Roda perusahaan terus bergulir, dan ada saatnya bisnis yang Anda jalani tengah berada dalam ambang kritis. Ketika itupula pemilik merasa ingin menjual perusahaan yang telah dirintis sekian lama.
Terkadang, kesepakatan penjualan perusahaan mengalami jalan buntu, bahkan berakibat pada kegagalan meski Anda sudah menginvestasikan banyak waktu, uang dan tenaga dalam proses negosiasi.
Dari sini akan timbul pertanyaan, mengapa penawaran perusahaan bisa gagal? Seperti dilansir dari laman Inc.com, Jumat (8/3/2013) berikut alasan untuk dapat memastikan kegagalan tersebut saat Anda berniat melelang perusahaan.
1. Keuangan tidak cukup baik
Ketika Anda mencoba menjual bisnisnya, Anda belum paham dengan harapan-harapan mitra kerja saat proses negosiasi berlangsung. Walaupun Anda pandai menjalankan perusahaan, belum tentu Anda akrab dengan tahap merjer dan akuisisi sebuah perusahaan. Hal ini menjadi salah satu hambatan yang mampu menggagalkan proses tersebut, sehingga pemahaman sistemik sangatlah penting.
2. Pemilik berubah pikiran
Banyak pemilik perusahaan ragu tentang niatnya menjual perusahaan. Bahkan pikiran itu bisa berubah saat pasar kembali membaik selama bertahun-tahun mengalami masa sulit. Kondisi itu tentu saja membawa angin segar bagi pemilik untuk bangkit menjalankan bisnisnya lagi dan akhirnya memutuskan untuk bertahan lebih lama.
Alasan lain, karena pemilik menolak terhadap tawaran pembeli yang memasang harga jauh dari harapan. Ini bisa terjadi apabila pemilik serakah dan hanya memikirkan valuasi semata.
Â
3. Pemilik kehilangan fokus
Saat penawaran perusahaan, klien atau mitra calon pembeli Anda datang dan antusias untuk mendesain ulang produk andalan perusahaan atau berupa penggabungan perusahaan apabila niat membeli terealisasi. Lalu Anda tidak dapat menerimanya, padahal perusahaan harus terus berkembang dan mengimplementasikan produk atau jasa baru sebagai sebuah strategi.
4. Data tidak tersedia
Calon pembeli biasanya akan meminta rincian atau data mengenai laporan keuangan, seperti pendapatan dan marjin perusahaan. Namun keinginan tersebut tidak bisa dipenuhi karena Anda tidak dapat melacak data tersebut, dan itu berarti Anda harus mencari karyawan yang tahu tentang masalah ini. Akibat kejadian itu, penjual sering menjadi frustasi, bahkan marah dengan tuntutan pembeli sehingga proses penawaran berlalu begitu saja.
5. Kinerja perusahaan berubah drastis dari ekspektasi
Ketika sebuah perusahaan gagal mencapai target yang ditetapkan, maka calon pembeli akan meminta informasi mengenai faktor yang mempengaruhi kinerja negatif itu. Alhasil, calon pembeli bakal memberikan penawaran harga jauh di bawah harapan dan penjual tidak menyepakati angka tersebut.
Menjual perusahaan adalah proses yang rumit. Namun apabila Anda ingin menghindari 'kematian' perusahaan, Anda harus mencapai kinerja perseroan yang positif.(Fik/Ndw)
Terkadang, kesepakatan penjualan perusahaan mengalami jalan buntu, bahkan berakibat pada kegagalan meski Anda sudah menginvestasikan banyak waktu, uang dan tenaga dalam proses negosiasi.
Dari sini akan timbul pertanyaan, mengapa penawaran perusahaan bisa gagal? Seperti dilansir dari laman Inc.com, Jumat (8/3/2013) berikut alasan untuk dapat memastikan kegagalan tersebut saat Anda berniat melelang perusahaan.
1. Keuangan tidak cukup baik
Ketika Anda mencoba menjual bisnisnya, Anda belum paham dengan harapan-harapan mitra kerja saat proses negosiasi berlangsung. Walaupun Anda pandai menjalankan perusahaan, belum tentu Anda akrab dengan tahap merjer dan akuisisi sebuah perusahaan. Hal ini menjadi salah satu hambatan yang mampu menggagalkan proses tersebut, sehingga pemahaman sistemik sangatlah penting.
2. Pemilik berubah pikiran
Banyak pemilik perusahaan ragu tentang niatnya menjual perusahaan. Bahkan pikiran itu bisa berubah saat pasar kembali membaik selama bertahun-tahun mengalami masa sulit. Kondisi itu tentu saja membawa angin segar bagi pemilik untuk bangkit menjalankan bisnisnya lagi dan akhirnya memutuskan untuk bertahan lebih lama.
Alasan lain, karena pemilik menolak terhadap tawaran pembeli yang memasang harga jauh dari harapan. Ini bisa terjadi apabila pemilik serakah dan hanya memikirkan valuasi semata.
Â
3. Pemilik kehilangan fokus
Saat penawaran perusahaan, klien atau mitra calon pembeli Anda datang dan antusias untuk mendesain ulang produk andalan perusahaan atau berupa penggabungan perusahaan apabila niat membeli terealisasi. Lalu Anda tidak dapat menerimanya, padahal perusahaan harus terus berkembang dan mengimplementasikan produk atau jasa baru sebagai sebuah strategi.
4. Data tidak tersedia
Calon pembeli biasanya akan meminta rincian atau data mengenai laporan keuangan, seperti pendapatan dan marjin perusahaan. Namun keinginan tersebut tidak bisa dipenuhi karena Anda tidak dapat melacak data tersebut, dan itu berarti Anda harus mencari karyawan yang tahu tentang masalah ini. Akibat kejadian itu, penjual sering menjadi frustasi, bahkan marah dengan tuntutan pembeli sehingga proses penawaran berlalu begitu saja.
5. Kinerja perusahaan berubah drastis dari ekspektasi
Ketika sebuah perusahaan gagal mencapai target yang ditetapkan, maka calon pembeli akan meminta informasi mengenai faktor yang mempengaruhi kinerja negatif itu. Alhasil, calon pembeli bakal memberikan penawaran harga jauh di bawah harapan dan penjual tidak menyepakati angka tersebut.
Menjual perusahaan adalah proses yang rumit. Namun apabila Anda ingin menghindari 'kematian' perusahaan, Anda harus mencapai kinerja perseroan yang positif.(Fik/Ndw)