Sukses

Gandeng MPXL, China Garap Pembangunan Pulp Project di Tarakan

Pembangunan Pulp Project di Tarakan atau disebut juga Phoenix Resources International Project di Kalimantan Utara.

Liputan6.com, Jakarta MPXL Logistics Tandatangi MoU Kemitraan Strategis dengan Perusahaan Top Fortune dari China, terkait Proyek Phoenix Resources International Project, Tarakan, Kalimantan Utara

MPX Logistics Internasional (MPXL Tbk), sebuah perusahaan logistik berskala Internasional terkemuka melakukan penandatanganan kontrak kemitraan strategis dengan PT China West Development Indonesia untuk proyek-proyek di Indonesia. MoU ini juga mencakup pembelian material semen curah OPC sebanyak 100.000 ton lebih.

Sebagai anak perusahaan dari China State Construction Corporation (CSCEC), PT China West Development Indonesia termasuk perusahaan konstruksi dengan reputasi mumpuni.

Dari data yang kami ketahui, CSCEC ini adalah perusahaan public terbesar di Industri Beton China dan merupakan salah satu dari 500 perusahaan Top Fortune di China. Tak hanya itu, perusahaan asal China ini juga perusahaan urutan 20 teratas di industri bahan bangunan China. 

Penandatanganan dilakukan di Swissotel Jakarta PIK Avenue. Nota kesepemahaman ini menandai kesepakatan awal untuk kerjasama yang erat antara MPX Logistics Internasional dan PT. China West Development Indonesia. MPXL akan bertindak sebagai penyedia logistik dan transportasi untuk proyek konstruksi yang dilakukan oleh PT. China West Development Indonesia di Indonesia.

"Kami sangat bangga dapat mengerjakan proyek bersama PT. China West Development Indonesia untuk mendukung kemajuan infrastruktur di Indonesia," kata Direktur Utama (Dirut) MPX Logistics Internasional Wijaya Candera dikutip Senin (5/6/2023)

"Kemitraan ini akan menjamin pengiriman yang efisien, andal, dan terukur dari material konstruksi ke lokasi proyek." Sambungnya lagi.

Proyek pertama yang akan digarap adalah Pembangunan Pulp Project di Tarakan atau di Sebut juga Phoenix Resources International Project , Kalimantan Utara. MPXL akan mengatur pengiriman material senilai Rp 130 Miliar selama 15 bulan, serta penyewaan alat berat.

Kalimantan utara sendiri saat ini merupakan salah satu propinsi yang akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI). Ini akan meningkatkan investasi dari perusahaan nasional dan multinasional karena sumber Energi hijau yang murah dan ramah lingkungan. 

 

2 dari 4 halaman

Industri Logistik

MPXL memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas dalam industri logistik yang meliputi jaringan transportasi, material proyek dan pergudangan. Penandatanganan MoU ini akan memungkinkan MPXL untuk menggunakan keahliannya dalam menyediakan ekspedisi dan pengaturan logistik yang tepat waktu dan efisien.

“Adanya penandatanganan MoU ini adalah wujud kepercayaan dari mitra kami, dan juga dengan MOU ini MPXL secara resmi masuk juga di bisnis penyewaan alat berat sebagai divisi baru perusahaan kami. Saya berharap kerjasama ini dapat menjadi acuan bagi kami untuk selalu bersemangat menggali proyek-proyek baru dan akan selalu ikut andil dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.” Jelasnya . 

MPXL terus berupaya untuk mengembangkan jaringan logistik yang kuat dan membantu perusahaan-perusahaan nasional dan internasional memenuhi kebutuhan logistik mereka. Melalui kemitraan strategis ini, MPXL akan memperkuat posisinya di industri logistik Indonesia dan dapat membantu meningkatkan kemajuan infrastruktur di Indonesia.

Sebagai perusahaan logistik terkemuka, MPX Logistics memiliki visi untuk memberikan layanan yang unggul dan terpercaya bagi pelanggan di seluruh Indonesia. Dengan kemitraan strategis ini, MPXL akan menambah nilai terhadap proyek-proyek di Indonesia melalui pengiriman material yang tepat waktu dan efisien.

Kontrak kemitraan strategis ini adalah langkah maju penting bagi MPXL dalam memperkuat posisinya sebagai penyedia logistik terkemuka yang mampu mengatasi tantangan logistik di Indonesia. 

3 dari 4 halaman

Asosiasi Logistik: Akibat Jalan Rusak, Waktu Tempuh Harusnya 1 Jam Jadi 5 Jam

Kondisi jalan rusak tidak hanya terjadi di Provinsi Lampung, tapi juga tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Total, ada sekitar 52 persen jaringan jalan buruk di daerah. 

Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi, menilai bahwa jalan rusak yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia tentu akan menggangu kegiatan perekonomian, khususnya distribusi logistik.

"Bahwa dengan banyaknya jalan rusak itu akan menganggu kelancaran ekonomi, khususnya di tempat-tempat yang ada kegiatan ekonomi, seperti pasar-pasar, maupun distribusi kebutuhan pokok sehari-hari kepada masyarakat," kata Yukki kepada Liputan6.com, Selasa (9/5/2023).

Berdasarkan pengamatannya, jika kondisi jalan baik maka akan mempercepat waktu tempuh distribusi. Sebaliknya, apabila jalan rusak maka waktu tempuh akan melambat, bahkan melebihi perkiraan.

"Informasi yang saya dapat, kalau jalan itu bagus bisa ditempuh dalam waktu 1 jam. Karena jalanan tidak baik maka waktu tempuhnya jadi 5 jam," ujarnya.

Selain itu, dampak negatif jalan yang rusak juga berpengaruh terhadap barang yang diangkut. Oleh karena itu, DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) sangat mendukung langkah pemerintah pusat yang mengambil alih pembenahan jalan di daerah.

Sebelumnya, Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan dan Penguatan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno, menyebut salah satu penyebab utama jalan rusak adalah truk yang mengangkut melebihi tonase dan dimensi.

Menurut Yukki, Pemerintah sudah mengatur ketentuan jalan yang boleh dilewati oleh truk-truk, baik ke provinsi hingga ke kabupaten. Maka, tidak boleh menyalahkan pihak tertentu.

"Itu ada ketentuan aturannya, jalan negara, provinsi, jalan kabupaten/kota. Presiden saat ini sedang mencari solusi, kok malah menyalahkan pihak tertentu. Kalau tidak ada yang mengakut ke suatu daerah gimana? Kebutuhan masyarakat tidak dapat dipenuhi," pungkasnya. 

4 dari 4 halaman

Ternyata, Ini Alasan Banyak Jalan Rusak di Indonesia dan Tak Segera Diperbaiki

Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja mengungkap salah satu penyebab banyaknya jalan rusak di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Salah satunya karena adanya anggaran perbaikan jalan yang dialihkan untuk penanganan Covid-19.

Diketahui, sejak 2019 lalu, sejumlah anggaran dilakukan pengalihan untuk menangani dampak dari pandemi Covid-19 di Indonesia. Salah satunya adalah anggaran untuk perbaikan dan perawatan kondisi jalan di Indonesia.

"Memang ada 1 kondisi jalan di banyak provinsi yang menurun pemantapannya atau kualitasnya, bahwa selama 3 tahun terakhir kita berhadapan dengan pandemi, situasi pandemi, budget kita kan banyak yang dialihkan, dialokasikan untuk kebutuhan yang sangat prioritas untuk penanganan covid," ujar Endra dalam keterangan yang diterima Liputan6.com, Senin (8/5/2023).

Atas adanya pengalihan anggaran, ada sejumlah jalan yang tidak mendapat perawatan. Sehingga pada akhirnya mengalami kerusakan dan tak langsung diperbaiki karena keterbatasan anggaran.

"Jadi memang salah satu yang terdampak itu di sektor jalanm di banyak jalan yang tidak atau kurang mendapatkan penanganan selama pandemi tersebut," kata dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau langsung beberapa ruas jalan rusak di Lampung pada Jumat 5 Mei 2023. Setelah peninjauan tersebut Jokowi memerintahkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Menteri PUPR) Basuki Hadimuljono untuk mengambil alih perbaikan jalan rusak Lampung tersebut.

"Tapi karena kerusakan jalan daerah ini memang sudah lama, perbaikannya akan diambil alih oleh pemerintah pusat. Tahun ini khusus untuk Lampung, pemerintah pusat akan mengucurkan anggaran kurang lebih Rp 800 miliar untuk 15 ruas jalan daerah," kata Jokowi.