber daya dan masukan yang tepat, petani kecil tidak dapat berkembang dengan cukup cepat untuk mencari nafkah dan dunia bisa mengalami kekurangan pasokan kopi dan coklat yang disukai," kata Ravi Pokhriyal, President and Regional Head Asia Pasific OFI.

 

3 dari 3 halaman

Pemasaran

Bukan hanya itu, pihaknya juga bakal membantu memasarkan produk unggulan dari kopi dan coklat tersebut dengan membeli dan menggiling di pabrik milik OFI dan memasarkannya ke seluruh pasar miliknya.

"Makanya, perubahan iklim itu kita lihat bawa petani sangat berpengaruh dan mereka tidak tangguh terhadap perubahan iklim dan itu tanggungjawab kita agar petani semakin tangguh. Kita yakin pelaksanaan program LASCARCOCO membuat perubahan dan menyentuh di tingkat perubahan para petani," ungkap Ravi.

Diketahui, kemitraan ini akan menciptakan rantai pasokan yang transparan dan dapat ditelusuri untuk petani terdaftar di aplikasi Sistem Informasi Petani (OFIS) Olam. Sistem ini, memberikan visibilitas lengkap tentang kredensial lingkungan hidup dan sosial dari kako dan kopi yang diproduksi oleh program ini.