Sukses

Angin Segar Janet Yellen: Inflasi AS Bakal Terus Membaik Hingga 2 Tahun ke Depan

Yellen juga melihat tanda-tanda pelonggaran tekanan di pasar tenaga kerja, yang mungkin penting untuk menurunkan inflasi.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Amerika Serikat, Janet Yellen mengungkapkan bahwa ada kemajuan berkelanjutan dalam penurunan inflasi AS dan perekonomian bertahan didukung kuatnya belanja konsumen, meski masih ada perlambatan di sejumlah sektor.

"Saya telah mengatakan sekarang selama hampir satu tahun bahwa saya melihat jalan penurunan inflasi sambil mempertahankan pasar tenaga kerja yang kuat. Dan menurut saya data yang kami lihat baru-baru ini dan selama setahun terakhir, menunjukkan bahwa kami berada di jalur dengan karakteristik tersebut," kata Yellen, dikutip dari CNBC International, Kamis (8/6/2023).

"Jadi jelas pasar tenaga kerja tetap kuat, dengan pengangguran mendekati posisi terendah dalam 50 tahun dan penciptaan lapangan kerja yang sangat sehat," sebutnya.

Yellen juga melihat tanda-tanda pelonggaran tekanan di pasar tenaga kerja, yang mungkin penting untuk menurunkan inflasi. Tingkat cepat telah meningkat sedikit.

"Secara keseluruhan, pasar tenaga kerja tetap sangat kuat dan inflasi sekarang turun sekitar 4 persen dari puncaknya, dan saya pikir kita akan terus melihat kemajuan selama dua tahun ke depan," ujar Menkeu AS.

Menurutnya, ukan hanya masalah perekrutan dan tingkat pengangguran yang menentukan tekanan di pasar tenaga kerja AS.

"Ini juga tentang lowongan pekerjaan dan seberapa kuat keinginan perusahaan untuk mempekerjakan. Perekonomian agak melambat, dan kami melihat lebih sedikit tekanan dari perusahaan yang mencoba membangun kembali pekerjaan mereka, tenaga kerja mereka, tetapi kami masih memiliki pasar tenaga kerja yang sangat sehat, kenaikan upah signifikan, namun demikian, kami melihat sedikit pelonggaran tekanan," jelas Yellen.

2 dari 3 halaman

Janet Yellen Buka Suara Soal Undang-Undang Penangguhan Batas Utang AS

Yellen juga buka suara terkait pennandatangan Undang-Undang Penangguhan Batas Utang oleh Presiden Joe Biden, untuk menunda pembayaran utang pemerintah hingga 1 Januari 2025 pada 3 Juni lalu.

"Yang dapat saya sampaikan adalah apa yang saya katakan dan apa yang dikatakan Presiden Biden sejak awal adalah bahwa untuk melindungi ekonomi dan pasar keuangan kita dari bencana, yang diperlukan adalah menemukan pendekatan bipartisan konsensual untuk menaikkan plafon utang dan itu adalah fokus saya," ujar Yellen kepada CNBC.

Itulah fokus Presiden Biden. Itu yang dicapai. Saya pikir ini adalah kemenangan bagi rakyat Amerika karena jika plafon utang tidak dinaikkan, terlepas dari pendekatan apa yang diambil, Konsekuensinya akan sangat merugikan, sangat signifikan dan sangat negatif," jelasnya.

3 dari 3 halaman

Masih Ada Ancaman Resesi

Selain itu, Yellen juga menyatakan dirinya yakin bahwa masih ada risiko resesi pada ekonomi AS. Hal ini dikarenakan perekomonian global yang masih dilanda ketidakpastian.

"Saya percaya bahwa resesi akan sangat mungkin terjadi. Dan kita bisa mengalami krisis keuangan global, suku bunga yang lebih tinggi untuk waktu yang sangat lama," sebut Yellen.

"Jadi untungnya, meskipun saldo kami turun ke level yang sangat rendah. Kami terus dapat membayar semua utang Amerika. Dan penting untuk disadari bahwa ada komitmen dari semua pihak dalam negosiasi ini, untuk tidak gagal membayar hutang untuk menemukan solusi bipartisan dan saya pikir itu adalah kemenangan bagi rakyat Amerika yang terjadi, dan penting juga untuk menyadari bahwa Jaminan Sosial dan kesehatan dilindungi," jelasnya.