Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) memprediksi pertumbuhan ekonomi global akan meningkat secara moderat tahun ini karena efek penuh dari kenaikan suku bunga bank sentral di negara maju.
Mengutip US News, Rabu (7/6/2023) OECD memproyeksi ekonomi global akan tumbuh 2,7 persen tahun ini, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar 2,6 persen pada Maret 2023.
Baca Juga
Meski didorong oleh pencabutan kebijakan nol-COVID di China, OECD memperkirakan, ekonomi global masih akan tumbuh dalam tingkat terendah sejak krisis keuangan global 2008-2009.
Advertisement
Pertumbuhan kemudian akan meningkat sedikit di 2024 mendatang menjadi 2,9Â persen - tidak berubah dari perkiraan bulan Maret - karena dampak kenaikan suku bunga oleh bank sentral utama selama setahun terakhir semakin menyeret investasi swasta, dimulai dengan pasar perumahan.
OECD juga memperkirakan bahwa inflasi di negara anggota G20 akan turun dari 7,8 persen tahun lalu menjadi 6,1 persen tahun ini dan 4,7 persen pada tahun 2024 - masih jauh di atas banyak target bank sentral meskipun ada kenaikan suku bunga.
Sedangkan di kawasan Eropa, OECD memprediksi bank sentral Eropa masih terus menaikkan suku bunga dalam menghadapi inflasi inti yang masih tinggi, dengan puncaknya terlihat pada kuartal ketiga.
Diperkirakan ECB kemudian akan mempertahankan suku bunga utamanya di 4,25 persen hingga akhir 2024.
Adapun ekonomi AS yang diprediksi tumbuh 1,6 persen tahun ini sebelum melambat menjadi 1 persen pada tahun 2024, dengan efek lambat dari kenaikan suku bunga yang memukul ekonomi terbesar dunia itu dengan sangat keras, demikian menurut OECD.
Â
Bank Dunia Ramal Ekonomi Global Tumbuh 2,1 Persen di 2023
Bank Dunia menaikkan prospek pertumbuhan ekonomi global di 2023 karena Amerika Serikat, China, dan negara ekonomi besar lainnya bertahan dari krisis, meski masih menghadapi kenaikan suku bunga yang tinggi.
Melansir US News, Rabu (7/6/2023) Bank Dunia dalam laporan Prospek Ekonomi Global terbarunya mengatakan bahwa PDB atau pertumbuhan ekonomi global diproyeksi akan tumbuh 2,1 persen tahun ini.
Angka itu menandai kenaikan dari perkiraan 1,7 persen yang dikeluarkan pada bulan Januari, tetapi masih di bawah tingkat pertumbuhan 2022 sebesar 3,1 persen.
Sementara untuk tahun 2024, Bank Dunia memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,4 persen dari 2,7 persen pada Januari.
Pemangkasan ini imbas dari efek perlambatan dari pengetatan moneter bank sentral, serta kondisi kredit yang lebih ketat yang mengurangi investasi bisnis dan residensial.
Bank Dunia menyebut, faktor-faktor ini akan memperlambat pertumbuhan lebih lanjut pada paruh kedua tahun 2023 dan memasuki tahun 2024.
Kepala Ekonom Bank Dunia, Indermit Gill memberikan pandangan suram pada perkiraan baru, mengatakan bahwa 2023 masih akan menandai salah satu tahun pertumbuhan paling lambat untuk negara maju dalam lima dekade terakhir.
Dia juga memprediksi, dua pertiga negara berkembang akan melihat pertumbuhan yang lebih rendah daripada tahun 2022, menghadapi kemunduran besar pada pemulihan pandemi dan pengentasan kemiskinan serta meningkatnya kesulitan utang.
"Bahkan hingga akhir tahun depan, sepertiga negara berkembang tidak akan mengalahkan tingkat pendapatan per kapita yang mereka miliki pada akhir 2019," ungkap Gill kepada wartawan.
"Itu lima tahun yang terbuang untuk hampir sepertiga negara di dunia," ujar Ekonom World Bank atau Bank Dunia.
Advertisement
Bank Dunia Proyeksi Ekonomi AS Tumbuh 1,1 Persen di 2023
Bank Dunia memproyeksi pertumbuhan ekonomi AS untuk tahun 2023 sebesar 1,1 persen, lebih dari dua kali lipat dari perkiraan 0,5Â persen pada bulan Januari.
Sementara pertumbuhan ekonomi China diperkirakan akan naik menjadi 5,6Â persen, dibandingkan dengan perkiraan 4,3Â persen pada bulan Januari setelah pertumbuhan yang berkurang akibat COVID sebesar 3Â persen pada tahun 2022 .
Bank Dunia juga memangkas separuh perkiraan pertumbuhan AS 2024 sebelumnya menjadi 0,8 persen, dan memangkas perkiraan China sebesar 0,4 poin persentase menjadi 4,6Â persen.
Adapun Zona euro yang mendapat perkiraan kenaikan menjadi pertumbuhan 0,4 persen untuk tahun 2023 dari prospek datar di bulan Januari, namun perkiraan untuk tahun depan juga sedikit terpangkas.Â