Sejumlah perusahaan tambang batu bara berencana membangun jalur khusus perkeretaapian, untuk mendukung logistik di sekitar lokasi tambang.
Perusahaan tersebut, antara lain PT Trans Kutai Kencana yang akan menanamkan investasi pada pembangunan jalur perkeretaapian khusus di Kabupaten Kutai Timur.
Biaya investasi pembangunan rel dari Muara Wahau sampai Lubuk Tutung diperkirakan mencapai Rp 11 triliun.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Hanggoro Budi Wiryawan, menuturkan, jalur perkeretaapian khusus ini akan mengangkut komoditas batu bara dari Muara Wahau ke Lubuk Lutung.
"Pembebasan tanah untuk jalur khusus ini sudah 90%. Kuartal pertama 2014 bisa ground breaking karena lelangnya sudah berjalan, tanah sudah hampir selesai, tinggal beberapa perizinan yang perlu dituntaskan," jelas Hanggoro, Jumat (8/3/2013).
Selain di Kutai Timur, pembangunan jalur perkeretaapian khusus juga berlangsung di Sumatera Selatan, menghubungkan jalur Tanjung Enim-Srengsem. Adapun komoditas yang diangkut melalui jalur ini adalah batu bara.
"Pembangunan jalur ini dilakukan PT Bukit Asam Transpasific Railways, dengan perkiraan biaya mencapai Rp 21 triliun," imbuh dia.
Hanggoro mengatakan, PT KAI juga akan membangun jalur Muara Enim-Lahat, karena di antara dua daerah ini banyak sekali perusahaan tambang swasta. Bisa dipastikan jalur ini akan ramai logistik batu bara. Kendati demikian, diperkirakan rencana tersebut baru terealisasi 2016.
Perusahaan lainnya, PT Priamanaya Djan Internasional yang tertarik berinvestasi di jalur khusus kereta api, untuk memenuhi kebutuhan logistik sekitar lokasi tambang yang tersebar di beberapa titik di Sumatera Selatan. Adapun jalur yang dipilih adalah melalui Merapi-Serdang-Patra Tani.
Berdasarkan perhitungan, kapasitas produksi yang bisa ditransfer lewat jalur ini lebih kurang 2,5 juta ton per tahun pada 2013, dan meningkat menjadi 5 juta ton per tahun di 2017. (Est/Nur)
Perusahaan tersebut, antara lain PT Trans Kutai Kencana yang akan menanamkan investasi pada pembangunan jalur perkeretaapian khusus di Kabupaten Kutai Timur.
Biaya investasi pembangunan rel dari Muara Wahau sampai Lubuk Tutung diperkirakan mencapai Rp 11 triliun.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Hanggoro Budi Wiryawan, menuturkan, jalur perkeretaapian khusus ini akan mengangkut komoditas batu bara dari Muara Wahau ke Lubuk Lutung.
"Pembebasan tanah untuk jalur khusus ini sudah 90%. Kuartal pertama 2014 bisa ground breaking karena lelangnya sudah berjalan, tanah sudah hampir selesai, tinggal beberapa perizinan yang perlu dituntaskan," jelas Hanggoro, Jumat (8/3/2013).
Selain di Kutai Timur, pembangunan jalur perkeretaapian khusus juga berlangsung di Sumatera Selatan, menghubungkan jalur Tanjung Enim-Srengsem. Adapun komoditas yang diangkut melalui jalur ini adalah batu bara.
"Pembangunan jalur ini dilakukan PT Bukit Asam Transpasific Railways, dengan perkiraan biaya mencapai Rp 21 triliun," imbuh dia.
Hanggoro mengatakan, PT KAI juga akan membangun jalur Muara Enim-Lahat, karena di antara dua daerah ini banyak sekali perusahaan tambang swasta. Bisa dipastikan jalur ini akan ramai logistik batu bara. Kendati demikian, diperkirakan rencana tersebut baru terealisasi 2016.
Perusahaan lainnya, PT Priamanaya Djan Internasional yang tertarik berinvestasi di jalur khusus kereta api, untuk memenuhi kebutuhan logistik sekitar lokasi tambang yang tersebar di beberapa titik di Sumatera Selatan. Adapun jalur yang dipilih adalah melalui Merapi-Serdang-Patra Tani.
Berdasarkan perhitungan, kapasitas produksi yang bisa ditransfer lewat jalur ini lebih kurang 2,5 juta ton per tahun pada 2013, dan meningkat menjadi 5 juta ton per tahun di 2017. (Est/Nur)