Sukses

Sindir Menko Airlangga hingga Menkes Jarang Datangi Kemenkeu, Sri Mulyani: Sudah Kangen

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengaku jika Menko Airlangga Hartarto hingga Menkes Budi Gunadi Sadikin sudah tidak pernah mengunjungi Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengaku rindu dengan kehadiran Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Hal itu disampaikan Sri Mulyani dihadapan Airlangga yang menghadiri acara The New SINSW dan agenda diskusi: Let's Talk about INSW, Jumat (9/6/2023).

"Yang kami hormati bapak Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, sudah lama gak ke sini bapak, kita lihatnya di instagram bapak saja, jadi sudah kangen ga diliatin bapak," kata Menkeu.

Tak hanya Airlangga Hartarto, yang menjadi perhatian Sri Mulyani. Melainkan juga kehadiran menteri lainnya, diantaranya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang.

"Pak Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang baru pulang dari Korea, sudah mampir ke sini terimakasih. Pak Menteri Perindustrian yang sudah lama tidak nengok ke sini, terimakasih hadirnya," ujar Menkeu.

Kemudian bendahara negara ini juga berterimakasih atas kehadiran Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Pasalnya, Sri mengaku jarang bertemu dengan Menteri Kesehatan.

"Pak Menteri Kesehatan yang sering telpon saya tapi tidak pernah ke sini (ke Kemenkeu) secara fisik, terimakasih pak Budi (sudah hadir)," ucap Menkeu.

Lebih lanjut, adapun kegiatan The New SINSW dan agenda diskusi: Let's Talk about INSW diadakan dalam rangka memperingati Lembaga National Single Window (LNSW).

"Untuk memperingati sebenarnya hari jadi Lembaga National Single Window atau LNSW. Pak Menko menanyakan ulang tahunnya LNSW, kapan. Ya hari ini pak, saya bilang," ujarnya.

Menurut Menkeu yang paling penting bukan memperingati lembaganya, melainkan bagaimana semuanya bersinergi di dalam rangkan transformasi layanan publik untuk Indonesia maju.

 

 

 

2 dari 3 halaman

Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,03 Persen, Sri Mulyani: Ini Sangat Langka

Sebelumnya,, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkap Indonesia tengah mengalami momen langka. Utamanya dengan capaian kinerja perekonomian yang positif di tengah kondisi pelemahan ekonomi global.

Menurut catatannya, ekonomi Indonesia mampu bertahan tumbuh di angka 5,03 persen di kuartal I-2023. Ini yang membuat Indonesia menjadi perhatian seluruh negara di dunia.

"Meskipun kita juga melihat bulan Mei ini sudah sedikit menurun, namun ini adalah situasi yang sangat langka. Sebagian besar negara-negara yang selama ini pertumbuhan ekonominya baik, mereka dihadapkan pada perlemahan pertumbuhan ekonomi dan demand-nya juga melemah atau kontraktif," ujar Sri Mulyani dalam Bisnis Indonesia Gree Forum 2023, Selasa (6/6/2023).

Capaian ekonomi tadi diperkuat juga oleh kemampuan Indonesia mengendalikan tingkat inflasi. Salah satu kesuksesan pengendalian inflasi yang dibeberkan Sri Mulyani adalah pada momen Lebaran 2023 lalu.

Dia mengakui, biasanya terjadi lonjakan inflasi yang cukup tinggi. Namun, untuk tahun ini, dia melihat upaya stabilisasi harga yang berpengaruh pada inflasi cukup berhasil.

"Secara musiman biasanya demand-nya sangat tinggi dan itu bisa mendukung atau menciptakan dorongan terhadap kenaikan harga dan di sisi nilai tukar kita juga melihat Indonesia relatif stabil nilai tukar rata-rata rupiah tahun lalu terdepresiasinya 3,9 persen, seperti Malaysia yang 6,2 persen depresiasinya atau India Rupee yang turun 6,4 persen," paparnya.

"Kinerja perekonomian Indonesia yang membaik, inflasi yang rendah, nilai tukar yang relatif stabil dan tentu prospek ekonomi yang masih positif, kita mampu untuk menarik capital inflow, baik di capital market pasar saham maupun di surat berharga dan dalam bentuk foreign direct investment," sambungnya.

3 dari 3 halaman

Inflasi Mei 2023

Diberitakan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi Mei 2023 secara bulanan atau month to month (mtm) sebesar 0,09 persen. Sehingga inflasi tahunan atau year on year (YoY) dibanding Mei 2022 sebesar 4,00 persen, sementara inflasi tahun kalender atau year to date 1,10 persen.

Angka tersebut lebih rendah dibandingkan catatan inflasi April 2023. Kala itu, inflasi bulanan tercatat sebesar 0,33 persen, dengan inflasi tahunan mencapai 4,33 persen.

"Jika dilihat secara series, inflasi Mei 2023 secara bulan ke bulan lebih rendah dibandingkan inflasi bulan sebelumnya, sebesar 4,33 persen. Juga lebih rendah dibanding inflasi di bulan yang sama tahun lalu, Mei 2022 sebesar 0,40 persen," jelas Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini, Senin (5/6/2023).

Pudji menyampaikan, penyumbang inflasi bulanan tertinggi Mei 2023 adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan kontribusi sebesar 0,48 persen dan andilnya 0,13 persen.

"Tapi, inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau tersebut diredam oleh deflasi pada kelompok pakaian dan alas kaki, serta transportasi," imbuhnya.

Â